Hadapi Pandemi, Gojek Xcelerate Latih 11 Startup

0
256
Pojok Bisnis

Membantu startup Indonesia melewati tantangan bisnis di masa pandemi, super app terdepan di Indonesia, Gojek melalui program akselerator startupnya, Gojek Xcelerate angkatan ke-empat melatih 11 startup anak bangsa di bidang direct-to-consumer atau strategi di mana brand menjual langsung ke konsumen.

Startup terpilih diberi pelatihan dalam kreativitas dan inovasi agar dapat menyesuaikan bisnis dengan cepat sesuai perilaku konsumen yang berubah selama pandemi. Sebagai wujud komitmen mengembangkan industri startup Indonesia, Gojek Xcelerate dihadirkan sebagai wadah berbagi ilmu mengenai bagaimana Gojek dapat menjadi decacorn pertama Indonesia.

Pertama kali diluncurkan pada September 2019, Gojek Xcelerate membina 35 startup terbaik asal Indonesia dan Asia Pasifik melalui pelatihan bersama partner global lainnya, yaitu Digitaraya, McKinsey & Co, UBS Bank, dan Google Developers Launchpad. Angkatan pertama Gojek Xcelerate berfokus pada “Machine Learning” dan telah meluluskan 5 startup tanah air, angkatan kedua “Women Founders” telah meluluskan 10 startup asal Asia Pasifik yang dipimpin oleh perempuan, sedangkan angkatan ketiga “Daily Consumer Innovation” juga telah meluluskan 9 startup tanah air.

Kini, angkatan keempat Gojek Xcelerate melatih 11 startup Indonesia yang berfokus pada model bisnis direct-to-consumer.

Top Mortar gak takut hujan reels

Head of Groceries Gojek, Tarun Agarwal memaparkan di tengah situasi yang dinamis ini, penerapan model bisnis direct-to-consumer menjadi efektif karena membantu startup berinteraksi langsung dengan pengguna yang kini lebih banyak menghabiskan waktu secara online. Startup juga dapat memperoleh data dan umpan balik dengan cepat sehingga dapat lebih menyesuaikan produk seiring perubahan di pasar.

Penerapan model bisnis direct-to-consumer sendiri terbukti membawa perusahaan karya anak bangsa Gojek ke status decacorn sekaligus menjadikannya lebih resilien selama pandemi.

“Salah satunya saat Gojek turut mengembangkan layanan yang membantu konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari (groceries) melalui layanan GoMart dan GoShop.  Layanan GoFood pun disesuaikan semenjak pandemi COVID-19 dengan bergabungnya Pasar Mitra Tani yang menjual bahan pangan pokok ke dalam  platform, serta  hadirnya GoFresh, layanan marketplace yang pada awalnya diperuntukkan khusus bagi merchants GoFood, namun saat ini juga dapat diakses oleh konsumen sebagai salah satu upaya Gojek membantu masyarakat selama krisis COVID-19. Sepanjang tahun 2020, transaksi belanja groceries di GoMart terus meningkat. Hingga bulan Mei, terjadi 5.5x peningkatan produk yang terjual di GoMart dibandingkan bulan Januari.” lanjut Tarun.

Untuk meminimalisir kegagalan startup dalam pengembangan produk dan layanan, peserta Gojek Xcelerate Batch 4 juga dilatih untuk menerapkan Teknik MVP (Minimum Viable Point). Teknik ini menentukan set fitur paling minimal dalam sebuah ekosistem teknologi sebelum startup meluncurkan produk atau layanan yang lebih lengkap (full-fledged). Manfaatnya startup bisa mendapatkan umpan balik dari calon pengguna dalam waktu yang relatif singkat sehingga membantu meminimalisasi biaya pengembangan serta kemungkinan produk gagal dalam skala besar.

Startup juga mendapatkan pelatihan metode growth hacking dan impactful data science dari Gojek; dan pelatihan dari partner Gojek Xcelerate kelas dunia lainnya yaitu strategi  pengembangan bisnis startup dari Google Founder’s Lab, prinsip valuasi dari bank UBS, dan sesi mentorship bersama konsultan manajemen McKinsey.

Managing Director Digitaraya, Nicole Yap menuturkan, terlepas dari proyeksi masa depan ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian, startup memiliki keuntungan dimana mereka dapat berinovasi dan beradaptasi dengan cepat untuk merespon iklim ekonomi yang terus berubah.

“Kemampuan mereka untuk berinovasi memungkinkan masyarakat menjalani aktivitas sehari-hari. Kesebelas Startup ini sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari mentor-mentor bisnis terbaik di bidangnya yang juga terbukti berhasil mempertahankan dan mengambangkan bisnis di tengah masa pandemi. Perubahan pola konsumsi dan perubahan struktur masyarakat tidak bisa kita hindari. Tapi kami yakin, dengan strategi yang tepat, kami mampu menghadapi krisis dengan inovasi yang lebih baik,” jelasnya.

Executive Director UBS, Riaz Hyder juga mengungkapkan rasa optimisnya terhadap pertumbuhan startup yang bergabung di Gojek Xcelerate.

“Melihat tren startup di era normal baru, ada tiga hal penting yang menjadi kunci pertumbuhan startup, yaitu tetap memastikan kondisi finansial dengan menyusun prioritas, mengikuti tren perubahan dan mencari peluang inovasi baru, serta memastikan pengalaman pengguna yang tanpa hambatan. Karenanya, Gojek Xcelerate menjadi ajang yang sangat penting bagi startup saling bertukar pikiran dan pengalaman agar semakin inovatif agar dapat bertahan secara jangka panjang,” ujarnya.

“Implementasi model bisnis direct-to-consumer terbukti sukses membawa ekosistem Gojek menjadi decacorn kebanggan anak bangsa. Kami senang bisa berbagi best practices Gojek kepada sesama anak bangsa, harapannya lebih banyak lagi startup Indonesia yang bisa menyandang status decacorn dan bersama-sama memperkuat ekosistem teknologi global,” tutup Tarun Agarwal.

 

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.