Sudianto Oei, Dari Warnet Jadi Pengusaha Internet Service Provider (ISP) Kelas Dunia

0
6227
Sudianto Oei, CEO HyperNet (dok Hypernet.co.id)
Pojok Bisnis

 

Banyak cara seseorang menuju kesuksesan, salah satunya bisa berawal dari sebuah hobi. Seperti yang dialami Sudianto Oei atau yang akrab disapa Apin. Hobinya bermain game online membuat Apin bisa membangun sebuah usaha warung internet, tak cuma satu melainkan tiga warung internet berhasil ia bangun secara bertahap, padahal jika diukur dari usianya kala itu yang masih duduk di bangku SMA tentu membuat banyak orang tidak percaya terhadap kemajuan usahanya.

Namun dalam menjalankan usaha warnet, Apin kerap terkendala lemahnya sinyal internet serta gangguan jaringan internet, sehingga membuat jumlah pengunjung warnetnya menurun. Karena itu Apin mencoba mencari solusi dengan menanyakan kepada teman-teman sesama pengusaha warnet di sekitarnya, ternyata masalah yang sama pun dialami oleh teman-temannya.

Tak puas sampai di situ Apin mencoba mengganti provider internet dari yang sudah kenamaan ke pelaku lokal, ternyata masalah pun masih saja tetap sama. Putus asa hampir saja dialami Apin kala itu hingga ia sempat ingin menutup usahanya karena semakin besar  pengeluaran dari pada pemasukan.

Top Mortar gak takut hujan reels

Di tengah mencari solusi terhadap permasalahan yang ada, muncul ide Apin untuk membangun Internet Service Provider sendiri. “Selain itu dorongan dari teman-teman yang meminta saya mencoba untuk membangun Internet Service Provider sendiri menjadi amunisi tambahan saya,” ucapnya.

Internet Service Provider (ISP)

Guna memperlancar niatnya membangun ISP sendiri, Apin terlebih dahulu mencari tahu tentang seluk beluk usaha ini. Salah satunya dengan menanyakan kepada teman yang telah memiliki pengalaman bekerja di salah satu perusahaan Internet Service Provider lokal. Dari perbincangan tersebut, Apin memutuskan untuk memulai usahanya dengan bermodalkan uang Rp 40 juta. Bersama dengan teman yang mengerti seputar ISP, Apin mulai merintis usaha ISP dengan mengambil lokasi di daerah Bogor, Jawa Barat. “Kenapa di Kota Bogor, karena kita merasa perusahaan baru seperti kita belum bisa masuk market kota besar seperti Jakarta,” ujarnya.

Tak lama sejak didirikan, pada 2008 izin dari Pemerintah pun diraih HyperNet sebagai perusahaan ISP resmi. Sejak saat itulah HyperNet di bawah komando Apin terus menunjukkan perubahan dan kemajuan. Berbagai event skala nasional dan internasional telah didukung oleh HyperNet, antara lain official internet partner Konferensi APEC 2012 di Surabaya, hingga full coverage seluruh area Gelora Bung Karno pada pertandingan sepak bola Inter Milan, Chelsea, serta Liverpool saat melakukan kunjungan ke Indonesia yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi Apin.

Ada dua layanan produk yang ditawarkan HyperNet, yang pertama adalah layanan personal service yang terdiri atas Apartment Buildings, Home Wireless, Jyper Hotspot, dan Hyper Tunnel. Dan yang kedua yaitu Corporate Service yang terdiri atas Internet Wireless, Inter Fiber Optic, Inter Vsat, VPN Data Communication, Internet Hotspot Managemen dan masih banyak lagi.

Sedangkan berbicara kecepatan data dan layanan HyperNet didukung kapasitas jaringan internasional hingga 1Gbps yang menggunakan media direct submarine Fiber Optic cable yang terhubung ke data center di Singapura sehingga menjamin kualitas, kecepatan, dan kestabilan layanan komunikasi internet perusahaan.

