Dunia food and beverage bukanlah hal yang asing bagi Adith Rahardjo, karena sebelumnya ia sudah malang melintang di beberapa perusahaan F&B terkemuka baik dalam skala nasional ataupun internasional. Sebut saja Chikara-Te Japanese Restaurant, Inagiku Japanese Restaurant, Jaringan Hotel Hyatt, Jaringan Hotel Imperial yang berbasis di Tokyo, Jaringan Restaurant & Entertainment Internasional Hard Rock Cafe, Jaringan Hotel Internasional Shangri–La, Group Bisnis Propety terkemuka Ciputra, Jaringan Hotel BUMN Nasional PT. Patrajasa, salah satu jaringan hotel terbesar di dunia Accor, jaringan Swiss-Belhotel International.
Setelah melihat perkembangan bisnis kuliner yang semakin booming di tanah air, membuat pria yang akrab disapa Adith tertarik untuk terjun langsung ke dunia bisnis kuliner. Tetapi melihat persaingan yang begitu ketat di dunia kuliner, ia memilih bisnis sedikit berbeda meskipun masih dalam ranah kuliner, yakni di bidang business coaching & consulting.
Pilihan Adith terjun ke bisnis konsultan F&B bukan tanpa alasan, tetapi juga diinspirasi dari banyaknya tempat makan yang tutup dan gagal berdiri, meskipun masih seumur jagung.
“Saya pribadi berfikir bahwa bisnis business coaching & consulting ini adalah usaha yang cukup mulia dalam arti memberikan edukasi, bimbingan atau arahan kepada orang lain untuk menyempurnakan sebuah ide bisnis mereka menjadi lebih terarah dengan bantuan pengetahuan, pengalaman dan strategi bisnis yang kita miliki. Tentu saja jika mereka berhasil ada sebuah kebanggaan kita bisa membantu orang lain. Memang ada sebagian pemilik yang bisa mengelola bisnis sendiri, tetapi tak sedikit pula orang yang menggunakan jasa konsultan, karena selain lebih efektif target dari bisnisnya itu juga lebih terarah,” ungkapnya.
Jasa Konsultan
Adith menawarkan berbagai jenis layanan jasa konsultasi pendirian restoran hingga kafe. Mulai dari konsultasi Opening New Restaurant, Restaurant Training, Restaurant Marketing Strategy, Menu & Design Development, Cost Control,Finance Management, Social Media Marketing, dan Profit Enhancement. Tarif layanan jasa tersebut sekitar Rp 30 juta–Rp 120 juta per proyek.
Mengenai pembayaran jasa konsultasi ini, Adith memberikan dua pilihan sistem pembayaran berdasarkan paket yang diambil klien. Untuk paket kerja sama 3-6 bulan, klien diharuskan membayar uang muka sebesar 50% dari besarnya tarif, setelah itu dibayarkan 25% dari sisanya pada pertengahan kontrak. Dan harus dilunasi 25% sisanya setelah masa kontrak habis. Kerja sama dengan masa kontrak 1 tahun hingga lebih, pembayarannya dengan cara pemotongan sebesar 5% dari omset bisnis kuliner tersebut, tanpa menggunakan uang muka terlebih dulu.
Dari semua layanan yang ditawarkan, konsultasi Opening New Restaurant merupakan jasa yang paling banyak diminati oleh pemilik resto atau kafe, dengan tarif Rp 50 juta per proyek dan masa kontrak kerjasama selama 3-6 bulan.
“Setelah masa kontrak habis, semuanya tergantung klien. Akan putus kontrak, ataupun memperpanjangnya dengan biaya dan masa kontrak yang sama dengan sebelumnya,” terang Adith.
Jasa konsultasi Opening New Restaurant tersebut, biasanya mencakup Restauran Concept & Development, Competitior Survey (SWOT Analysis), Lay Out & Operational Work Flow (Kitchen lay out, Restaurant lay out, Parking), Product Development (Menu & Beverage), Pricing Management Structure, Restaurant Marketing Management, Restaurant Promotion Plan, 5-10 Years Financial Plan, Staff Orientation & Training, Building Hand Over from Project teams, Trial Run, Soft Opening, hingga Grand Opening dan masih banyak lagi.
Selama menjalankan bisnis jasa konsultan restoran dan kafe, Adith selalu mendapatkan klien dari pemilik resto dan kafe kelas menengah dan kelas atas. Karena loyalitas dan profesionalisme yang tinggi, Adith pun kerap kebanjiran order sekitar 4-6 proyek setiap bulan.
Salah satu klien yang berhasil ditangani Hospitally Indonesia adalah Restoran Ayam Bakar yang berada di Lhokseumawe, Aceh. Pada mulanya, restoran yang menyajikan menu Ayam Bakar Istimewa tersebut memiliki pendapatan yang kecil, tetapi setelah menggunakan jasa konsultan milik Adith, saat ini omset yang didapatkan restoran tersebut meningkat hingga 500% per bulan.
