Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Tips & Trik Yang Terpenting Bagi Startup Bukan Model Bisnis, tapi Passion Pendirinya

Yang Terpenting Bagi Startup Bukan Model Bisnis, tapi Passion Pendirinya

0
Deretan startup Indonesia yang sudah diakselerasi oleh GK-Plug and Play Indonesia pada batch ke-3 di Soehanna Hall, Jakarta. (Berempat.com/Shandy)

Berempat.com – Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu gudangnya perusahaan rintisan (startup). Pasalnya, berdasarkan laporan dari Startup Ranking, Indonesia berada di urutan empat negara dengan jumlah startup terbanyak yang mencapai 1.705. Sementara di urutan pertama ada Amerika Serikat (28.794), disusul India (4.713), dan tempat ketiga Inggris (2.971).

Indonesia pun menyumbang 4 dari 7 startup di kawasan ASEAN yang berstatus Unicorn. Keempat startup itu ialah Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Melihat fakta-fakta tersebut, maka tak heran jika di Indonesia terus bermunculan startup-startup baru. Namun, di samping itu tentu kita tak menampik bahwa jumlah yang berguguran pun tak sedikit. Umumnya, persoalan yang dihadapi ada pada minimnya inovasi.

Inovasi menjadi penting karena hal tersebut yang bisa mendatangkan konsumen bagi startup, tak terkecuali investor. Bahkan, menurut President Director GK-Plug and Play Indonesia Wesley Harjono, yang terpenting bagi startup bukanlah model bisnis yang ditawarkan atau dipunya, melainkan passion si pendiri.

Passion mereka (pendiri) untuk membangun sebuah startup itu yang paling penting, bisnis model itu yang kedua. Karena banyak sekali startup yang saya lihat itu baru beroperasi 6 bulan, setahun, bisnis modelnya berubah. Bahkan kadang logonya pun berubah. Jadi menurut saya, inovasi itu harus didukung dengan passion,” ujar Wesley dalam perhelatan Expo Day 3.0 di Soehanna Hall, Jakarta, Selasa (16/10).

Wesley pun mencontohkan bagaimana pihaknya tertarik pada salah satu startup asal Bali bernama Gringgo untuk diakselerasi di batch 2. Gringgo merupakan startup yang fokus pada pengolahan sampah.

“Semua orang beberapa tahun yang lalu selalu memikirkan e-commerce maupun fintech. Tapi startup ini namanya Gringgo melirik sampah. Sebelumnya saya nggak kepikiran apanya yang mau diinovasi dari sampah? Tapi ternyata mereka melakukannya,” ungkap Wesley.

Bahkan, Wesley mengungkapkan bahwa Gringgo sering ditolak oleh investor karena pihak investor belum tahu apa yang bisa menguntungkan dari pengolahan sampah.

“Tapi karena passion itu mereka sekarang sudah maju. Sampah-sampah yang mereka kumpulkan itu sudah bisa ada offtaker-nya dan sekarang mereka lagi fundraising,” tambahnya.

Keberadaan Gringgo pun diyakini Wesley sangat membantu lingkungan, masyarakat, bahkan pemerintah.

Startup lain yang bisa berkembang karena passion yaitu Sayurbox. Sayurbox merupakan startup yang dipilih GK-Plug and Play untuk diakselerasi pada batch pertama. Wesley mengakui ketertarikan pihaknya untuk mengakselerasi Sayurbox karena sang pendirinya memiliki passion di bidang pertanian.

“SayurBox yang membantu petani-petani. Founder-nya suka berkebun dan punya passion di agriculture,” papar Wesley.

Wesley pun melanjutkan, Sayurbox beranjak dari kecemasan pendirinya saat melihat petani yang banyak mendapatkan harga jual rendah karena keberadaan tengkulak yang curang.

“Inovasi mereka didukung dengan passion, sampai sekarang mereka sudah bantu ratusan petani,” tutur Wesley.

Berdasarkan pengalaman itulah Wesley menilai bahwa passion menjadi hal penting dan utama bagi startup bila ingin tumbuh. Karena dengan adanya passion di bidang tersebut maka akan muncul inovasi-inovasi di kemudian hari.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version