Jakarta – Kilang minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur terbakar lagi, Ahad (15/5). Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta jajaran Direksi Pertamina mengundurkan diri.
Mulyanto menilai jajaran direksi Pertamina saat ini gagal menjaga keamanan operasional kilang sehingga insiden kebakaran atau ledakan masih terjadi lagi.
“Beberapa waktu lalu kami pernah mengingatkan Pertamina agar mengaudit secara menyeluruh kilang-kilang yang sudah tua ini. Agar didapat gambaran yang lebih komprehensif langkah mitigasi resiko kebakaran kilang ini. Karena terjadi peristiwa serupa berarti jajaran Direksi tidak bisa mengendalikan operasional kilang agar berjalan dengan aman dan sesuai standar,” kata Mulyanto.
Wakil Ketua FPKS DPR RI ini menambahkan kasus kilang pertamina yang terbakar ini sudah terlalu sering. Peristiwanya terus berulang dalam kurun waktu 3-4 bulan.
Karena itu manajemen Pertamina harus membuat program perawatan dan perbaikan kilang secara berkala. Sebab kilang-kilang ini adalah aset vital strategis nasional yang harus dijaga dengan baik. Masih untung kejadian ini tidak mengganggu pasokan BBM nasional.
“Saya rasa Pertamina sudah harus menyusun rencana kerja itu secara lebih akurat berbasis audit komprehensif di atas. Direksi Pertamina jangan cuek-cuek saja atas permintaan Komisi VII DPR RI tersebut,” ujar Mulyanto.
“Kali ini mohon jajaran direksi mendengar usulan ini. Semua dimaksudkan untuk kebaikan Pertamina. Kalau memang tidak mampu sebaiknya direksi yang mengurus soal ini mundur saja atau diberhentikan. Masak kebakaran kilang jadi rutinitas seperti ini, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Ketahanan energi nasional kita bisa terancam lemah,” tandas Mulyanto.
Untuk diketahui kilang RU V Balikpapan dibangun tepat seratus tahun lalu, yakni tahun 1922 dengan kapasitas 266.000 bph (barel per hari) atau sebesar 30% dari total produksi kilang pertamina. Ini adalah kilang terbesar ketiga setelah Kilang Cepu dan Kilang RU IV Cilacap.