Sebelum kita membahas seputar usaha pembuatan fingerboard ini alangkah baiknya jika kita mengetahui sejarah dari produk yang akan dibuat. Fingerboard atau papan jari pertama kali diciptakan di Amerika pada tahun 1970. Pada mulanya fingerboard dibuat bukan untuk mainan seperti sekarang ini, melainkan untuk miniatur atau hiasan seperti misalnya gantungan kunci, namun karena bentuk atau desainnya yang rideable atau dapat dimainkan membuat salah satu perusahaan skateboarding bernama Tech Deck melirik usaha ini dan mulai memproduksinya secara massal masih di tahun yang sama. Adapun di Indonesia walau tidak diketahui pasti siapa pembawanya namun fingerboard mulai terkenal dari tahun 2000.
Perbedaan fingerboard dengan pendahulunya yaitu skateboard dapat dilihat dari bentuknya yang minimalis. Karena bentuknya tersebut membuat fingerboard dapat dimainkan di mana-mana karena tidak membutuhkan tempat yang luas. Berbeda dengan skateboard, yang mewajibkan kita pergi ke skate park atau suatu lapangan (tempat yang luas). Selain itu fingerboard lebih aman daripada skateboard, karena untuk memainkan fingerboard ini tidak menggunakan kaki dan keseimbangan, melainkan menggunakan kelihaian jari jemari.
Fingerboard. Bagian-bagian fingerboard sebetulnya tak ubahnya seperti bagian-bagian skateboard seperti adanya ring, roda dan begitu pula deck yang merupakan komponen utama dari papan, pada skateboard standar. Ada berbagai macam deck berdasarkan ukuran dan bentuknya, tergantung dari produsennya. Untuk ukuran deck fingerboard yang kami punya yaitu Reguler 29mm x 99mm, Wide : 30mm x 100mm dan Extra Wide : 31/32mm x 100mm. Bentuk dari deck juga berbeda-beda, namun umumnya dinyatakan dalam kick (high-medium-low) dan concave (deep-medium-low/plain). Adapun untuk bahannya sangat beragam seperti dari kayu, plastik, fiber dan lain-lain. Sedangkan untuk fingerboard buatan kami menggunakan bahan kayu dari maple dan cherry.
Bagian yang berikutnya adalah griptape atau pita gesekan yang menempel pada deck yang memungkinkan pengguna lebih mudah mempertahankan kontrol atas deck. Ada banyak jenis griptape, namun dari beberapa pengguna lebih memilih tradisional griptape karena memiliki keuntungan dari papan memberikan tampilan yang lebih tradisional dan merasa lebih realistis. Bagian lain dari fingerboard adalah Truck atau struktur yang melekat pada bagian bawah dek rumah roda dan bushing, dan bagian yang terakhir ring dan roda. Kedua bagian ini kami tidak memproduksi sendiri melainkan membeli ke orang lain.
Menjalankan usaha ini bisa dibilang cukup menjanjikan, karena walau sifatnya masih sebatas komunitas namun peminat papan mini ini sangat banyak, hal tersebut tidak terlepas dari ketenaran permainan ini yang semakin berkembang. Adapun untuk modal yang dikeluarkan bisa dibilang tergantung seberapa besar niat dari calon pelaku ingin menjalankan usaha ini, jika usaha akan dimulai dengan sekala besar tentu modal yang dikeluarkan tidak sedikit alias butuh modal yang cukup besar, namun jika usaha ini dimulai dengan sekala kecil maka modal yang dikeluarkanpun cukup kecil, seperti halnya kami yang mengeluarkan modal hanya sebesar Rp 500 ribu yang kala itu kami gunakan untuk membeli keperluan bahan-bahan dan peralatan penunjang usaha. Bicara mengenai harga, fingerboard berbahan kayu dijual dengan harga Rp 80 ribu/lembar dengan ukuran 2 x 13 cm satu lembarnya.
Proses Pembuatan. Membuat fingerboard bisa dibilang tidaklah mudah, karena walau bentuknya kecil bukan berarti untuk membuatnya mudah, bahkan bisa dibilang harus memiliki keahliah khusus di bidang desain. Namun bagi Anda yang ingin berusaha tidak ada salahnya untuk mencoba. Adapun sumbernya bisa Anda cari dari internet maupun beberapa buku panduan pembuatan fingerboard yang sekarang sudah banyak beredar di pasaran.
Adapun cara pembuatan yang biasa kami lakukan di antaranya, yang pertama menyiapkan alat-alat yang diperlukan seperti mold atau bahan untuk membentuk deck/papan, alat press yang digunakan untuk ngepress deck, maple bahan utama deck, gunting, penggaris, pensil yang berfungsi untuk membuat pola pada maple dan lem untuk perekat veeneer.
Cara pembutannya pertama potong maple sebanyak 5 lembar dengan ukuran yang diinginkan, sebagai contoh kami mengambil ukuran 4 mm x 11 mm karena deck fatboy ukurannya 3 mm x 10 mm, setelah selesai lem masing-masing lembaran maple tadi satu per satu, karena jika dilem sekaligus maka kualitas hasil lem tidak kuat dan mudah copot. Oleh karena itu dilem dengan cara per lembar kemudian dikeringkan. Setelah bagian maple selesai dilem dan disatukan, langkah selanjutnya adalah masuk pada proses pengepresan yang memakan waktu kurang lebih satu malam.
Proses pengepresan ini merupakan langkah penting dalam pembutan fingerboard karena proses press merupakan proses pembentukan concave atau bagian yang melengkung di tengah deck dan sepanjang badan deck tersebut. Umumnya ukuran dan sudut kick atau bagian kaki-kaki sama pada tail (bagian ekor) dan nose (bagian hidung), tapi ada juga produsen yang memproduksi deck dengan ukuran dan sudut yang berbeda. Jika proses pengepresan telah selesai maka langkah selanjunya adalah finising yaitu dengan pemotongan bagian-bagian yang sisa dan penghalusan dengan cara diamplas dan porses terakhir adalah pemasangan roda pada deck.
Prospek dan Pemasaran. bila menilik prospeknya, fingerboard memiliki prospek yang cukup bagus, hal ini dapat terlihat dari hasil yang selama ini kami raih. Saat ini saja kami bisa menjual sebanyak 25 full set fingerboard dengan harga Rp 300 ribu setiap bulan, bahkan kami pernah mendapatkan pesanan dari Amerika yang notabene merupakan asal fingerboard. Sedangkan bicara kompetitor, usaha ini sebetulnya memiliki persaingan yang cukup ketat namun selama kualitas yang diberikan merupakan kualitas terbaik maka kunsumen pun akan mengetahui fingerboard yang bagus.
Adapun pemasarannya dapat dilakukan dengan cara mengikuti event-event faingerboard, selain itu membangun komunikasi dengan sesama pelaku usaha fingerboard atau bisa pula ke komunitas. Sedangkan cara lainnya bisa dengan membangun sistem reseller. Adapun sistem reseller yang kami terapkan yaitu pembelian minimal 10 buah dengan potongan harga sebesar 10%.
Oleh: Wahyu Nurmansyah dan Andrian Surya Permana
Pemilik Fingerboard Rainwood
Pesona Cilebut II, Blok HB 2, No. 7, Bogor, Jawa Barat