Bisnis yang berhubungan dengan makanan dan minuman memang tak ada matinya. Di tengah bisnis lain yang mulai terpuruk, usaha-usaha yang berhubungan dengan perut ini tetap diburu bahkan tumbuh subur. Lebih lanjut potensi usaha dalam bidang makanan adalah komoditi yang dibutuhkan oleh semua orang setiap hari. Dari sinilah Anda bisa dengan lebih spesifik menentukan makanan apa yang kira-kira cukup diminati, belum banyak pesaing, namun cukup menguntungkan.
Salah satu makanan yang memenuhi kriteria di atas adalah pizza. Karena pizza merupakan makanan yang sudah dikenal masyarakat secara luas baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Melihat hal tersebut tentunya banyak pelaku usaha yang memilih kuliner khas Italia ini sebagai lahan usahanya.
Menurut pengamat marketing Yoyok Indroyatmo, makin banyaknya pelaku usaha yang menjalankan suatu bidang tentunya persaingan di bidang tersebut akan semakin ketat. Namun karena usaha di bidang kuliner seperti pizza ini mudah dimodifikasi sehingga menjadi suatu makanan yang berbeda maka banyak pelaku usaha pizza yang mengembangkan kreativitasnya untuk membuat pizza yang unik sehingga menarik minat konsumen untuk membelinya.
Kreativitas. Banyak pelaku usaha pizza yang mencoba membuat produknya menjadi sesuatu yang berbeda baik dari bentuk hingga rasa. Namun diingatkan oleh Muhammad Syah, pengamat usaha kuliner dari Bogasari Baking Center, walaupun bentuk dan rasa pizza diubah namun jangan banyak melenceng dari pakem yang ada seperti pada roti maupun topping-nya, karena kedua hal tersebut sangat identik dengan pizza.
Apa yang dijelaskan oleh Muhammad Syah ternyata telah dipahami oleh beberapa pelaku usaha pizza kreatif. Seperti yang dilakukan Tri Palupi P.P, Pemilik Pawone Pipi dan Ibnu Hari Wibowo, Pemilik Pizza Mini Qu. Bila biasanya pizza berbentuk bulat, maka kedua pelaku usaha ini dengan kretivitas yang mereka miliki mencoba membuat pizza dengan bentuk yang tidak biasa. Tri Palupi atau yang akrab disapa Pipi ini mencoba membuat pizza dengan bentuk yang berbeda seperti corong, namun jika umumnya bagian ujung corong berbentuk lancip, Pizza Corong buatan Pipi tidak lancip bahkan cenderung datar.
Tidak jauh berbeda dengan Ibnu Hari Wibowo juga mencoba menampilkan pizza dengan bentuk yang berbeda yaitu membuat pizza berbentuk kotak dan berukuran kecil (mini) dengan diameter 10 dan 15 cm. Dengan mengembangkan bentuk pizza yang berbeda ini, tentunya pelaku usaha berharap pizza yang mereka buat bisa dipilih oleh para konsumen.
Bukan hanya bentuk pizza yang bisa diubah guna memikat konsumen, Septiana Ambarwati, pemilik Pompom Pizza mencoba membuat pizza dengan topping yang disesuaikai dengan selera masyarakat Indonesia. Bila biasanya topping pizza hanya berisi sosis, beef dan sayur. Kini di tangan Septiani, pizza miliknya dihiasi dengan topping khas Indonesia seperti tuna sambal terasi, tuna sambal balado, dan tuna sambal lombok ijo.
Walapun ketiga pelaku usaha tersebut berusaha membuat pizza yang berbeda dari yang sudah ada, namun mereka tidak jauh melenceng dari pakem pizza yang sebenarnya terutama dalam hal pembuatan adonan roti. Para pelaku usaha tersebut tetap membuat roti pizza dengan bahan baku tepung terigu yang melalui beberapa proses fermentasi.
Modal Kecil Untung Besar. Seperti makanan dan minuman lainnya modal yang diperlukan untuk memulai usaha pizza kreatif ini tidaklah besar, missal saja Pizza Corong milik Tri Palupi yang memulai usahanya hanya dengan modal Rp 500 ribu.
Dengan modal tersebut, ia hanya menggunakannya untuk membeli berbagai bahan baku usaha seperti tepung dan juga bahan untuk topping seperti daging, sosis dan lain sebagainya, sedangkan peralatan ia menggunakan peralatan yang sudah ada. Begitu juga dengan Ibnu Hari Wibowo pemilik Pizza Mini Qu, yang ketika merintis usahanya hanya mengeluarkan modal sebesar Rp 1,5 juta. “Modal tersebut saya gunakan untuk membeli berbagai bahan baku usaha,” jelasnya.
Dengan mengedepankan bentuk dan cita rasa yang berbeda, membuat pelaku usaha pizza kreatif ini kebanjiran pelanggan mulai dari anak-anak hingga orangtua. Lihat saja apa yang didapat oleh Pipi pemilik Pawone Pipi yang dalam sebulan bisa menjual hingga 800 pcs Pizza Corong dengan omset sebesar Rp 16 juta dan keuntungan bersih sebesar 50%. Tidak jauh berbeda dengan yang didapat Pipi.
Kedua pelaku usaha pizza kreatif lainnya juga mengaku mendapatkan keuntungan yang lumayan besar. Seperti Septiana Ambarwati, pemilik Pompom Pizza yang bisa memperoleh omset sebesar Rp 24 juta dengan keuntungan 57% dan Ibnu pemilik Pizza Mini Qu yang bisa mendapatkan keuntungan bersih hingga 87% dari omset per bulan.
Pemasaran. Keuntungan besar tentunya tak gampang untuk diraih, untuk mencapai kesuksesan seperti itu tentu perlu kerja keras dan trik pemasaran yang jitu. Seperti diungkapkan Hendy Setiono, pemilik Piramizza beberapa pemasaran yang bisa dilakukan agar usaha pizza kreartif ini cepat dikenal ialah dengan mengikuti berbagai ajang pameran maupun bazzar, beriklan di media massa, menyebarkan brosur, dan melakukan tes pasar atau membagikan produk secara gratis (tester) agar konsumen dapat merasakan produk yang dijual.
Selain itu, cara pemasaran lain yang juga dapat ditempuh bisa dimulai dengan membuka diri serta mampu menjalin komunikasi dengan siapa saja. Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam membangun hubungan terutama dalam memperkenalkan produk sangat penting, misal saja beriklan di internet, aktif di millis bisnis dan berpromosi lewat jejaring sosial, blog dan iklan baris gratis.
Prospek dan Kendala. Dalam usaha pizza kreatif ini hampir tidak ada kendala yang berarti karena mulai dari proses pembuatan hingga pemasarannya, para pelaku usaha pizza kreatif mengaku tidak sulit dilakukan.
Sedangkan dari segi prospek, usaha yang berhubungan dengan dunia kuliner khususnya pizza kreatif ini akan tetap cerah dan tentunya yang perlu dilakukan oleh para pelaku usaha ialah tetap membuka kreativitas mereka untuk terus membuat inovasi baru sehingga konsumen memiliki banyak pilihan.