Berempat.com – Di tengah upaya pemerintah dalam meminimalisir penggunaan uang kes (cashless) dengan mengalihkan penggunaan ke uang elektronik (electronic money/e-money). Saat ini, bisa dibilang pengguna e-money di Jakarta cukup banyak. Tapi, beberapa waktu lalu justru beredar video yang tersebar melalui aplikasi pesan singkat menunjukkan bahwa saldo e-money dapat dicuri.
Video tersebut memperlihatkan bagimana saldo dapat diambil hanya dengan menempelkan mesin Electronic Data Capture (EDC) ke dompet yang di dalamnya terselip uang elektronik. Tak ayal, masyarakat pun dibuat cemas dengan beredarnya video tersebut.
Menurut Chief Executive KIBAR Yansen Kamto, cara pencurian saldo tersebut memang bisa terjadi. Pasalnya, kartu e-money tak dilengkapi dengan PIN. Penggunaan PIN sendiri memang tak diterapkan pada e-money lantaran sebagai langkah mempercepat transaksi agar tak terjadi antrean panjang.
Namun, menurut Yansen yang juga pakar IT ini, pencurian saldo menggunaan mesin EDC hanya bisa berdampak pada e-money, tetapi tidak pada kartu ATM, debit, atau kartu kredit yang memerlukan akses seperti PIN untuk bertransaksi.
“Padahal, hal ini hanya terjadi khusus pada kartu e-wallet RFID dan tidak bisa terjadi pada kartu kredit atau ATM yang mensyaratkan kartu baru bisa diakses lewat konfirmasi PIN atau tanda tangan,” terang Yansen dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/7).
Tapi, bagi pemegang e-money yang tak ingin menjadi korban dapat menghindari hal tersebut dengan menyimpan kartu e-money ke dalam kotak kartu nama alumunium.
“Atau kalau mau murah meriah, Anda bisa membungkus kartu dengan aluminium foil pembungkus rokok atau makanan. Dijamin, tidak ada alat EDC yang bisa membaca kartu,” terangnya.