Astra Bukukan Laba Bersih Rp21,67 Triliun

0
695
Pojok Bisnis

Berempat.com – PT Astra International Tbk. membukukan kenaikan laba bersih sepanjang 2018 sebesar 15% atau menjadi Rp21,67 triliun. Sementara di tahun 2017 laba bersih yang dicatatkan Astra International sebesar Rp18,84 triliun. Selain itu, Astra juga mencatat pendapatan bersih 16% atau menjadi Rp239,2 triliun.

Pertumbuhan pendapatan terjadi di hampir seluruh segmen bisnis, terutama dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, serta otomotif.

“Grup telah mencapai kinerja yang baik pada 2018, tetapi situasi bisnis tahun ini tampaknya lebih menantang karena ketidakpastian kondisi makro-ekonomi, pasar mobil yang sangat kompetitif, dan harga komoditas yang turun,” ujar Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto dalam keterangan resminya, Rabu (27/2).

Prijono pun mengungkapkan, segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat sebesar 48% menjadi Rp6,6 triliun. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki perseroan membukukan peningkatan laba bersih sebesar 50% menjadi Rp11,1 triliun. Peningkatan didorong oleh kinerja bisnis mesin konstruksi, kontraktor penambangan, dan pertambangan, yang seluruhnya diuntungkan oleh harga batu bara yang lebih tinggi dibandingkan 2017 lalu.

Top Mortar gak takut hujan reels

Untuk jasa keuangan grup meningkat 28% menjadi Rp4,8 triliun, dengan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen, bank, dan bisnis asuransi umum. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan mobil grup meningkat 26% menjadi Rp1,2 triliun, disebabkan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah dan naiknya kepemilikan saham grup di PT Astra Sedaya Finance (ASF).

Sementara laba bersih dari bisnis otomotif grup menurun 4% menjadi Rp8,5 triliun. Penurunan disebabkan oleh marjin operasi walaupun terdapat kenaikan unit penjualan otomotif. Penjualan mobil secara nasional meningkat 7% pada 2018 dibandingkan 2017 menjadi 1,15 juta unit. Penjualan mobil Astra hanya naik 1% menjadi 582.000 unit, namun karena meningkatnya kompetisi, pangsa pasar Astra menurun dari 54% menjadi 51%.

Dari segmen agribisnis, laba bersihnya turun sebesar 27% menjadi Rp1,1 triliun. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) yang 79,7% sahamnya dimiliki perseroan, membukukan penurunan laba bersih 27% menjadi Rp1,4 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan harga minyak kelapa sawit sebesar 12% menjadi Rp7.275 per kg dibandingkan dengan harga rata-rata pada 2017.

Adapun bisnis infrastruktur dan logistik grup mencatat laba bersih Rp196 miliar pada 2018, dibandingkan dengan rugi bersih Rp231 miliar pada tahun sebelumnya. Hal ini merupakan dampak meningkatnya keuntungan dari bisnis Jalan Tol Tangerang-Merak dan unit bisnis PT Serasi Autoraya, serta dampak kerugian dari divestasi 49% kepemilikan saham di PT PAM Lyonnaise Jaya pada tahun sebelumnya.

Selanjutnya, segmen teknologi informasi grup mencatat kenaikan laba bersih 5% menjadi Rp208 miliar. PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki perseroan, mencatat kenaikan laba bersih sebesar 5% menjadi Rp270 miliar yang disebabkan peningkatan pendapatan segmen bisnis solusi dokumen dan solusi IT.

Terakhir, bisnis properti grup melaporkan penurunan laba bersih sebesar 28% menjadi Rp160 miliar, terutama disebabkan menurunnya penerimaan laba yang diakui dari pengembangan proyek Anandamaya Residences, sebagai dampak dari tingkat persentase penyelesaian proyek yang semakin mengecil pada tahap akhir konstruksi.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.