Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Harga Emas Melonjak, Bitcoin Tertekan: Sinyal Perubahan di Pasar Global?

Harga Emas Melonjak, Bitcoin Tertekan: Sinyal Perubahan di Pasar Global?

0
Harga Emas Melonjak, Bitcoin Tertekan: Sinyal Perubahan di Pasar Global? (Ilustrasi Foto)

Harga emas melonjak ke rekor tertinggi baru, menyentuh angka USD 2.564 per ons pada Jumat, 13 September 2024. Kenaikan ini tercatat mendorong peningkatan nilai emas sebesar 10 persen secara quarter to date. Di sisi lain, Bitcoin (BTC), yang sering disebut sebagai “emas digital,” mengalami tekanan dan stagnan di kisaran USD 58.000. Berdasarkan data CoinDesk, penurunan harga Bitcoin ini mencerminkan kerugian kuartalan sebesar 7 persen.

Kinerja emas semakin terlihat impresif dibandingkan dengan indeks S&P 500 di Wall Street, yang hanya mencatat kenaikan 2 persen pada kuartal yang sama. Bitcoin, seperti saham teknologi, tampaknya terpengaruh oleh kekhawatiran akan resesi ekonomi di Amerika Serikat.

Faktor Penyebab Perbedaan Kinerja Bitcoin dan Emas

Para pengamat ekonomi umumnya sepakat bahwa perbedaan kinerja antara Bitcoin dan emas disebabkan oleh berbagai faktor khusus. Reli harga emas menunjukkan adanya dukungan dari kondisi ekonomi makro, yang juga diyakini akan mendukung perkembangan mata uang kripto di masa mendatang.

Menurut Charlie Morris, Kepala Investasi sekaligus pendiri ByteTree, kenaikan harga emas erat kaitannya dengan kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed, yang memberikan dampak signifikan. Hal ini belum sepenuhnya dirasakan oleh Bitcoin.

“Daya tarik obligasi pemerintah terus berkurang, sementara emas semakin diminati. Banyak bank sentral sekarang mengakumulasi emas, menggantikan aset yang dulunya berbasis pada sekuritas yang dilindungi inflasi oleh Departemen Keuangan AS. Kini, emas dipengaruhi oleh faktor global seperti defisit struktural pemerintah,” ujar Morris kepada CoinDesk.

Ia menambahkan, “Kekuatan harga emas mencerminkan peningkatan jumlah uang fiat di pasar saat ini dan di masa depan. Bitcoin akan mendapatkan manfaat serupa ketika kondisi ekonomi membaik atau ketika ada kebijakan stimulus.”

Pertumbuhan Pasokan Uang Fiat dan Dampaknya

Pada Agustus 2024, pertumbuhan gabungan pasokan uang fiat di AS, Uni Eropa, Inggris, dan Jepang mencatat hasil positif. Likuiditas diprediksi terus meningkat seiring dimulainya kebijakan pelonggaran moneter baru. Bank Sentral Eropa baru saja menurunkan suku bunganya, sementara The Fed diantisipasi melakukan langkah serupa dalam waktu dekat, memulai siklus pelonggaran yang akan memberikan sinyal stimulus bagi investor di Amerika Serikat.

André Dragosch, Kepala Penelitian Eropa di Bitwise, berpendapat bahwa reli emas ini bisa menjadi sinyal penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang disesuaikan dengan inflasi di masa mendatang.

“Ini bisa mengarah pada pergeseran minat investor menuju aset yang lebih berisiko, seperti Bitcoin dan saham teknologi, seperti yang terjadi pada tahun 2020,” jelas Dragosch.

“Harga emas saat ini tampaknya tidak lagi terkait dengan imbal hasil riil AS. Ini bisa berarti emas sudah terlalu mahal atau emas telah mengantisipasi penurunan besar dalam imbal hasil riil di masa mendatang,” tambahnya.

Penurunan imbal hasil riil AS, menurutnya, setara dengan kebijakan moneter yang lebih longgar, yang mungkin belum sepenuhnya diperhitungkan di pasar finansial, kecuali dalam harga emas. Oleh karena itu, ia memprediksi bahwa Bitcoin dan aset berisiko lainnya bisa mengikuti kenaikan harga emas tersebut.

Exit mobile version