Selama manusia masih menggunakan pakaian, bisnis laundry akan tetap berkibar. Bahkan ke depan bisnis laundry akan terus berkembang seiring dengan makin kompleksnya perpaduan bahan busana. Perkembangan usaha laundry terutama di kota besar juga dinilai cukup pesat, bahkan kini tak sedikit usaha laundry yang menawarkan konsep kerja sama kemitraan dan waralaba.
Segmen pasarnya pun semakin melebar, tak hanya kalangan menengah atas, mahasiswa dan menengah ke bawah kini juga menjadi bidikan pengusaha laundry dengan konsep kiloan.
Sebenarnya usaha laundry di Indonesia dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu general laundry, laundry kiloan, branded laundry dan clothes care service. Namun pada perkembangannya laundry kiloan yang mampu berkembang sangat pesat di Indonesia karena pasarnya yang sangat luas.
Namun sayang, pelaku usaha laundry kiloan sudah sangat banyak dan berkembang ke berbagai daerah. Dengan demikian, jika akan bermain di bisnis laundry harus memiliki keistimewaan yang menonjol seperti memberikan jasa antar, harga murah dan cuci ekspres.
Di samping laundry kiloan, pasar yang juga sangat menjanjikan dan belum terlalu banyak pelakunya adalah laundry untuk kelas menengah ke atas atau laundry khusus yang lebih segmented.
Menariknya konsumen laundry kelas atas tidak terpengaruh oleh harga, yang penting kualitas yang diberikan memuaskan pelanggan, seperti pakaian yang terkesan baru setelah dicuci di laundry tersebut. Dengan demikian tentu tingkat keuntungan yang dicapai, bisa lebih besar.
Beberapa contoh usaha laundry yang cukup potensial di laundry untuk hotel, apartemen, laundry yang buka di mal kelas atas, dan laundry khusus seperti yang hanya menerima pembersihan tas, sepatu, atau aksesoris, laundry khusus bahan kulit dan suede, hingga laundry khusus perabotan rumah tangga dan lain sebagainya.
Pada umumnya dalam menjalankan usaha waralaba laundry, kendala kerap ditemui biasanya datang dari sumber daya manusianya.
Tidak mudah untuk mencari karyawan yang memiliki kemampuan dan disiplin tinggi yang mampu menekan kesalahan-kesalahan seperti tertukar, luntur ataupun rusak dalam proses pencucian pakaian pelanggan. Di sini komplain acapkali timbul, untuk mengatasinya, sebaiknya proses pencucian antarpakaian pelanggan tidak dicampurkan, begitu juga untuk bahan yang berbeda seperti bahan kaos dan jeans, tenun hingga sutra.
Dengan begitu karyawan pun harus dibekali pengetahuan tentang berbagai jenis bahan pakaian dan proses pencucian sehingga tak merusak pakaian. Dan, setiap akan menerima pakaian dengan bahan khusus, sebaiknya lakukan tes pencucian.
Nah, hal inilah yang menjadi tugas bagi Pewaralaba (pemilik merek) untuk mampu memberikan training kepada karyawan mulai dari tahapan proses pencucian, pengeringan, seterika, hingga pengemasan, dan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan.
Oleh: Iwan Kumara, Pelaku Usaha Laundry