Budaya Lokal Jadi Kunci Sukses IKM Kreatif Masuk Pasar Global

0
9
Budaya Lokal Jadi Kunci Sukses IKM Kreatif Masuk Pasar Global
Budaya Lokal Jadi Kunci Sukses IKM Kreatif Masuk Pasar Global (Dok Foto: Kemenperin)
Pojok Bisnis

Kementerian Perindustrian terus berkomitmen dalam mengakselerasi pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah (IKM), khususnya sektor kreatif, agar mampu bersaing di pasar internasional. Salah satu strategi yang dijalankan adalah memaksimalkan potensi nilai budaya sebagai identitas sekaligus keunggulan kompetitif produk lokal.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menyebutkan bahwa kekayaan budaya dan kualitas sumber daya manusia Indonesia merupakan modal besar yang harus dioptimalkan. “Kita memiliki peluang besar di sektor kreatif. Laporan Statistik Ekonomi Kreatif 2020 dari BPS mencatat sekitar 16 juta pelaku ekonomi kreatif di Indonesia,” ungkap Reni dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (12/5).

Menurut Reni, subsektor kriya dan fesyen menjadi penyumbang utama dalam sektor ekonomi kreatif, baik dari sisi nilai tambah ekonomi maupun kontribusi ekspor. Oleh karena itu, dua subsektor ini mendapat perhatian khusus dalam pengembangan IKM yang berorientasi ekspor.

Modernisasi Alat Produksi dan Dukungan Ekspor

Salah satu upaya konkret yang dijalankan Kemenperin adalah Program Restrukturisasi Mesin dan Peralatan. Melalui program ini, pelaku IKM bisa mendapatkan pengembalian dana sebesar 25–40 persen dari pembelian mesin produksi baru. Tujuannya, agar pelaku usaha dapat meningkatkan kapasitas, kualitas, dan diversifikasi produk secara lebih efisien.

PT Mitra Mortar indonesia

“Dengan pembaruan peralatan, produktivitas meningkat dan daya saing pun bertambah. Dana reimbursement juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan bisnis lain,” jelas Reni.

Ia juga menekankan bahwa produk yang mengangkat kearifan lokal cenderung lebih diminati pasar internasional. “Apabila nilai budaya lokal bisa berakulturasi dengan budaya global tanpa kehilangan jati diri, maka itu akan menjadi kekuatan tersendiri,” tambahnya.

Kisah Sukses Sweda: Dari Kotagede ke Panggung Dunia

Keberhasilan pendekatan ini tercermin dari pengalaman IKM Sweda, perajin perak asal Kotagede, Yogyakarta. Berkat program restrukturisasi, Sweda mampu mengembangkan proses produksi dengan mesin 3D printer yang menunjang desain aksesori kustom secara lebih presisi.

Dengan menggabungkan filosofi budaya Nusantara dan unsur budaya populer Amerika Serikat, Sweda berhasil menembus pasar ekspor, dengan 90 persen produksinya dikirim ke AS. “Sweda menjadi contoh bagaimana modernisasi alat dapat memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi produksi,” kata Reni.

Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menyebut Sweda juga berhasil menjalin relasi dengan komunitas musik hip-hop dan lowrider di AS. Bahkan, berkat kontribusinya terhadap budaya lowrider, Sweda diundang tampil di ajang Smithsonian Folklife Festival 2025 di Washington DC sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia.

“Ini bukti bahwa IKM kita bisa bersaing dan dihargai di level internasional,” tutur Budi. Ia juga menambahkan bahwa Sweda sebelumnya telah memproduksi piala untuk ajang seperti MotoGP, Superbike, dan Piala Presiden.

Budi berharap kisah sukses Sweda menjadi inspirasi bagi pelaku IKM di sektor kreatif lainnya. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan melalui pelatihan, pameran internasional, fasilitasi pembiayaan, dan modernisasi alat kerja agar lebih banyak IKM bisa go global.

“Dengan sinergi budaya dan teknologi, serta keberanian menembus pasar global, IKM Indonesia punya peluang besar untuk menjadi kekuatan baru dalam perekonomian nasional,” tutup Budi.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan