Bagi sebagian besar kaum hawa, aksesoris merupakan outfit penunjang fashion yang wajib dimiliki. Dengan kreasi memadukan manik-manik dan kain menjadi aksesoris seperti gelang, anting, dan kalung yang eye catching dan tampak berkelas, Andi Yulianti mampu meraup omset puluhan juta tiap bulan dengan keuntungan bersih 40%.
Wanita cantik yang akrab disapa Uli ini merintis usaha aksesoris yang diberinya label House of Jealouxy pasca tayangan Youtube mengenai cara membuat aksesoris ia pun langsung tertarik mempraktikkannya dengan bahan kain yang diambil dari pakaiannya yang sudah tidak terpakai.
Sadar bahwa aksesoris buatannya mempunyai nilai jual dan menarik perhatian orang, Uli pun menitipkan aksesorisnya di salah satu toko yang khusus mendisplay produk lokal dari desainer-desainer muda Indonesia bernama Happy Go Lucky, di kota Bandung. Bersamaan dengan itu, Uli diterima kerja di salah satu oil company ternama sehingga ia menjalankan bisnis aksesorisnya secara sampingan.
Lebih lanjut Uli mengatakan bahwa dengan berbisnis sendiri ia lebih mendapatkan soul dan tantangan baru dalam hidup. “Dengan fokus di bisnis aku mendapatkan soul tersendiri, selalu dapat opportunity baru, kejutan-kejutan baru. Dan puji Tuhan setelah aku fokus, revenue House of Jealuxy ini meningkat,” kata Uli.
Menilik prospek usahanya, Uli mengatakan bahwa peluang bisnis aksesoris ini akan sangat besar ke depan, mengingat fungsi aksesoris sebagai pelengkap fashion akan terus berkembang seiring perkembangan mode fashion itu sendiri.
“Aku rasa bisnis ini akan tetap menjadi peluang yang besar. Karena aksesoris mencerminkan show who you are, wanita akan selalu membutuhkannya untuk melengkapi penampilan. Modalnya pun terbilang kecil, dan bisa dilakukan siapa pun juga. Dari segi keuntungan yang didapat aksesoris menyumbang keuntungan yang besar dibanding produk fashion lainnya. Asalkan kita punya passion, inovatif dan selalu curious terhadap perkembangan mode yang ada,” papar Uli.
Dalam koleksi Liberation ini Uli menggunakan bahan baku manik-manik (beads) berbahan beludru berbentuk bulatan kecil yang colorful. Beads beludru tersebut kemudian dikombinasikan dengan bahan lain seperti besi, rantai, kawat, dan lainnya membentuk aksesoris seperti gelang, anting, dan kalung yang eye catching. Koleksi aksesorisnya tersebut diberi nama-nama Goddess atau Dewi-dewi Tibet seperti Drolma, Ekajati, Prajna, Lasya, Dakini, dan lainnya. Harga yang ditetapkan untuk koleksi bertema Liberation ini antara lain untuk kalung berkisar Rp 330 – 480 ribu/pcs, gelang dan anting dari Rp 120 – 280 ribu/pcs.
Aksesoris House of Jealouxy lainnya yang tak kalah menarik adalah kalung dari kombinasi bahan kain dan rantai yang bisa digunakan multifungsi sebagai ikat pinggang. Harga untuk aksesoris ini Rp 240 ribu/pcs. Selain itu produk aksesoris lain yang terbilang laris diserbu konsumen wanita adalah headband atau bandana yang terbuat dari kain yang di dalamnya berisi satu utas kawat sepanjang ± 50 cm atau disebut pula dengan wire headband sebagai aksesoris untuk rambut, seharga Rp 50 ribu/pcs. “Wire headband ini cenderung paling laku, karena selain desainnya simple, di Indonesia sendiri belum ada aksesoris seperti ini,” tutur Uli.
Pemasaran
Display produk di toko Happy Go Lucky, Bandung merupakan awal mula pemasaran produk House of Jealouxy, kemudian sekitar tahun 2010 Uli memperoleh tawaran untuk bergabung menjadi salah satu tenant di salah satu mal premium di Jakarta, yakni Level One, East Mall, Grand Indonesia.
Dalam memasarkan produknya, Uli memang terbilang sangat hati-hati, pasalnya ia tak ingin membuat image produknya pasaran, tapi terlihat eksklusif. Karena itu ia lebih memilih memasarkan produknya di mal-mal premium seperti Department Store Debenhams, Lippo Mall Kemang Village, jalur indie store seperti di Monospace, Plaza EX dan Happy Go Lucky, Bandung. Sistem kerja sama yang dilakukan Uli adalah sistem konsinyasi. Namun sayang, ia enggan menyebutkan persentase fee dari sistem konsinyasi tersebut.
Selain aktif memasarkan aksesoris via offline store, Uli pun gencar melakukan pemasaran via online dengan memanfaatkan jejaring sosial Facebook, Twitter, maupun blog. Dari pemasaran online, ia memperoleh konsumen dari berbagai penjuru Nusantara. Untuk sistem pengiriman barangnya, ia menggunakan jasa ekspedisi khusus dengan ongkos kirim ditanggung pembeli.
Uli juga rutin mengikuti beberapa pameran atau bazaar skala regional maupun nasional, seperti Brightspot Market. Untuk lebih memanjakan konsumen, Uli rutin memberikan diskon khusus hingga 50% untuk setiap produknya.
Untuk menunjang tampilan halaman jejaring sosial maupun website yang menarik dan eksklusif, Uli tak tanggung-tanggung membuat sesi pemotretan khusus produk-produknya yang dipamerkan di berbagai media promosi. Sesi pemotretan ini biasanya melibatkan jasa fotografer, model dan fashion stylist profesional.
“Biasanya setiap mengeluarkan koleksi terbaru, aku selalu mengadakan sesi pemotretan khusus tersebut. Koleksi terbaru itu sendiri sebenarnya nggak tentu, biasanya tiap 3-4 bulan sekali dan untuk 1 model aksesoris aku buat limited, hanya 3-4 warna saja, dan 1 warna hanya 1 pcs,” terang Uli.
Strategi promosi Uli lainnya adalah bersinergi dengan media massa, baik cetak maupun televisi. Ia kerap mendapatkan tawaran dari beberapa majalah wanita terkenal seperti Elle Indonesia Magazine untuk memotret produk House of Jealouxy. Ia pun tak luput diminta untuk syuting mengisi program televisi, menjadi pembicara, bahkan diminta khusus oleh fashion stylist artis Indonesia, seperti Astrid Tiar dan beberapa artis lainnya untuk dibuatkan aksesoris ataupun dalam peminjaman produk.
“Aku sangat welcome dengan media, mau tujuannya meliput atau mengajak kerja sama peminjaman produk. Buat aku expose media sebagai promosi House of Jealouxy juga. Terkadang akupun diminta untuk membantu sesama teman desainer lain yang akan mengadakan fashion show, dan aku diminta membuat aksesoris untuk melengkapi koleksi pakaian yang akan dipakainya,” ungkapnya.
Dengan mengusung konsep desain yang terbilang out off the box dan limited, serta ditunjang oleh promosi dari internet maupun media massa, maka tak heran omset House of Jealouxy baik via offline store maupun online sekitar Rp 30 juta per bulan, dengan keuntungan bersih sekitar 40%.