Bank Syariah Indonesia (BSI) terus memperkuat komitmennya dalam mempermudah akses investasi emas bagi masyarakat melalui skema Cicil dan Gadai Emas yang sesuai prinsip syariah. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, instrumen logam mulia dinilai menjadi pilihan rasional dan aman bagi masyarakat yang ingin menjaga nilai aset dalam jangka panjang.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengatakan bahwa emas kini bukan sekadar tabungan konvensional, melainkan bagian dari strategi pengelolaan keuangan berbasis syariah. “Kami tidak hanya mengedukasi masyarakat untuk menabung emas, tapi juga mendorongnya sebagai bagian dari manajemen keuangan yang lebih sehat dan terencana,” ujar Anton.
BSI sendiri telah menyediakan berbagai layanan investasi emas, mulai dari Cicil dan Gadai Emas, hingga pembelian logam mulia secara langsung melalui platform digital BYOND by BSI. Pembelian dapat dilakukan secara tunai maupun angsuran, dengan tenor fleksibel antara satu hingga lima tahun.
“Keunggulan investasi emas di BYOND adalah keamanannya. Emas disediakan langsung oleh BSI dan disimpan sesuai ketentuan yang diawasi OJK. Karena BSI membeli langsung dari mitra terpercaya, harga yang ditawarkan pun kompetitif,” jelasnya.
Lonjakan Transaksi Cicil dan Gadai Emas Capai Triliunan Rupiah
Performa bisnis emas BSI tercatat mengalami lonjakan signifikan. Hingga Mei 2025, total nilai pembiayaan dari program cicil dan gadai emas menembus angka Rp16,43 triliun—melonjak 92,52% secara tahunan. Secara terperinci, pembiayaan cicil emas menyumbang Rp8,89 triliun atau tumbuh 175,13% year-on-year, sementara gadai emas mencapai Rp7,54 triliun, meningkat 42,18%. Adapun pembelian emas melalui BYOND by BSI mencapai Rp1,11 triliun, naik 21,55%.
Momentum ini turut diperkuat melalui gelaran BSI International Expo 2025, yang digelar pada 26–29 Juni 2025. Dalam empat hari pelaksanaan, minat masyarakat terhadap cicil emas menyumbang transaksi hingga Rp11,2 miliar, sementara pembelian emas melalui BYOND tercatat mencapai Rp6,2 miliar.
Melihat tingginya minat, BSI terus membidik segmen nasabah dengan penghasilan tetap, khususnya mereka yang telah menjadi nasabah payroll BSI. Menurut Anton, edukasi dan literasi keuangan menjadi kunci penting dalam mendorong masyarakat beralih ke investasi yang berkelanjutan dan berbasis nilai.
BSI juga membuka peluang investasi mulai dari 0,1 gram emas, menjadikan logam mulia semakin mudah dijangkau oleh berbagai kalangan. “Kami ingin emas menjadi aset yang inklusif, bisa diakses oleh siapa saja lewat teknologi yang kami sediakan,” tutup Anton.