Pesatnya arus globalisasi dan modernisasi membuat banyak pelaku usaha mengembangkan usahanya dengan lebih modern dan memasuki pangsa pasar mancanegara, Bangi Kopitiam salah satunya. Masuk ke Indonesia pada Oktober 2011 lewat bendera PT Indo Bangi Kopitiam, waralaba asal negeri jiran Malaysia ini sudah meramaikan persaingan usaha kedai kopi di Indonesia dengan membuka gerai pertamanya di daerah Pesanggrahan, Jakarta Barat. Kini Bangi Kopitiam telah memiliki tiga gerai milik sendiri yang terletak di Jakarta dan Surabaya.
Di negara asalnya, Bangi Kopitiam telah berdiri dengan 20 gerai di seluruh Malaysia. Merasa yakin dengan produk dan sistem yang dimiliki, Bangi Kopitiam mulai merambah pangsa pasar di kawasan Asia lainnya seperti Indonesia.
“Setelah cukup sukses diterima masyarakat Malaysia kami ingin mencoba memasuki pasar di Indonesia yang dikenal sangat besar. Namun selain Indonesia Bangi Kopitiam juga akan membuka gerai di sejumlah Negara Asia lainnya seperti Singapura,” ujar Yono, Manager Franchise Bangi Kopitiam Indonesia.
Lebih lanjut Yono mengatakan PT Indo Bangi Kopitiam sebagai Master Franchise Bangi Kopitiam langsung membuka kesempatan bagi calon Terwaralaba yang inin bergabung lewat sistem waralaba.
“Karena di Malaysia sendiri Bangi Kopitiam juga sudah di-franchise-kan, jadi kami juga langsung bisa menjual franchise Bangi Kopitiam di Indonesia, terlebih semua perizinan yang diperlukan juga telah kami kantongi,” terang Yono. Kini Bangi Kopitiam telah memiliki dua Terwaralaba yang berlokasi di Tebet dan Tanggerang.
Kedai Kopi
Dalam bahasa Indonesia sendiri kopitiam berarti kedai kopi, namun berbeda dari kedai kopi asing lainnya yang menawarkan konsep coffee shop dengan kopi tanpa ampas yang diproses menggunakan mesin esspreso, Bangi Kopitiam menawarkan kopi hitam tarik yang dibuat dengan cara diseduh sehingga menghasilkan ampas kopi.
“Kopi yang kami tawarkan sebenarnya sama saja dengan kedai kopi biasa, namun kami menawarkan konsep yang lebih modern dengan gerai yang nyaman namun harga tetap terjangkau,” ujar Yono berpromosi.
Ada 100 pilihan menu kopi seperti Kopi Hitam, White Coffee, Ice Coffe Original, Coffee Chocolate Special, Lady Coffee dan 100 menu makanan seperti Nasi Lamak, Malaka Tozz, Mie Udang, sampai Praw Rice Noodle yang ditawarkan dengan kisaran harga Rp 10-30 ribu per porsi.
“Jika biasanya coffee shop hanya menyajikan varian makanan ringan seperti bakery atau donat sebagai teman minum kopi, kami juga menyediakan makanan berat mulai dari roti, mie, hingga nasi dengan harga yang terjangkau,” terang Yono.
Beroperasi mulai pukul 07.00-00.00 malam, wajar kiranya bila Yono mengatakan Bangi Kopitiam mampu menjaring 200-300 pelanggan per hari. Apalagi kedai kopi ini memang membidik semua segmentasi pasar mulai dari bawah, menengah, hingga atas.
“Dengan gerai yang nyaman di mana pelanggan dapat ngopi sambil santai namun dengan harga yang terjangkau, sehingga bisa dinikmati oleh semua kalangan,” ujar suami dari Aphing ini menjelaskan.
Investasi
Investasi yang dibutuhkan untuk menjadi Terwaralaba Bangi Kopitiam adalah US$ 130 ribu atau setara Rp 1,17 miliar. Investasi tersebut sudah termasuk franchise fee sebesar US$ 25 ribu (Rp 225 juta) yang berlaku selama 5 tahun yang dapat diperpanjang dengan biaya sebesar US$ 20 ribu (Rp 180 juta) untuk masa kerja sama 5 tahun kemudian.
“Calon Terwaralaba bisa membayar dengan mata uang dollar atau rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pasa saat itu,” ujar pria berkacamata ini.
Dengan investasi tersebut Terwaralaba juga sudah mendapatkan semua dekorasi dan peralatan yang dibutuhkan sehingga Terwaralaba hanya tinggal menyediakan tempat saja.
“Terwaralaba hanya tinggal menyediakan tempat minimal 150 m2, untuk peralatan dan dekorasi semua kami yang persiapkan jadi Terwaralaba tinggal menjalankan saja,” ujar Yono.
Selanjutnya Terwaralaba hanya perlu membeli bahan baku berupa kopi bubuk dan bumbu untuk menu makanan dengan harga mulai dari puluhan ribu sampai ratusan ribu dengan minimal pembelian Rp 2 juta dan ongkos kirim ditanggung Pewaralaba. Terwaralaba juga dikenakan royalty fee sebesar 5% dan promotion fee 2% dari omset yang dibayarkan setiap bulan terhitung sejak bulan pertama membuka gerai.
Balik Modal
Dikatakan Yono, Terwaralaba dapat balik modal dalam dua tahun dengan asumsi kurs rupiah terhadap dollar Rp 9 ribu per 1 USD, Terwaralaba ditargetkan meraup omset sebesar Rp 100 juta per tahun. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, biaya operasional, royalty fee sebesar 5% dan promotion fee 2%, maka Terwaralaba akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 48,75 juta atau 48% dari omset.
Untuk mencapai target tersebut, Yono menyarankan Terwaralaba untuk membuka gerai di pinggir jalan yang ramai. Bahkan bila lokasi yang diajukan calon Terwaralaba tidak memenuhi standart Bangi Kopitiam, maka calon Terwaralaba tersebut akan ditolak atau disuruh mencarik lokasi lain. “Kami sangat memperhatikan factor lokasi. Sudah ada 15 Terwaralaba yang kami tolak atau kami sarankan untuk mencari lokasi lain karena tidak sesuai dengan standard kami,” tegas Yono.