Hampir semua pria pasti memangkas rambutnya dalam waktu tertentu, entah dua bulan sekali, sebulan sekali atau bahkan dua minggu sekali. Maka tidak heran sejatinya usaha ini memiliki potensi yang besar yang belum tergarap secara maksimal. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha yang memandang remeh usaha pangkas rambut pria karena dianggap kurang seksi dan memerlukan keahlian khusus untuk melakoninya.
Namun lain dulu, lain lagi sekarang. Banyak pelaku usaha barbershop yang tak memiliki kemampuan di bidang gunting rambut bahkan tak mengerti perkembangan tren tatanan rambut pun bisa memiliki usaha pangkas rambut hingga salon khusus pria yang lagi tren di beberapa kota besar.
Seperti Ilham Hertanto yang menjalankan usaha barbershop dengan brand Baxter Barbershop Indonesia pada tahun 2013. Walaupun tidak memiliki keahlian dalam memotong rambut, namun melihat pangsa pasar usaha ini yang semakin menjanjikan membuat Ilham rela mengeluarkan kocek besar untuk menjalankan usaha ini dan merekrut barberman profesional.
Menurut pengamat wirausaha Bambang Wahyu Purnomo, usaha jasa potong rambut bisa dikategorikan sebagai usaha yang konstan dan akan terus dibutuhkan. Bagaimana pun kondisi perekonomian Indonesia tak akan berpengaruh banyak pada usaha yang satu ini, karena mencukur adalah kebutuhan.
Hal senada juga dikatakan Evan Abdul Hakim, Pemilik Kingz Babershop yang telah memiliki 8 cabang barbershop. Menurutnya, usaha potong rambut pria adalah kebutuhan yang pasti, sehingga usaha ini pasarnya sangat jelas. ”Paling tidak seorang pria memotong rambutnya satu bulan sekali dan hal ini merupakan hal positif dalam usaha ini,” ujar pria yang akrab disapa Ilham ini.
Konsep Berbeda
Walaupun bukan usaha baru, namun usaha barbershop mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut bisa dilihat dari jenis usaha potong rambut yang ada. Bila dahulu cukur rambut kaki lima menjadi primadona, saat ini usaha potong rambut modern atau yang lebih dikenal dengan barbershop mulai dilirik. Karena itu tidak heran beberapa tahun belakangan, barbershop mulai bermunculan dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan.
Beberapa hal yang menjadi pembeda antara barbershop dengan jenis usaha cukur rambut lainnya dalam hal interior desain ruangan yang ditawarkan. Seperti Our Roots Barbershop yang dirintis Rahmat Enggal Prayugo. Usaha yang berdiri sejak 2 tahun lalu ini menawarkan desain interior berkonsep vintage atau jadul.
Selain pada interior yang berkesan jadul dengan cat berwarna cokelat, adanya foto artis-artis lawas luar negeri seperti Elvis Presley, The Beatles dan lain sebagainya serta terdapat televisi tua yang berada di sudut ruangan dan jam weker menambah kesan klasik pada ruangan barbershop ini.
Berbeda dengan Our Roots yang mengusung konsep vintage, pelaku usaha lain yaitu Angga Kesnha D pemilik Bujang Barbershop lebih memilih untuk menonjolkan konsep minimalis dengan dengan desain interior berbahan kayu didalamnya. Di ruangan barber shop berukuran 3×4 meter ini,
Angga menempatkan berbagai produk berbahan kayu seperti misalnya kursi tunggu pengujung, lantai, meja rias dengan aksen kayu yang minimalis modern hingga langit-langit yang juga menonjolkan unsur kayu di dalamnya. “Unsur kayu saya pilih karena bisa menumbuhkan kesan nyaman dan tenang agar konsumen betah,” jelasnya.
Walaupun konsep interior desain yang ditawarkan berbeda satu sama lain, namun ada hal yang sama yaitu pada fasilitas pendukung barbershop yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap. Dan hal ini yang disebut pengamat wirausaha Bambang Wahyu Purnomo sebagai hal pembeda antara barbershop dengan usaha cukur rambut konvensional lainnya.
Beberapa pelaku usaha barbershop menawarkan fasilitas pendingin ruangan (AC), LED TV, VCD, wastafel hingga jaringan Wi-Fi yang bisa dimanfaatkan konsumen secara gratis. Ada pula pelaku usaha yang memberikan air mineral, teh hingga kopi gratis bagi konusmen. Semua hal itu dilakukan untuk lebih memberikan pelayanan dan kenyaman pada konsumen yang datang.
