Berempat.com – International Labour Organization (ILO) atau Organisasi Buruh Internasional pernah mengeluarkan data yang menyebutkan bahwa 56% pekerjaan di Indonesia terancam diambilalih oleh robot. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta & PKK) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Maruli Hasoloan.
Kalau benar demikian, maka bisa dikatakan bahwa generasi muda Indonesia terancam banyak yang menganggur. Namun, generasi muda Indonesia tentu tak boleh kalah sebelum berperang. Karena itu, Maruli pun mengungkapkan bahwa sebetulnya ada hal yang bisa dilakukan oleh generasi muda Indonesia untuk menghadapi kondisi tersebut.
“Salah satunya adalah meningkatkan keterampilan yang sesuai untuk tenaga kerja agar tidak diganti oleh industri otomasi 4.0,” ujar Maruli di Jakarta pekan ini.
Selain itu, Maruli pun menyebut bahwa generasi muda harus aktif mengikuti berbagai pelatihan kewirausahaan, serta harus aktif dalam mencari akses modal untuk memulai dan mengembangkan usaha.
Saat ini, Maruli pun mengklaim bahwa Pemerintah Indonesia turut melakukan berbagai pengembangan untuk membantu generasi muda mengasah kemampuannya.
“Salah satunya adalah program peningkatan pelatihan dengan kebijakan yang dikenal sebagai 3R (Revitalisasi, Reorientasi, dan Rebranding) di Balai Latihan Kerja,” terang Maruli.
Ia pun menyebut, dalam hal peningkatan kualitas pemerintah telah mengembangkannya melalui strategi Triple Skilling , yaitu skilling, upskilling, dan reskilling.
“Pekerja yang tidak dilengkapi dengan keterampilan dapat bergabung dengan program skilling, sehingga mereka akan belajar keterampilan khusus untuk sektor tertentu,” papar Maruli.
Sementara Upskilling diperuntukkan bagi pekerja yang sudah memiliki keterampilan dan perlu peningkatan keterampilan. Dan Re-skilling berguna bagi yang ingin beralih keterampilan.