Usaha sparepart sepeda motor masih sangat cerah ke depan. Beberapa pertimbangan yang mendukung hal tersebut di antaranya melemahnya permintaan kendaraan roda empat.
Penurunan tersebut diakibatkan tiga hal. Pertama, tingginya uang muka pembelian kendaraan roda empat yang bisa mencapai 20-30 persen baik mobil baru maupun bekas. Kedua pembangunan infrastruktur transportasi umum 2-3 hingga tahun ke depan akan terus meningkat seperti pembangunan MRT (mass rapid transit) sehingga mendorong pemilik kendaraan menggunakan transportasi umum dan sepeda motor.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggeluti usaha sparepart sepeda motor di antaranya menganalisis usia kendaraan. Hal ini dilakukan untuk memutuskan segmen pasar usaha. Usia kendaraan di bawah lima tahun, tentu akan lebih nyaman memilih suku cadang original equipment manufacturer (OEM).
Usia kendaraan 6 – 10 tahun tentu akan lebih memilih suku cadang kelas dua atau tiga yang diimpor dari luar seperti China atau Thailand. Sedangkan untuk usia kendaraan lebih dari 10 tahun akan memilih suku cadang kelas empat. Selain itu, pebisnis harus menentukan pilihan antara spesialis satu merek saja atau aneka merek.
Sementara itu, penentuan lokasi bisnis juga turut berdampak pada kemajuan usaha. Indonesia memiliki 497 kota terdiri dari 33 ibu kota, 137 kota besar dan sisanya kota kecil. Wilayah ibukota tentu akan dominan memilih suku cadang asli. Pada 137 kota besar suku cadang kelas dua atau tiga lebih berpotensial.
Sedangkan 197 kota kecil, lebih berpotensial menawarkan suku cadang kelas empat. Hal ini terjadi dengan mempertimbangkan pemakaian kendaraan tidak terlalu jauh serta pemilik kendaraan sepeda motor lebih sedikit.
Oleh : Yadi Budhi Setiawan,
Pengamat Marketing
FORCE ONE, Selling & Distribution Consultant