Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis UMKM Kemnparkraf Jaring 1000 UKM Kuliner di Ajang FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX

Kemnparkraf Jaring 1000 UKM Kuliner di Ajang FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX

0
Wakil Presiden Direktur dan COO PT Intiland Development Tbk. Suhendro Prabowo (kiri) bersama Marketing Manager Regatta David Lelij saat melihat-lihat kuliner yang hadir di Regatta Beach Culinary, Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, Jumat (21/9). (Berempat.com/Shandy)

Ajang FoodStartup Indonesia (FSI) MMXX yang diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemnparkraf/Baparekraf) menjaring 1.000 peserta FSI yang lolos menuju tahap berikutnya menuju tahapan inkubasi.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, didampingi oleh Direktur Akses Pembiayaan, Hanifah Makarim, pada Jumat (21/8/2020), mengumumkan 1.000 peserta yang sebagian besar merupakan pelaku ekonomi kreatif bidang kuliner berhasil lolos seleksi untuk masuk ke tahap berikutnya.

Fadjar Hutomo menjelaskan bahwa FoodStartup Indonesia merupakan salah satu program yang diinisiasi Kemenparekraf sebagai upaya membantu wirausaha atau pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) di bidang kuliner, dengan harapan peserta yang nantinya terpilih agar tetap produktif selama pandemi COVID-19.

“Kami harap dapat membantu pelaku ekraf kuliner untuk bangkit dan produktif kembali. Sehingga usaha kuliner mereka bisa berkembang dan memaksimalkan potensi yang ada,” ujar Fadjar.

Sebanyak 1000 peserta tersebut telah dikurasi dari 6.499 peserta FoodStartup Indonesia MMXX yang pendaftarannya telah dibuka pada 20 April-31 Mei 2020. Adapun profil dari 1.000 peserta tersebut terdiri dari 625 peserta pria dan 375 perempuan yang berasal dari 26 provinsi di Indonesia. Rata-rata para peserta yang lolos ini memiliki jenis badan usaha food service yang jauh lebih banyak dibanding food manufacture dengan perbandingan 640:340.

Lebih lanjut, Fajar menjelaskan bahwa 1000 peserta yang lolos telah dikurasi berdasarkan besaran omzet yang dimiliki. Yang di mana peserta dengan pendapatan kurang dari 50 juta mendominasi baik dari jenis badan usaha food service (75%) maupun food manufacture (79%). Sedangkan omzet terbesar dari kedua jenis badan usaha yaitu lebih dari Rp200 juta yang dimiliki 5-6% pendaftar. Besaran omzet ini dibuktikan dengan pembukuan keuangan usaha yang turut dilaporkan kepada panitia FoodStartup Indonesia.

“Selanjutnya 1.000 pelaku ekraf yang terpilih wajib mengirimkan pitch deck untuk dikurasi menjadi 100 finalis. Pengumuman finalis akan dilakukan secara daring dalam waktu dekat”, ungkap Fadjar Hutomo.

Para peserta ekraf yang masuk sebagai finalis nantinya berhak mengikuti kegiatan Demoday yang rencananya dilaksanakan pada Oktober 2020 di Bali. Demoday FSI merupakan kegiatan mentoring dan pitching forum pelaku usaha kuliner. Peserta Demoday berkesempatan mengikuti direct mentoring, business coaching, mendapat akses permodalan, sekaligus akses pemasaran.

Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim, menjelaskan FoodStartup Indonesia bekerja sama dengan berbagai sumber pendanaan dan investor yang tepat guna memfasilitasi kebutuhan pembiayaan yang dipresentasikan 100 finalis saat pitching forum nanti.

“Pada aspek jenis pendanaan yang dibutuhkan, panitia FoodStartup Indonesia MMXX mengidentifikasi ke dalam 5 sumber yaitu bank, equity, fintech, profit sharing, dan lembaga pinjaman lainnya. Adapun besar pendanaan yang dibutuhkan perkategori usaha berbeda tergantung tingkat kebutuhan usaha yang dijalankan,” jelas Hanifah Makarim.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , Wishnutama Kusubandio mengungkapkan, pelaksanaan FoodStartup Indonesia membuktikan bahwa pelaku ekonomi kreatif bidang kuliner merupakan aset bangsa yang sangat besar meski dalam situasi pandemi COVID-19.

“Masih dalam suasana hari kemerdekaan, pelaksanaan FoodStartup Indonesia sampai dengan tahapan ini membuktikan bahwa pelaku ekonomi kreatif bidang kuliner merupakan aset bangsa yang sangat besar meski dalam situasi pandemi,” ujar Wishnutama.

 

Exit mobile version