Satu lagi dampak dari perang dagang Amerika dan China. Perusahaan teknologi terbesar di China Huawei harus menunda peluncuran produk laptop Matebooknya hingga waktu yang tak ditentukan. Ini merupakan dampak dari blacklist yang dilakukan Presiden Trump kepada Huawei yang disebut banyak meniru produk asal Amerika meski menggunakan sebagian komponen utama asal Amerika.
Peluncuran laptop terbaru Huawei ini tertunda pasca AS memasukan Huawei dalam daftar hitam yang dibatasi aksesnya terhadap teknologi AS. Seperti diketahui Huawei masih membenamkan teknologi AS pada Matebook X Pro seperti sistem operasi Microsoft Windows dan menggunakan chip dari intel.
CEO divisi konsumen Huawei Richard Yu sangat menyayangkan pembatalan peluncuran laptop terbarunya itu. Ia berharap agar blacklist AS segera berakhir sehingga laptop Matebook X Pro segara bisa dirilis ke pasar. Jika tak juga dibuka, maka raksasa teknologi China ini harus menggunakan sistem operasinya sendiri. Yu berharap produk terbarunya itu bisa segara diluncurkan.
Sebagai perusahaan terbesar setelah Samsung, Huawei telah berhasil menggembangkan bisnis sejak 2018 melalui lini bisnis smartphone, laptop, dan menjual peralatan jaringan yang jadi core bisnis utamanya.
Seperti diketahui selain membacklist beberapa produk, AS juga mulai mengenakan tarif yang lebih tinggi 25 persen untuk barang impor China yang tiba di pelabuhan AS sejak Sabtu (01/06/2019).
Kantor Perwakilan Dagang Amerika yang dirilis 15 Mei ditetapkan tenggat 1 Juni untuk barang impor asal China di pelabuhan AS. Kenaikan tarif mempengaruhi berbagai barang konsumen asal China
Senada dengan AS, China juga menetapkan tarif yang juga tinggi untuk produk impo asal Amerika pada sebagian besar daftar target US$60 miliar barang impor AS. Sebelumnya Bejing memberlakukan tambahan tarif 5 dan 10 persen.