Namun semua kemewahan ala salon ini pastinya membutuhkan modal yang cukup besar untuk memulai usaha. Seperti Angga pemilik Bujang Barber Shop yang mengeluarkan modal sekitar Rp 30 juta, atau Ilham Hertanto. Pemilik Baxter Barbershop Indonesia hingga Rp 78 juta.
Kualitas Barberman
Selain fasilitas penunjang yang lengkap beberapa pelaku usaha barber shop juga menawarkan kualitas para hair stylist atau yang biasa disebut barberman profesional dan pastinya masih berusia muda dan bergaya stylish. Seperti misalnya Ilham Hertanto.
Pemilik Baxter Barbershop Indonesia yang menyediakan barberman profesional dan berpengalaman dalam usahanya. Diakui Ilham dengan pengalaman yang dimiliki para barbeman. “Saking pengalamannya kadangkala, sebelum konsumen dicukur barberman sudah dapat mengetahui model cukur apa yang cocok untuk konsumen yang bersangkutan,” ujarnya.
Namun begitu Ilham mewajibkan barberman untuk menanyakan terlebih dahulu model cukur yang diinginkan konsumen dengan menawarkan katalog model rambut. Selain Ilham, pelaku usaha lain yaitu Angga Kesnha D juga referensi model cukur rambut dari luar negeri. Namun dari usia barberman yang masih sangat belia namun cukup memiliki pengalaman membuat konsumen yang sebagian besar berusia muda hingga eksekutif muda tak pernah bosan menata ulang rambutnya di barbershop yang digawangi anak-anak muda tersebut.
Pengamat marketing Bambang Surharno menegaskan bahwa kualitas barbermen merupakan salah satu unsur yang memiliki nilai jual dalam usaha barbershop, karena itu pelaku usaha diharapkan dapat terus menjaga dan meningkatkan kualitas para barberman-nya agar dapat memikat pasar dan memenangkan persaingan.
Style Rambut
Menurut Evan Abdul Hakim, Pemilik Kingz Babershop, style cukur yang sedang tren saat ini bisa dibilang kembali pada tren jaman dulu (jadul). Misal saja model Sleeky Hair, The Pompadour, Slip Back, Quiff, Jar Head, Elephant Trunk, dan Rockabilly. Berbagai model rambut tersebut, mengikuti tren model lambut tahun 60-70-an yang waktu itu dipopulerkan oleh beberapa artis luar negeri seperti Elvis Presley, The Beatle dan lain sebagainya.
Konsep style rambut jadul yang sedang kembali tren di kalangan anak muda tak lepas dengan penggunaan minyak rambut yang membuat rambut selalu rapi dan kinclong yakni Pomade. Pomade adalah minyak rambut yang sudah tren sejak dahulu. Yang membuat Pomade kembali diminati, menurut Angga pemilik Bujang Barber Shop karena Pomade memberikan para penggunanya banyak pilihan mulai dari yang membuat rambut tetap berminyak dan basa, hingga rambut yang menjadi keras sehingga tatanan rambut dapat terus bertahan hingga beberapa jam.
Walaupun menonjolkan beberapa kelebihan, namun bila bicara soal harga para pelaku barbershop memberikan harga yang terjangkau kepada para konsumen. Seperti misalnya Angga yang memberikan harga potong rambut sebesar Rp 15 ribu untuk proses potong plus pijat selama 20 menit. Sedangkan pelaku usaha lain Rahmat Enggal Prayugo, Pemilik Our Roots Barbershop memberikan harga sebesar Rp 25 ribu dan konsumen akan mendapatkan paket treatment berupa teh hangat, cukur rambut, massage, penataan rambut, serta facial spray untuk menyegarkan wajah pengunjung dengan lama proses sekitar 20 menit.
Keuntungan di Atas 50%
Bila biasanya investasi besar akan membuat balik modal usaha menjadi lama, hal tersebut tidak berlaku dalam usaha barbershop. Dengan permintaan yang tidak pernah sepi membuat usaha ini memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan dan juga berdampak pada balik modal usaha yang tidak terlalu lama.
Seperti Bujang Barbershop yang bisa kedatangan 40 pengunjung setiap dengan omset yang didapat sekitar Rp 18 juta dengan keuntungan sebesar 50%. Walaupun baru berjalan sekitar 8 bulan, namun Angga mengaku sudah balik modal pada bulan keempat. Sedangkan para pelaku usaha, Rahmat Enggal Prayugo. Pemilik Our Roots Barbershop juga mengaku dalam satu bulan bisa mendapatkan omset sekitar Rp 30 juta dengan keuntungan 53%.