Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi di Indonesia mengalami kenaikan pada periode Juli – September 2020. Realisasi selama 3Q20 tersebut mencapai IDR209,0 triliun, atau kembali meningkat 8,9% qoq atau 1,6% yoy dari triwulan sebelumnya yang mencatatkan kontraksi -8,9% qoq atau -4,3% yoy.
Meskipun sempat terhambat dikarenakan pandemi COVID-19, realisasi investasi pada periode Januari – September 2020 masih mencatatkan pertumbuhan. Secara kumulatif, realisasi investasi Januari – September 2020 mencapai IDR611,6 triliun, yang terdiri dari PMDN sebesar IDR309,9 triliun dan PMA sebesar IDR301,7 triliun.
Pada 3Q20 sektor penyumbang terbesar PMDN adalah Konstruksi, sedangkan PMA adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya. Lima besar realisasi investasi PMDN berdasarkan sektor usaha adalah Konstruksi (IDR23,0 triliun); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (IDR17,7 triliun); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (IDR12,6 triliun); Listrik, Gas, dan Air (IDR11,2 triliun); dan Industri Kimia dan Farmasi (IDR7,5 triliun).
Naiknya realisasi investasi memberikan katalis positif pada kondisi ekonomi Indonesia. Tim riset ekonomi Bank Mandiri melihat capaian ini mengindikasikan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) akan terkontraksi lebih kecil di 3Q20 jika dibandingkan pada 2Q20. Dengan demikian, kami memprakirakan ekonomi Indonesia akan terkontraksi pada kisaran -3% yoy pada 3Q20, atau mengalami perbaikan kinerja dari kontraksi pada triwulan sebelumnya (-5.32% yoy). Untuk keseluruhan tahun 2020, kami melihat ekonomi Indonesia terkontraksi pada kisaran 2%.