Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Menghitung Harga Jual Produk

Menghitung Harga Jual Produk

0
Menghiotung harga pokok (dok id.techinasia.com)

 

Untuk menentukan harga jual, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan. Pertama, dan yang paling mudah adalah dengan “menengok harga di toko sebelah” alias dengan meniru harga di tempat lain. Tentunya harga yang kita jadikan patokan adalah harga barang yang sama persis di toko pada kelas yang sama. Warung makan di pinggir jalan tidak bisa disamakan dengan warung makan di bandara misalnya, karena sewa tempatnya yang berbeda jauh. Warung makan biasa juga tidak bisa disamakan dengan café yang lebih banyak “menjual tempat nongkrong” bukannya menjual makanan.

Cara yang kedua adalah dengan menghitung biaya, ditambah keuntungan yang ingin diperoleh, untuk mendapatkan harga jual. Dalam menghitung biaya, kita perlu menghitung dua macam biaya. Yaitu biaya langsung, dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang berkaitan langsung dengan produk per unitnya.

Misalnya biaya teh manis per gelas atau nasi per porsi. Dan yang kedua yaitu biaya tidak langsung, Biaya tidak langsung ini seperti gaji karyawan, sewa tempat, penyusutan peralatan, listrik, air, dll. Seringkali biaya tidak langsung ini tidak ikut dihitung karena tidak berkaitan langsung dengan penjualan per porsi sehingga kebingungan untuk menentukan berapa biaya per porsi.

Nah, untuk menghitung biaya tidak langsung ini mau tidak mau kita harus menggunakan angka asumsi penjualan. Misalnya saja, setiap konsumen yang masuk rata-rata pesan 3 item, yaitu makanan, minuman dan camilan. Rata-rata per bulan ada 1.500 konsumen, maka total terjual 4.500 item. Untuk menentukan biaya tidak langsung kita tinggal membagi total biaya tidak langsung dengan angka 4.500. Misalnya, gaji Rp 4,5 juta/bulan, dibagi 4.500 berarti biaya tidak langsung untuk gaji adalah Rp 1.000/item. Listrik Rp 450 ribu/bulan, dibagi 4.500, berarti biaya listrik adalah Rp 100/item. Dan seterusnya. Tinggal tambahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung, maka kita mendapatkan total biaya per item.

Itu baru menghitung biaya. Untuk menghitung harga jual kita perlu tetapkan berapa kita akan mengambil keuntungan. Biasanya keuntungan ditetapkan dengan persentase. Misalnya saja kita mengharapkan keuntungan bersih 20%. Jika suatu item biaya langsungnya adalah Rp 1.000, ditambah biaya tidak langsung Rp 500, maka total biaya menjadi Rp 1.500. Jika ingin mendapat besar keuntungan 20%, berarti biaya sebesar Rp 1.500 merupakan 80% dari harga jual. Setelah dikalkulasi akan didapat harga jual sebesar Rp 1.875/item.

Saran saya, ambil patokan harga pasar dari rata-rata harga usaha sejenis dan sekelas. Ini adalah harga maksimal yang bisa kita jual ke konsumen. Jangan sampai harga kita lebih mahal dari pesaing tanpa alasan yang jelas. Setelah itu kita hitung keuntungan kotor dari situ.

Jika keuntungan kotornya masih bisa menutupi biaya-biaya tidak langsung, dan masih ada keuntungan yang lumayan, maka kita sudah menerapkan strategi harga yang tepat. Tapi jika keuntungan kotornya terlalu kecil, atau keuntungan bersihnya terlalu kecil, maka kita bisa melakukan penyesuaian. Misalnya dengan menaikkan harga 30% dengan cara membuat porsinya 20% lebih besar, Jadi ada selisih 10% tambahan keuntungan.

Selamat berhitung…. semoga sukses!

 

Oleh: Ahmad Gozali

Konsultan Perencana Keuangan

Email : gozali@perencanakeuangan.com

 

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version