Siapa yang tak kenal dengan Pondok Tjandra Indah?. Icon kawasan perumahan elit di Surabaya Timur ini dibangun Tjandra Sugiharto sejak tahun 1981. Dari lahan seluas 10 ha, berkembang menjadi 400 ha. Selain kawasan residensial, Ia juga memiliki hotel, commercial area, apartemen dan segera membangun kawasan mix use.
Ditemui di Hotel Swissbell Inn Manyar, Surabaya, Jawa Timur, Tjandra Sugiharto, tampak segar. Dengan balutan kemeja salur biru dan celana katun dongker, Tjandra menyapa ramah. “Terima kasih ya sudah datang jauh-jauh dari Jakarta,” sambutnya sambil menjabat erat.
Siang itu, Tjandra menceritakan kiprahnya selama lebih dari tiga dekade di bisnis properti. Menurutnya Pondok Tjanda Indah (PTI) adalah perumahan elit pertama di Surabaya Timur yang dibangun karena sebuah kebetulan. Awalnya di atas lahan seluas 10 ha itu, Tjandra akan dibangun pabrik keramik. Namun karena terkendala perizinan ia mengurungkan rencanya tersebut.
“Saya bingung tanah ini mau diapain. Saya lihat kiri-kanan mulai ada pembangunan rumah BTN. Dari situ saya putuskan membangun rumah yang segmennya beda. Luar biasanya 400 rumah tipe 45 dan 70 habis terjual dalam waktu 6 bulan. Dari situ saya mulai ‘kerja’ di real estate,” ujarnya membuka perbincangan.
Otodidak
Tanpa background pengalaman, mitra investor maupun perbankkan tak membuatnya ragu. Dengan mengamati tipe dan model rumah yang ada, dimodifikasinya jadilah kawasan elit Pondok Tjandra Indah yang kini telah terbangun ribuan rumah di atas lahan 200 ha dan dihuni 8.000 keluarga.
“Awalnya saya kerjakan semua sendiri, mulai desain, perizinan, awasi pembangunan (kontraktor) hingga finishing termasuk marketing. Dari lahan 10 ha, pelan-pelan beli tanah di kiri dan kanan sampai sekarang ada 400 ha,” ujar founder dan Presiden Direktur PT PTI itu.
Dalam pemilihan nama perumahannya, Tjnadra juga menyebutnya sebuah kebetulan. “Waktu daftar nama perusahaan, beberapa kali ditolak. Teringat ada perumahan Pondok Indah di Jakarta, Saya sematkan nama saya di antaranya, Saya ajukan dan disetujui, Jadilah PT. Pondok Tjandra Indah.,” bebernya
Tak hanya itu, Tjandra mengaku tak pernah tahu jika di dalam kawasan Pondok Tjandra Indah yang dulunya ditumbuhi rerumputan dan minim penerangan, kini menjadi kawasan strategis dengan dua akses tol serta terkoneksi dengan Middle East Ring Road (MERR). “Semua serba kebetulan, semua berkat dari Yang Maha Kuasa,” papar pria yang berolahraga pagi setiap hari ini.
Menurutnya, membangun hunian di lokasi strategis sangat penting. Tak heran September 2018, dimana penjualan properti sedang lesu-lesunya, ia mampu menjual 500 unit hunian seharga Rp.750 juta hingga Rp.2 miliaran dalam hitungan menit dengan NUP mencapai 1300 customer.
Pondok Tjandra Indah menjadi hunian paling diincar masyarakat Surabaya dan sekitarnya karena lokasinya yang strategis yang dilengkapi dengan fasilitas komplit, mulai tempat ibadah, pertokoan, sekolah, perkantoran, sport club, security 24 jam, one gate system, dan jaringan under ground. Segera hadir Rumah Sakit Mitra dan Sekolah PPPK Petra. Selain itu adanya akses tol Tambak Sumur dan Akses tol dari dan menuju Bandara Juanda serta memiliki akses langsung ke jalan MERR II-C menjadikan nilai investasi di semakin meningkat.
Expansi Bisnis
Selain membangun di kawasan PTI, Tjandra juga membuka kawasan hunian keduanya bertajuk Pondok Nirwana di kawasan MERR yang disusul dengan properti komersial di lokasi yang sama. Pertokoan 4 Lantai sebanyak 29 unit yang dijual seharga Rp.5 miliar laku terjual sebelum dibangun.