“Bahkan dalam kurun dua tahun Restoran Ayam Bakar tersebut sudah memiliki lima cabang dan akan merencanakan pembukaan peluang franchise,” jelasnya bangga.
Selain itu Adith juga menulis mengenai bisnis restoran yang diterbitkan dalam bentuk buku dan CD. Beberapa buku yang menjadi best seller berjudul 5 Rahasia Sukses Bisnis Restoran, 1 Menit Restoran Sales, serta CD yang berisi tentang 16 Rahasia Cara Memulai Bisnis Restoran.
Tahapan Konsultasi
Untuk melakukan konsultasi dalam membangun ataupun mengembangkan bisnis kuliner milik klien, biasanya diawali dengan komunikasi yang dilakukan antara Adith dan klien tersebut. Setelah pembicaraan tersebut, Adith melakukan survei lokasi bisnis milik klien agar bisa membuat konsep-konsep bisnisnya.
Dari hasil survai lapangan, Adith langsung membuat proposal mengenai konsep yang bakal diangkatnya untuk meningkatkan penjualan bisnis kuliner klien tersebut, beserta penawaran harganya. Dengan adanya proposal tersebut, klien bisa melakukan negosiasi harga ataupun konsep yang diberikan.
Menurut Adith, jika ada revisi dari klien ia pun akan mengikutinya. Bila pertemuan dengan klien di luar kota, maka seluruh biaya transportasi dan akomodasi ditanggung sepenuhnya oleh klien tersebut. Kecuali bila klien berada di dalam kota, Adith tidak memungut biaya-biaya tersebut.
Jika negosiasi tersebut disepakati dua belah pihak dengan penandatanganan kontrak kerja, barulah Adith bersama tim mulai bekerja sesuai konsep yang sudah dibuat. Dimulai dari pembuatan desain dan tema restoran, penawaran menu yang disajikan, target penjualan dan omset harian, hingga perekrutan karyawan.
“Untuk karyawan mereka, saya juga yang mencarinya. Karena saya ingin memberikan yang terbaik buat klien, sehingga mereka pun harus memiliki SDM yang bagus,” terangnya. SDM tersebut dicari dari lulusan-lulusan terbaik, khususnya yang berorientasi pada bidang food and beverage.
Setelah semua kebutuhan dari tempat makan tersebut terpenuhi, barulah Adith dan tim rutin menganalisis perkembangan dari bisnis kuliner milik klien setiap hari. Dan secara berkala ia pun melaporkan hasil analisisnya per minggu dan per bulan kepada klien. Jadi jika ada kendala ataupun masalah dalam bisnis kuliner tersebut, bisa langsung teratasi.
Dalam menangani usaha resto dan kafe milik klien, Adit dibantu oleh 5 karyawan tetap yang digaji sekitar Rp 1,5 juta-Rp 3 juta per bulan, serta 3-4 karyawan freelance dengan honor Rp 4 juta-Rp 5 juta per proyek. Agar lebih profesioanl dalam menangani klien, semua karyawan diambil dari lulusan sekolah perhotelan, mantan karyawan hotel atau restoran, atau yang mempunyai pengetahuan di dunia kuliner.
Pemasaran
Mengawali bisnis jasa konsultannya ini, menurut Adith memang gampang-gampang susah. Sebab, meskipun memiliki peluang yang cukup bagus, tetapi untuk mendapatkan kepercayaan klien memerlukan strategi pemasaran yang matang.
“Dulu di awal promosi, saya memberikan jasa konsultan gratis sebagai trial and error. Setelah beberapa bulan klien mendapatkan peningkatan omset, barulah saya diberi bayaran,” ceritanya.
Selain itu, yang dilakukan Adith untuk menjaring klien dengan sering memperkenalkan usahanya kepada khalayak, seperti mengikuti seminar, mengikuti pameran, jasa konsultasi gratis, hingga beriklan di media offline dan online.
Selain itu, pria yang hobi membaca ini juga selalu memperhatikan kualitas pelayanan terhadap klien, karena akan memberika efek domino bagi usaha yang ia jalankan. Seperti halnya rekomendasi klien kepada rekan, relasi, saudara atau orang-orang yang berada disekitarnya, pasalnya pemasaran lewat rekomendasi atau dari mulut-ke mulut ini dapat memberikan dampak yang sangat baik bagi perkembangan usaha.
Maka dari itu, lewat rekomendasi klien yang sudah merasakan jasanya, tidak heran jika klien yang ditanganinya bukan hanya dari Indonesia saja, tetapi sudah merambah ke beberapa negara seperti Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang. Untuk ke depannya, sama seperti bisnis-bisnis lain, Adith ingin Hospitally Indonesia bisa semakin berkembang besar dan mampu menyelesaikan proyek hingga ke luar negeri. Hal inilah yang membuat Adhit semakin gencar memperkenalkan bisnis jasa konsultasi kuliner.