Tas merupakan pelengkap fesyen yang tak hanya bermanfaat untuk menyimpan barang, namun khususnya bagi kalangan wanita tas juga mempercantik penampilan. Bahkan bagi kelas atas, tas menjadi simbol status dan investasi. Tak heran jika konsumen di kelas tersebut banyak yang hobi koleksi tas, khususnya tas branded yang harganya jutaan bahkan hingga ratusan juta rupiah.
Di tengah harga tas branded yang selangit, tas-tas impor yang modelnya hampir sama dengan branded asli atau disebut tas KW maupun tas impor asli produksi luar negeri asal Korea, China dan Taiwan semakin diminati kelas menengah ke bawah. Terutama kaum hawa yang lebih suka gonta ganti tas dan mengikuti tren model tas yang sedang berkembang. Hal itu lantaran harganya yang jauh lebih miring dibandingkan tas branded asli.
Tren. Jika sebelumnya tas merek branded Hermes menjadi idola, saat ini sedang tren model tas branded merek Furla asal Italia. Tas merek Furla tersebut lebih banyak diminati kalangan menengah, namun untuk konsumen kelas atas dan high class (umumnya kalangan sosialita dan public figure) masih menyukai tas branded model klasik dengan brand terkenal seperti Hermes, Gucci, LV, dan lainnya.
Tas Furla ini menjadi pilihan bagi kelas menengah karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan tas Hermes, rata-rata di bawah Rp 10 jutaan untuk branded (asli) sedangkan tas branded Hermes di atas Rp 10 juta bahkan bisa sampai ratusan juta rupiah.
Tas Furla memiliki ciri khas warna-warna cerah (warna neon) agak mengkilap, seperti model Candy Bag, yang dihiasi bulu-bulu, harga aslinya sekitar Rp 3,5-7,5 juta, lalu ada model Piper dari bahan jeans dan kulit buaya dengan kisaran harga Rp 5,5-11 juta.
Model Amalfi dari bahan calf leather dengan harga aslinya Rp 7-11 juta, model Practica yang terbuat 100% dari kulit sapi, dengan harga Rp 4,5-6 juta, model Futura dari bahan kulit, viskosa dan katun dengan harga aslinya Rp 4,5-5 juta, dan model Nerin dari bahan kulit yang dianyam dengan harga hingga Rp 14 juta.
Untuk tren tas biasanya akan berlangsung dalam jangka waktu 6 bulan hingga 1 tahun, Kemudian akan ganti ke merek lain dengan berbagai model.
Hal tersebut dibenarkan Kholil Rahman, pemilik usaha Tas KW. Menurut Kholil model tas impor yang saat ini diminati konsumen adalah tas yang modelnya seperti merek branded Furla. Bahannya seperti plastik dan bentuknya seperti tabung misalnya model Candy Bag dengan warna cerah seperti pink, merah, dan biasanya terdiri dari 2 warna.
Tas impor branded KW merek Furla ini biasanya berasal dari Korea dan China, dengan harga jual di tingkat Reseller (membeli dari importir) Rp 1,3 juta untuk kualitas super premium, Rp 400 ribu untuk kualitas semi super, Rp 300 ribu untuk KW 1, sedangkan buatan lokal (KW2 atau 3) harganya Rp 250 ribu.
Impor Sendiri. Saat ini usaha tas impor memang semakin marak, dan biasanya mereka mengimpor langsung tas tersebut dari luar negeri, terutama dari negara-negara seperti Korea, China, Taiwan, Hongkong.
Ada beberapa wilayah kantong produksi tas impor dengan model seperti branded maupun tas produksi asli negara tersebut seperti Guang Zhou China, Yi Wu, Shan Dong di China. Bahkan Guang Zhou merupakan pusat grosir tas kulit terbesar di dunia, juga merupakan pusat grosir tas branded KW di dunia.
Pemasaran. Saat ini banyak tas impor yang dijual di pusat kulakan, terutama di Pasar Pagi Mangga Dua dan Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat. Namun ada pula yang membuka outlet di mal-mal. Untuk menekan biaya sewa, bisa pula memasarkan menggunakan sistem online shop dengan memanfaatkan situs Facebook dan blog khusus.
Jika usaha telah berkembang barulah mempertimbangkan untuk membuka outlet fisik. Tawaran menjadi Reseller dan titip jual ke toko tas, juga bisa dilakukan. Untuk momen-momen tertentu bisa mengadakan program diskon harga atau promo bagi pelanggan dengan pembelian dalam jumlah banyak.
Persaingan usaha tas impor ini cukup ketat, namun peluang pasarnya cukup besar, termasuk di daerah. Untuk menyikapi ketatnya persaingan, pelaku usaha harus mengetahui selera pasar konsumen terutama untuk wanita dengan terus menghadirkan model tas sesuai tren yang berkembang.
Keuntungan importir yang diperoleh dari penjualan tas impor lebih besar dibandingkan tas produksi lokal, bisa mencapai 20-30%, sedangkan keuntungan penjualan tas lokal hanya 10%.