Pandemi global Covid-19 membuat sektor perekonomian cukup terpukul, terutama bagi bisnis skala mikro dan menengah. Pemilik UKM harus mengubah strategi dan memikirkan cara agar tetap bertahan di masa pandemi ini, salah satunya dengan go online.
Dari ragam platform go online, media sosial masih dinilai menjadi media go online paling mudah dan efektif bagi masyarakat. Selama masa pandemi ini, Lembaga Survei Kantar melaporkan penggunaan Instagram dan Facebook mengalami peningkatan sebesar 40%. Selain itu, TechCrunch juga mencatat adanya lonjakan penggunaan WhatsApp sebesar 51% terutama di negara-negara dengan fase krisis corona.
Melihat data ini, pemilik UKM dapat lebih gencar melakukan online promotion di media sosial. Selain memanfaatkan momentum, langkah promosi di media sosial juga lebih murah dan tepat sasaran. Fitur ads atau iklan di media sosial dapat mengarahkan pemilik bisnis untuk menarget pasar yang sesuai menurut umur, lokasi, disesuaikan dengan produk yang dijual.
Mengakhiri acara Kelas WhatsApp Niagahoster 1.0 pada Rabu, 29 April 2020 tentang “Strategi Media Sosial untuk Bisnis”, Ayunda Zikrina, Brand & Reputation Management Manager Niagahoster, berbicara tentang pentingnya bisnis beralih ke online untuk bertahan.
“Selama pandemi ini media sosial merupakan titik kumpul baru bagi orang-orang karena anjuran physical distancing dari pemerintah. Aktivitas jual beli, berkomunikasi, mencari berita, hingga aktivitas koordinasi dengan teman kantor, belajar, semuanya (dilakukan) di sana.” ujar Ayunda Zikrina.
Lebih Dari “Keajaiban Ber-medsos” Adapun setiap bisnis memiliki cara tersendiri untuk mempromosikan jualannya. Di masa pandemi ini, umum ditemui di Twitter menggunakan kalimat pembuka “Twitter, please do your magic.” (Twitter, tolong tunjukkan keajaibanmu), atau di Instagram dengan memakai hashtag tertentu. Selain menaikkan engagement, cara ini disebut efektif karena menggugah simpati.
Namun menurut Cecilia Gandes, Deputy Manager of Social Media Harian Kompas dalam pemaparannya di Kelas WhatsApp Niagahoster 1.0, penting bagi pemilik bisnis untuk tidak hanya mengandalkan “keajaiban ber-medsos”. Pemilik bisnis perlu berstrategi, menyiapkan konten, menentukan waktu post, dan riset lebih dalam agar promosi berjalan secara efektif.
“Konten yang baik adalah konten yang direncanakan. Dalam bermedsos, kita harus memperhatikan caption hingga visualisasi agar menarik bagi calon pembeli,” ungkap Cecilia Gandes.
“Keajaiban ber-medsos” memang memberikan suntikan semangat dan keuntungan bagi UKM dalam waktu cepat, namun agar bisnis bertahan jangka panjang perencanaan perlu dilakukan. Eksplorasi cara promosi di media sosial seperti ads, endorse, promosi berbayar dapat dijadikan opsi agar go online tetap produktif dan mendatangkan keuntungan.
UKM juga dapat memanfaatkan para infuencers media sosial yang memberikan endorse dan promo produk secara gratis di masa pandemi ini. Selebgram dan public figure seperti Ashanty, Nana Mirdad, Ernest Prakasa, menyampaikan kepedulian mereka membantu UKM dengan memberikan promosi gratis. Bagi pemilik UKM, hal ini menguntungkan dan dapat memangkas budget promosi.
Dalam wawancaranya dengan media lokal, Farid Fatahillah, Associate Consultant Iventur mengatakan krisis Covid-19 mendorong kepedulian dan empati makin tinggi. Tidak hanya oleh selebgram, program endorse gratis ini juga dapat dilakukan oleh brand atau perusahaan customer-based, seperti yang dilakukan oleh Niagahoster.
“Kami berkomitmen untuk terus membantu pelanggan kami sukses secara online. Di masa pandemi ini kami melakukan pendataan ke lebih dari 700 bisnis UKM dalam data base kami untuk kami promosikan di media sosial.” ungkap Ayunda Zikrina.
Pada krisis ekonomi 1998 dan 2008 UKM menjadi penyelamat perekonomian nasional. Saat ini sektor bisnis mikro dan menengah harus diperjuangkan bersama. Dengan kekuatan media sosial, setiap pengguna dapat secara mudah dan gratis membantu UKM ini, yaitu dengan mengunggah, membagikan unggahan promosi produk UKM agar dapat menjangkau lebih banyak orang dan pelanggan.