Terkendala Teknologi

Kesuksesan yang diperoleh Apin saat ini ternyata tidak didapat dengan mudah. Bayang-bayang menjadi pengusaha sukses Internet Service Provider sempat buyar dalam seketika akibat berkendala pada sistem teknologi yang diterapkan menggunakan sistem wireless. Adapun kendala pada sistem wireless ini diakui Apin terletak pada pemasangan antena yang di setiap pemasangan hampir sebagian ditolak oleh warga.

Bahkan ada satu ketika Apin yang kala itu belum mengerti betul soal perizinan membangun tower pemancar pernah diarak oleh warga yang menolak pembangunan tower miliknya ke kantor kelurahan setempat gara-gara dirinya bersikukuh mempertahankan tower tersebut.

Kalah dengan jumlah warga yang terus menolaknya, membuat Apin harus memindahkan lokasi bisnisnya dari awalnya di Kota Bogor ke tetangganya yaitu Kabupaten Bogor tepatnya di Kota Cibinong. Namun lagi-lagi Apin harus menelan pil pahit dari usahanya, sepinya respons dari para pembeli serta cuaca Kabupaten Bogor yang sering hujan membuat Apin lagi-lagi harus memutar otak dalam membangun usahanya.

Putus asa, mungkin tidak ada dalam kamus Apin karena walaupun kembali gagal di tempat kedua, tidak membuat Apin menyerah dan terus melakukan segala inovasi pada produk sambil mencari lokasi yang tepat untuk mengembangkan usaha. Betul saja, kesabaran Apin akhirnya terbayar pada saat ia bergabung dengan Tim Laboratorium Bina Nusantara untuk membangun jaringan internet di sekitaran kampus tersebut.

“Jadi waktu itu aku ada tugas kuliah untuk membangun sistem jaringan internet di Binus, dan tugas itu berhasil,” ucapnya.

Dari situ, muncul sebuah ide untuk membangun jaringan internet lebih luas dengan biaya terjangkau untuk semua mahasiswa Binus yang tinggal di lokasi tersebut. Namun belajar dari kasus-kasus sebelumnya Apin tidak lagi menggunakan media wireless yang sering kali mendapat masalah melainkan menggantinya dengan sistem kabel optik.

“Tiga bulan pertama sudah ada 100 customer, dan dalam satu tahun sudah dapat 1.000 customer yang rata-rata mahasiswa,” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, permintaan pemasangan internet terus bermunculan terutama dari teman-temannya. Dan hal tersebut membuat Apin semakin bersemangat untuk lebih membesarkan usaha ISP-nya. Mendapatkan dukungan dari kampusnya, Apin menjadikan usaha tersebut sebagai sebuah perusahaan yang bertujuan memberikan solusi jaringan dengan kecepatan dan layanan yang jauh lebih tinggi dari rata-rata untuk memuaskan pelanggan.

Promosi

Pada saat memulai usaha ini Apin mengandalkan promosi kepada komunitas sesama pelaku warnet. Dengan relasi itulah ia berhasil membangun jaringan di kota dan Kabupaten Bogor walaupun pada akhirnya tidak berjalan dengan lancar. Namun setidaknya mengandalkan komunitas sesama pelaku warnet sangat efektif pada saat ia memulai usaha ini.

Sedangkan untuk promosi pada saat dirinya membangun jaringan internet di lingkungan kampus Binus Apin menggunakan cara dari pintu ke pintu setiap mahasiswa dan mahasiswi yang ngekost di sekitar kampus tersebut. Cara ini cukup efektif, terlebih iming-iming internet cepat dengan biaya murah menjadi tambahan amunisi ampuhnya dalam mempromosikan usaha.

Lebih jauh, Apin menjalin kerja sama dengan beberapa event organizer dalam negeri yang kerap mengadakan acara skala internasional. Berbagai cara tersebut diakui Apin sangat efektif, bahkan saat ini HyperNet sudah memiliki cabang di Bandung, Denpasar, Cirebon, Surabaya dan yang terbaru Lampung.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.