Pemerintah terus mengakselerasi transformasi digital di sektor pos dan logistik. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menekankan pentingnya digitalisasi di sektor ini dengan mengadopsi teknologi logistik terkini untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi layanan.
“PT Pos Indonesia diharapkan terus berinovasi dan bertransformasi untuk menghadapi tantangan global dengan memanfaatkan peluang yang muncul dari digitalisasi dan perkembangan teknologi,” ujar Menteri Budi Arie dalam acara Peresmian Sentral Pengolahan Pos (SPP) serta Peluncuran Digitalisasi dan Otomasi PT Pos Indonesia di Jakarta Timur, Senin (26/08/2024).
Menteri Budi Arie menyatakan bahwa dengan kemajuan dan inovasi yang dilakukan oleh PosIND, perusahaan ini diharapkan dapat terus bertransformasi dan tetap relevan di masa depan.
Digitalisasi dan Otomatisasi untuk Daya Saing
“Digitalisasi dan otomatisasi dalam meningkatkan daya saing sektor ini melalui pemanfaatan teknologi Robotic RFID (Radio Frequency Identification) adalah bukti nyata dari upaya PT Pos Indonesia untuk memperkuat posisinya di industri pengiriman,” tambahnya.
Menurut Menkominfo, transformasi digital kini menjadi landasan utama dalam pengembangan berbagai sektor, termasuk industri pos dan logistik. Inovasi digital pada berbagai produk PT Pos Indonesia akan memungkinkan perusahaan untuk lebih baik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Perbaikan pada 744 layanan pos yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk dengan penerapan sistem pelacakan yang lebih canggih, akan menjadi bagian dari realisasi upaya ini,” tegasnya.
Menteri Budi Arie juga menyoroti pentingnya meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan pos yang membutuhkan kebijakan yang tepat. Oleh karena itu, Menkominfo menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat adopsi teknologi digital guna mendukung pengembangan sektor pos dan logistik di tingkat nasional.
“Pemerintah melalui Kementerian Kominfo telah merumuskan Visi Indonesia Digital 2045 sebagai peta jalan transformasi digital nasional. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan sektor pos dan logistik dapat beradaptasi dan berkembang seiring kemajuan teknologi,” jelasnya.
Tantangan dan Peluang Teknologi Baru
Menteri Budi Arie juga mengingatkan bahwa sektor logistik, perhubungan, dan pos merupakan elemen kunci dalam transformasi digital yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Oleh karena itu, Menkominfo mendorong pemanfaatan teknologi terbaru seperti Kecerdasan Buatan (AI).
“Selain AI, ada empat isu teknologi digital lainnya yang perlu diperhatikan, yaitu big data analytics, Internet of Things (IoT), dan blockchain. Tantangan ini harus dihadapi oleh PT Pos Indonesia untuk tetap kompetitif di masa depan,” paparnya.
Selama beberapa tahun terakhir, PosIND telah aktif melakukan digitalisasi layanan. Untuk mendukung proses ini, Sentral Pengolahan Pos (SPP) yang sebelumnya dikenal sebagai Pusat Pengolahan, kini menggunakan perangkat robotik RFID. Ini memungkinkan seluruh proses pemrosesan, distribusi, transportasi, dan pengantaran kiriman pos dilakukan secara digital. Acara peresmian ditutup dengan penandatanganan prasasti oleh Menkominfo Budi Arie Setiadi.
“Ini adalah langkah penting dalam perjalanan panjang PT Pos Indonesia, yang sudah hampir tiga abad berdiri,” tutupnya.