Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Helvi Moraza, menegaskan bahwa kolaborasi antara pelaku UMKM sangat penting untuk memperkuat perekonomian rakyat. Hal ini disampaikan saat menghadiri pelantikan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Penguatan Ekonomi Kerakyatan Nasional (Peknas) Sulawesi Tengah yang digelar di Sriti Convention Hall, Palu, Kamis (16/1).
Dalam sambutannya, Wamen Helvi menjelaskan bahwa konsep ekonomi kerakyatan tidak bertentangan dengan peran industri besar. Sebaliknya, sinergi antara kedua sektor ini bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Sulawesi Tengah memiliki potensi besar dalam bidang ketahanan pangan, energi, dan hilirisasi. Ketiga sektor ini menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan harus dimanfaatkan secara optimal,” ujar Helvi di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Wamen Helvi juga berharap Peknas dapat berperan sebagai operator yang profesional dalam mendukung pengembangan UMKM. Ia menekankan pentingnya mengintegrasikan berbagai pihak untuk memajukan sektor UMKM secara komprehensif.
Program Prioritas untuk UMKM
Di sela acara, Wamen Helvi memaparkan sejumlah program unggulan Kementerian UMKM, seperti digitalisasi UMKM, pengembangan sumber daya manusia, dan perluasan akses pendanaan. Salah satu fokus kementerian adalah menjaring talenta pengusaha berbakat melalui pelatihan berbasis kompetensi.
“Kami tidak hanya ingin sekadar mencatat jumlah UMKM, tetapi ingin membina mereka yang benar-benar berpotensi. Ke depan, akan ada program seperti Badan Usaha Milik Kampus dan Rumah Produksi Bersama untuk membantu pengusaha kecil dan menengah meningkatkan kapasitas mereka,” jelas Helvi.
Ia menambahkan, kolaborasi dan pendekatan dari bawah adalah kunci untuk memberantas kemiskinan sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Pemberdayaan ekonomi rakyat harus inklusif dan melibatkan semua elemen masyarakat,” tegasnya.
Etos LIDI: Kunci Kesuksesan UMKM
Helvi juga memberikan apresiasi kepada para pelaku UMKM yang dianggap sebagai pejuang ekonomi bangsa. Menurutnya, para pengusaha kecil harus memiliki etos kerja yang ia singkat sebagai “LIDI,” yakni Loyalitas, Integritas, Disiplin, dan Inovatif.
“Jika pengusaha UMKM ingin bertahan dan berkembang, mereka harus memiliki etos LIDI. Dengan loyalitas pada misi, integritas dalam usaha, disiplin menjalankan kegiatan, dan terus berinovasi, bisnis yang berkelanjutan bisa terwujud,” tambah Helvi.
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko, yang juga hadir dalam acara tersebut, menggarisbawahi pentingnya inovasi yang berbasis pada kearifan lokal. Menurutnya, sektor-sektor seperti pangan, kesehatan, pendidikan, teknologi digital, dan energi terbarukan membutuhkan terobosan untuk mendukung pengentasan kemiskinan.
“Pengusaha UMKM harus berani melakukan terobosan di sektor-sektor strategis ini. Dengan memanfaatkan potensi lokal, mereka dapat menciptakan solusi inovatif yang mendukung kesejahteraan masyarakat,” kata Budiman.
Acara ini diakhiri dengan penegasan bahwa kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk mewujudkan visi ekonomi kerakyatan yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan di Sulawesi Tengah.