“Gue ngajuin resign, one month notice. Padahal waktu itu gue udah karyawan tetap.”
Berempat.com – Gading Nias Residance menampakkan berbagai aktivitas kehidupan berbagai lapisan manusia di suatu siang yang cukup gerah. Hari itu, Kamis, 26 April 2018, sekitar pukul 14.15 WIB orang-orang tampak sibuk beraktivitas di setiap sudut apartemen; pekerja kebersihan yang mengepel lantai, pemilik warung makan yang melayani pembeli, petugas keamanan yang membantu penghuni memarkirkan kendaraan, kurir yang hendak mengirimkan barang pesanan, dan beberapa penghuni yang keluar-masuk lift.
Namun di sebuah ruangan pada salah satu tower yang berada di paling ujung, Kelvin Alfiando tengah asyik membuka YouTube di layar komputernya saat orang lain sedang sibuk bekerja di kantor; dikejar deadline laporan. Siang itu, saat saya berkunjung, Kelvin tampak santai mengenakan kaos hitam dan celana pendek berwarna senada. Ia bahkan tak memiliki kegiatan apa pun seharian kecuali berada di depan komputernya.
Kelvin bukanlah gambaran seorang pengangguran apalagi pemelihara tuyul yang bisa hidup tenang dan tinggal di sebuah apartemen yang berada di kawasan elit. Kelvin justru menjadi gambaran kehidupan pelaku industri kreatif yang saat ini sedang naik-naiknya. Bisa dikatakan ia adalah seorang YouTuber dan Selebgram yang sama-sama masuk kategori influencer social media.
Kelvin punya saluran (channel) YouTube yang fokus membahas dunia gim bernama Kelvin Gaming yang sudah memiliki 564.361 subscriber, dan akun Instagram @kelvinalfiando yang sudah memiliki 119 ribu pengikut sampai dengan artikel ini ditulis.
Kantongnya dapat terisi penuh setiap bulan tanpa perlu pergi ke kantor saat pagi buta, menerjang kemacetan ibu kota yang mumetnya tak kepalang, dan baru bisa pulang ketika gulita. Ia punya kebebasan waktu untuk menentukan kapan saatnya bekerja dan kapan saatnya bersantai. Ia juga tak perlu mengajukan cuti bila ingin berlibur bersama sang istri. Pendapatannya bahkan lebih tinggi dibanding para pekerja kantoran yang berdasi.
Pria kelahiran November 1991 itu seolah benar-benar merasakan pendapatan yang menjanjikan semenjak menekuni profesi barunya saat ini. Padahal, Kelvin mengaku baru benar-benar fokus menjadi YouTuber selama 7 bulan (September 2017-April 2018), namun ia sudah bisa menyewa sebuah apartemen di Gading Nias Residance, membeli mobil, berlibur ke luar negeri hingga menikahi separuh jiwanya, Anna Ladaina pada 7 April 2018 lalu.
“Punya mobil, alhamdulillah. Terus nikah, bisa nikah semua uang dari situ (YouTube). Ngumpulin uang gue sama cewek gua. Ke depannya insha Allah ada rencana mau beli rumah,” ungkap Kelvin semringah saat menjabarkan apa saja yang bisa diraihnya saat ini.
Pencapaian Kelvin saat ini memang tergolong cepat. Hanya perlu 7 bulan baginya untuk bisa mendapatkan semua itu. Tak heran bila ia merasa profesinya saat ini dapat memberikan penghidupan yang sangat menjanjikan dibandingkan dulu saat masih menjadi karyawan.
“Kalo ibaratnya, pendapatan dibanding gue kerja dulu mungkin lebih 10 kali lipat,” akunya.
Menurut Kelvin, pendapatannya yang paling besar saat ini berasal dari iklan YouTube dan endorsement untuk sebuah perusahaan gim. Untuk endorsement, biasanya Kelvin cukup memainkan gim milik sebuah perusahaan yang sudah mengontraknya lebih dulu, lalu ia akan mengulasnya melalui saluran YouTube miliknya; Kelvin Gaming.
Namun, pendapatan Kelvin dari Instagram diakuinya lebih kecil karena hanya datang dari endorsement untuk unggahan video yang bisa menyentuh angka sejuta. Sementara untuk unggahan foto maupun Instagram Stories hanya bisa menyumbang ratusan ribu rupiah. Tapi, menurut Kelvin, itu pun tak menentu.
Sementara kalau dari YouTube, Kelvin bisa dapat pemasukan ribuan dolar untuk Pre-Roll. Itu belum termasuk jenis endorsement atau bentuk kontrak kerja sama dengan sebuah perusahaan gim.
Bermula dari Karyawan yang Sering Kesiangan
Sebelum menjadi seorang YouTuber, pria lulusan Universitas Gunadarma jurusan IT tahun 2013 ini sebenarnya adalah seorang karyawan swasta di PT Prima Interaktif di divisi marketing strategis. Keinginannya menjadi seorang YouTuber pertama kali sudah terbentuk di tahun 2015 saat ia menonton saluran YouTube milik Reza Oktavian atau yang lebih terkenal sebagai Reza Arap. Reza Arap adalah salah satu YouTuber yang fokus membahas dunia gim.
“Itu pertama kalinya gua liat dia main game. Game-nya itu cuma dua dimensi, tapi dia ngebawainnya dengan karakter dia yang lucu banget. Lucu kayak dia mainin emosi yang bikin kita ketawa. Dia punya karakter yang kuat,” kisah Kelvin.
Namun, semula Kelvin tergerak membuat saluran YouTube bukan untuk membahas gim, melainkan lebih kepada memberikan berbagai tantangan. “Cuma viewers-nya sepi. Akhirnya gue coba di Instagram,” sambung pria yang pernah bersekolah di SMPN 5 Bekasi dan SMA Taman Harapan Baru Bekasi ini.
Lantaran sepi peminat, awal 2017 Kelvin lantas beralih ke Instagram dan mencoba membuat berbagai video komedi yang menyinggung hubungan percintaan masa kini. Bermodalkan sebuah kamera dengan spek yang tak memadai untuk merekam video, ia pun mulai membuat berbagai video yang lucu untuk diunggah di Instagram.
“Awalnya itu gue coba beli kamera, itu juga gua salah beli kamera Fuji Film. Kamera Fuji Film itu lebih bagus buat foto, video kurang,” kenang Kelvin.
Bermula dari satu video, lantas berlanjut menjadi dua dan terus bertambah, video yang dibuat Kelvin pun mulai ramai diunggah ulang oleh akun-akun komedi Instagram seperti Dagelan TV dan sejenisnya. Jumlah pengikutnya pun naik, dari yang semula hanya 2 ribu menjadi 20 ribu pengikut.
Seiring banyaknya jumlah pengikut yang dipunya, