Posisi sebagai pengikut (follower) karena sudah ada pebisnis lain kita sebut saja soto ayam A sebelumnya. Dengan kondisi seperti ini imej soto ayam A lebih dikenal dari soto ayam Anda karena soto ayam A lebih dulu ada.
Nah, berkaitan dengan pertanyaan pertama, bagaimana cara untuk bisa bersaing melawan A? Untuk bisa bersaing dengan kompetitor yang lebih dulu ada, kita harus memiliki nilai lebih yang tidak ditawarkan kompetitor atau tawaran kita menutupi kelemahan dari pesaing.
Untuk itu pikirkan tawaran apa yang menjadi nilai lebih yang diberikan oleh soto ayam Anda atau menutupi kelemahan tawaran dari soto ayam A? Nilai lebih ini bisa bermacam-macam mulai dari bentuk, rasa, bahan yang digunakan, harga, dan lain-lain.
Pilihlah nilai lebih yang berbeda dari soto ayam A namun juga dirasakan penting bagi konsumen. Sebagai contoh bahan soto ayam kita lebih segar, rasa lebih variasi, bentuk lebih unik, tanpa pengawet, atau yang lainnya.
Yang penting juga, perhatikan dulu dari segi lokasi bisnis soto ayam Anda saat ini. Ini sekaligus menjawab pertanyaan nomor dua di atas. Apakah lokasi atau tempat yang digunakan mampu menarik perhatian konsumen atau orang yang lalu lalang? Kalau di atas disebutkan Anda membuka kios di rumah, pastikan apakah kios tersebut sudah mampu menarik perhatian alias mampu membuat mata orang menoleh ke kios Anda? Kita harus merancang kios yang mampu mencuri perhatian mata orang-orang yang lalu lalang di depan kios kita baik yang memakai kendaraan atau berjalan kaki.
Caranya pasang papan nama, pasang spanduk, buat warna cat kios yang mencolok mata, pasang lampu kerlap kerlip atau putar lagu yang bisa membuat orang menoleh ke kita. Isi pesan dari spanduk harus unik dan menggelitik. Misal “Soto ayam kami dengan dengan kuah campur-campur”, “Soto ayam kami dibuat 100% hari ini”, “Dijamin enak, kalau tidak enak diskon 20%”, dll. Nama kios soto ayam Anda juga harus unik dan menantang orang mencoba. Contoh nama “Soto ayam Super Pedazzz”, “Soto ayam Anti Korupsi”, “Soto ayam si Amoy”, dll. Kalau perlu sebar brosur di rumah-rumah sekitar pada radius 1-2 km.
Untuk pertanyaan ketiga berkaitan dengan inovasi, Anda bisa melakukan inovasi dari segi produk. Memang inovasi bukanlah sesuatu yang biasa ada, tetapi merupakan terobosan. Bahkan inovasi kadang memang sesuatu yang aneh (asal tidak kebablasan).
Saya ingin beri contoh perbandingan dengan bakpia. Daerah Pathuk, Yogyakarta adalah sentralnya oleh-oleh bakpia. Di sepanjang jalan Pathuk hampir berderetan kios-kios bakpia yang sama, hanya bedanya dari segi nomor angka untuk merek bakpianya seperti Bakpia 25, Bakpia 45, Bakpia 50, dll.
Namun terakhir sewaktu saya ke Yogya, saya amati mulai banyak inovasi bakpia. Kalau rasa bakpia yang standar adalah kacang hijau, sekarang mulai ada inovasi bakpia dengan rasa keju, durian, moka, dan lain-lain. Lalu ada juga bakpia crispy yang kering. Nah inilah inovasi yang membuat konsumen tertarik mencoba.
Hal yang sama juga bisa Anda ciptakan inovasi soto ayam. Contoh inovasi yang bisa Anda lakukan dari segi rasa, sambal, tingkat kepedasan, campuran lauk, cara penyajian, atau yang lainnya. Salah satu rekan saya membuat terobosan soto ayam dari segi saus yaitu empat pilihan rasa yang boleh dicampur sesuai selera.
Dengan inovasi ini soto ayam–nya lumayan laris. Jadi silakan Anda membuat kreasi soto ayam yang tidak ditawarkan kompetitor yang sudah ada. Kalau Anda tidak tertarik mengubah dari segi produk, inovasi juga bisa diciptakan dari segi layanan. Misal menawarkan majalah yang lengkap. Makan soto ayam sambil membaca majalah atau tabloid yang disediakan di kios.
Demikian jawabannya, semoga menambah taktik bisnis Anda, Silakan berinovasi dan sukses untuk bisnis soto ayam Anda!
Oleh: ISTIJANTO OEI
Pelatih dan Konsultan Bisnis Prasetiya Mulya,
Penulis Buku “Jurus–jurus Sakti Wirausaha
www.istijanto.com