Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Strategi Menuju Target Ekspor USD 5 Miliar di Industri Mebel dan Kerajinan...

Strategi Menuju Target Ekspor USD 5 Miliar di Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia

0

Pemerintah memiliki target ambisius untuk meningkatkan ekspor dari industri furnitur mebel dan kerajinan hingga mencapai USD 5 miliar pada akhir 2024. Abdul Sobur, Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), mengungkapkan bahwa hingga akhir 2022, ekspor mebel dan kerajinan masih berada di angka USD 3,5 miliar.

Komposisi angka tersebut terdiri dari ekspor mebel senilai USD 2,5 miliar dan ekspor kerajinan senilai USD 1 miliar. Pasar utama untuk ekspor ini adalah Amerika Serikat dan Eropa, yang masing-masing menyerap sekitar 52 persen dan 25 persen dari total ekspor tersebut. Sementara itu, sisanya tersebar ke seluruh dunia, dengan kontribusi Asia yang masih relatif kecil, bahkan ASEAN hanya berkontribusi sebesar 3 persen.

Meskipun ada upaya untuk mencapai target USD 5 miliar, Sobur menjelaskan bahwa saat ini mereka menghadapi tantangan berupa perlambatan pasar ekspor akibat perang global di Eropa dan inflasi di Amerika Serikat. Salah satu solusi yang mereka pertimbangkan adalah mengincar pasar ekspor di China.

“Saat ini, memasuki pasar China adalah langkah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Kami akan berdiskusi dengan pihak China untuk menentukan produk-produk apa yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Sobur.

Namun, harus diakui bahwa mengambil langkah ini tidaklah mudah. China dikenal dengan teknologi manufaktur canggihnya. Oleh karena itu, Sobur berpendapat bahwa Indonesia harus memanfaatkan keunggulan sebagai produsen rotan terbesar di dunia, yang tidak dimiliki oleh China.

“Jika kita bersaing dengan mereka dengan cara yang sama, kemungkinan kita akan kalah. Oleh karena itu, kita harus menawarkan sesuatu yang berbeda atau teknologi yang mereka tidak miliki, dan kita harus menambah nilai (added value) pada produk kita. Contohnya, rotan adalah salah satu yang menjadi keunggulan kita yang tidak dimiliki oleh China. Demikian juga dengan jenis kayu seperti Jati dan Mahoni,” jelas Sobur.

Sebagai bagian dari upaya untuk memasuki pasar China, HIMKI berencana untuk berpartisipasi dalam China International Furniture Fair (CIFF Guangzhou), pameran furnitur yang akan digelar di China pada November 2023 mendatang.

“Kami akan mencoba memasuki pasar China melalui fasilitas atau pameran yang mereka miliki karena skala pameran tersebut sangat besar, dengan jumlah tamu mencapai 380 ribu orang,” tambah Sobur.

Dengan strategi ini, industri furnitur mebel dan kerajinan Indonesia berharap dapat meraih kesuksesan dalam meningkatkan ekspor mereka dan mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Exit mobile version