Berempat.com – Pengembang Meikarta, PT Lippo Cikarang Tbk. mencatatkan penurunan pendapatan di tahun 2017 sebesar 3%. Pendapatan yang berhasil dibukukan di tahun lalu sebesar Rp 1,50 triliun, sedangkan di tahun 2016 pendapatannya sebesar Rp 1,54 triliun. Bersamaan dengan itu, laba yang diraup Lippo Cikarang pun menurun 32% di tahun 2017 dengan nilai Rp 367 miliar. Sementara di tahun sebelumnya laba yang berhasil diperoleh sebesar Rp 540 miliar.
Menurunnya pendapatan maupun laba tersebut diklaim pihak Lippo Cikarang karena pasar properti Indonesia yang tengah lesu pada tahun lalu. Namun, mereka masih optimis pendapatan di masa mendatang akan tumbuh seiring dengan hadirnya Meikarta.
“Dengan proyek Meikarta sebagai kota modern, terindah, dan terlengkap fasilitasnya, Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan masa depan,” ujar Presiden Direktur Lippo Cikarang Ivan Budiono dalam rilisnya, Selasa (24/4).
Lebih jauh, Ivan menjabarkan seluruh sumber pendapatan perusahaan yang tercatat di tahun 2017. Di antaranya berasal dari hunian dan apartemen sebesar Rp 1,12 triliun yang menyumbang 75% dari total pendapatan. Kemudian ada juga dari komersial dan ruko sebesar Rp54 miliar (4%), dari industri sebesar Rp 33 miliar (2%).
Kemudian dari pendapatan berulang perusahaan berkode saham LPCK ini Rp 285 miliar (19%). Pendapatan berulang tersebut naik 7% dari Rp 267 miliar di tahun 2016.
Dalam keterangannya, Lippo Cikarang memiliki total aset tumbuh sehat senilai Rp 12,37 triliun. Nilai tersebut naik 119% dari yang sebelumnya hanya Rp 5,65 triliun pada akhir tahun 2016.
Peningkatan aset tersebut berasal dari penambahan persediaan sebesar Rp 5,12 triliun untuk infrastruktur, Rp1,74 triliun untuk rumah hunian, ruko dan apartemen serta penambahan tanah dalam pematangan sebesar Rp 1,93 triliun, dan reklasifikasi uang muka pembelian tanah sebesar Rp 1,43 triliun.