Dalam suasana santai penuh keakraban, Direktur yang juga owner PT Masterindo Multiguna, Veronica Ratna Ningrum dengan senang hati berbagi cerita inspiratif.
Vey demikian sapaan akrabnya, patut berbangga diri, berdiri sendiri tanpa pesaing di bidang bisnis yang tengah digelutinya. Dalam membangun bisnis, sejak awal Veronica tak ingin menjadi follower seperti kebanyakan pengusaha.
Menerapkan strategi marketing one stop service, unik dan progresif, Masterindo Multiguna kini melaju pesat dan sukses mengantar sejumlah klien mencapai target dan meraup untung.
Menawarkan ide kreatif dan konsep praktis mencapai target, bisnis yang dibangun Vey pada tahun 2006 ini banyak dipilih berbagai perusahaan besar untuk menjalankan beberapa program marketingnya.
Mulai dari bank pemerintah hingga swasta, seperti Bank BNI, BRI, BCA, CIMB Niaga Syariah serta sejumlah swalayan misalnya Indomart dan Yogya Department Store. Mereka inilah sejatinya telah merasakan keuntungan berkat tangan dingin dan jaringan luas yang dimiliki Veronica.
“Bank-bank BUMN saat ini ada pengkerucutan karyawan, sementara dari devisit kartu kredit, mereka punya target besar. Misalnya kartu kredit A punya target Rp 1 triliun, sementara dia punya karyawan di departemen itu hanya 10 orang. Bagaimana supaya target itu terpenuhi, yaitu dengan membesarkan transaksi. Lalu bagaimana transaksi itu dibesarkan, dengan membikin suatu program, seperti Buy One Get One atau diskon 30%. Seperti itu, ada beberapa bank yang mendealkan langsung, ada juga memakai jasa agensi seperti perusahaan saya. Dari situ penghasilan kita. Istilahnya bridging. Itu adalah bagian dari promo marketing,” kata Veronica menjelaskan pola permainan bisnisnya.
Adapun program lain yang juga ditawarkan Masterindo Multiguna di antarannya program acquisition, program redemption, loyalty rewards bagi customer, dan program lainnya yang dijalankan oleh pihak perbankan. Semua program tersebut dirancangnya secara unik, beda, dan menjadikan setiap bank tersebut memiliki program yang khas.
Beberapa jasa lain yang juga ditawarkan Masterindo Multiguna diantanya Goodies/Welcoming Pack, Event Organizer, Language Consultants dan juga Sales Promotion Girls. Khusus untuk Sales Promotion Girls, Veronica menjamin SPG yang direkrutnya berkualitas dengan kualifikasi pendidikan minimal D1 dan telah memiliki pengalaman di beberapa event terutama yang berhubungan dengan dunia perbankan.
“Selain agensi Bank, saya supplier retail juga yaitu pengadaan merchandise. Misalnya Indomart memberi hadiah mug, kaos, payung dll, itu kita yang ngadain. Indomart tidak mungkin meproduksi sendiri,” sambungnya lugas.
Jaringan kolega yang luas dan agresivitas marketing adalah buah dari pengalaman kerja selama bertahun-tahun. Sebelumnya Veronica merupakan seorang bankir. “Saya pernah bekerja di AMEX (American Express Bank) paling tidak dunia bank saya tahu, karena dulu saya bekas orang bank. Saya tahu kebutuhannya bank seperti apa, tenaga kerja sedikit tapi target transaksinya besar,” ujarnya. Veronica juga pernah bekerja di Televisi Singapura, Rumah Sakit Singapura, Grup Ranch Market, serta di California Fried Chicken.
From Zero. Bukan tanpa hambatan pada saat Veronica merintis usaha. Minim budget dan jasa yang ia tawarkan ketika itu tak lazim di Indonesia. Sehingga pada mulanya, Veronica menerapkan sistem ketuk pintu.
“Dulu sistemnya kita ketuk pintu, istilahnya menawarkan diri, lalu diragukan. Karena saya jual jasa, lalu klien tanya ‘saya harus bayar Anda atas jasa apa?’ lalu saya jawab jasa bridging dan saya menjelaskan konsepnya seperti apa,” jelas Veronica.
Sarjana Ekonomi dari Universitas Kristen Indonesia ini merintis usaha dari nol. Veronica merogoh uang tabungannya yang selama bertahun-tahun ia sisihkan sebesar Rp 50 juta untuk memulai bisnis mandiri dan independen ini.
“Saya seperti ini bukan berasal dari keluarga kaya. Start from the zero. Dulu kantor saya luasnya hanya 3×4 itu pun mengontrak. Sekarang saya sudah punya tiga kantor,” ucapnya bangga.
Lembaga Pendidikan. Veronica tak hanya fokus di bidang bisnis yang orientasinya adalah meraup untung sebanyak-banyaknya, ia juga mendirikan lembaga pendidikan kursus Bahasa Inggris sebagai bentuk kontribusinya terhadap generasi muda dan tanah air.
Veronica mendirikan kursus Bahasa Inggris Liberty English Class untuk kalangan anak Sekolah Dasar dan kelas karyawan. Sistem belajar yang diterapkan yakni bagaimana menekankan supaya orang percaya diri berbicara Bahasa Inggris. Karena menurut Veronica, rata-rata orang Indonesia secara teori itu mengerti tapi ketika berbicara timbul ketidakpercayaan pada dirinya. Tenaga pengajarnya ia datangkan dari Filiphina.
“Saya agak terbeban dan banyak menemui manajer-manajer atau karyawan yang kerja di perusahaan besar tapi nggak bisa berbahasa Inggris. Mungkin bisa tapi nggak punya confidence untuk ngomong Bahasa Inggris. Termasuk karyawan saya pun begitu. Lalu saya terpikir bagaimana mengatasi masalah itu, saya bikinlah kursus Bahasa Inggris. Walaupun saya pengusaha, saya juga ingin berkontribusi untuk Indonesia menuju hal yang positif, salah satunya lewat pendidikan. Sehingga generasi-generasi Indonesia ke depannya paling tidak dia mampu bersaing dengan asing. Dasarnya melalui bahasa. Because English is the first language. Bagaimana kita mau berbisnis atau deal-deal-an bisnis dengan asing kalau nggak mampu berbahasa Inggris,” terang Veronica.