Tjandra juga memiliki bisnis hospitalitas Swiss-belinn Hotel Manyar sebanyak 143 kamar dengan tingkat okupansi rata-rata lebih dari 80 persen. Serta tengah membangun apartemen Belleview 400 unit yang terkoneksi dengan Swiss-belinn Hotel.
Di pertengahan tahun 2020, PT Pondok Tjandra Indah akan siap merilis produk terbarunya, Redwood Residence yang menawarkan rumah 2 lantai yang berdesain mewah, dengan harga perdana Rp.800-an juta.
Kedepan PTI segera melansir megaproyek multifungsi atau mixed use development di lahan 200 ha dalam kawasan Pondok Tjandra Indah. Proyek ini akan terdiri dari hotel, perkantoran, apartemen, dan pusat belanja dengan estimasi ninvestasi senilai Rp 1 triliun.
Guna melanjutkan estafet bisnisnya, Ia telah menyiapkan generasi dengan melibatkan ketiga orang anaknya yakni Jenny Sugiharto sebagai Komisaris, Glenn Widjaja Sugiharto sebagai Managing Director, dan Edward Sugiharto Direktur Operasional.
Kunci Sukses
Dengan berbagai portofolio yang telah dimilikinya, pria yang telah mendedikasikan dirinya di bisnis properti sangat memegang teguh beberapa prinsip yang membuatnya mempu bertahan. Setiap membangun hunian, ia selalu menempatkan diri sebagai customer, sehingga ia tak mau asal dalam membangun. “Saya bangun rumah seperti untuk saya. Jadi kualitas, kenyamanan semua saya perhatikan seiolah saya yang akan tempati,” akunya.
Prinsip berikutnya ia sangat memegang komitmen dan selalu menepati janji baik pada customer, kontraktor, arsitek dan lainnya. Tjandra juga tidak akan pernah mau menjual produk properti, terutama perumahan, jika perizinan belum jelas dan dikantongi. Ia akan menolak membangun properti di atas lahan yang masih bersengketa. “Kami harus memastikan semuanya clear, bersih, dan legal,” kata Tjandra.
Dalam menjalani bisnisnya Tjandra sangat berhati-hati terutama mengatur cashflow perusahaan. Bisa dibilang Tjandra membangun sebagian besar proyeknya tanpa mitra (investor) maupun modal perbankkan. Meski terkesan konservatif, namun inilah gaya Tjandra yang membuatnya selamat dari krisis yang menghantam bisnis properti tahun 1998, 2008 dan 2018.
“Kalau dari dulu saya pakai dana perbankkan mungkin bisa besar atau malah kolaps sejak lama, Makanya saya lebih utamakan membangun dengan modal perusahaan. Karena kerja di bisnis properti sangat riskan dan beresiko tinggi. Maknya waktu krisis ‘98, cashflow peruashaan tetap terjaga meski hanya laku 3 unit rumah dalam satu tahun,” ujarnya.
Belajar dari pengalaman menghadapi krisis, Tjandra cukup santai menghadapi lesunya bisnis properti yang telah akibat pandemi covid-19. “Mungkin akan kembali bangkit setelah pandemi usai, karena sekarang customer wait and see. Tjandra mengatakan serapan pasar tertinggi di Surabaya masih dominasi landed house yang disusul properti komersial, dan apartemen.
Jalan Santai Setiap Subuh
Salah satu kunci sukses Tjandra Sugiharto tetap tampil bugar di usia 76 tahun adalah rutin jalan santai setiap subuh yang dilakukannya setiap hari. “Setiap subuh saya jalan 5 kilometer dengan mengelilingi lapangan bersama teman-teman,” ujar suami dari Lanny Widjaja ini.
Selain itu Ia juga mengatur pola makannya. Meski demikian Tjandra tak ada satu makanan pun yang menjadi pantangannya. “Saya makan semua, tapi setelah jam 4 sore makannya buah,” tambah ayah lima anak ini
Tak hanya itu, disamping menjaga kesehatan dengan jalan santai dan menjaga pola makan, ayah dari Jenny Sugiharto, Glenn Widjaja Sugiharto, Edward Sugiharto, Ingrid Sugiharto dan Narita Sugiharto ini selalu mengutamakan kebersamaan dengan berkumpul dan berlibur di setiap akhir pekan bersama istri, anak-anak dan cucu-cucunya.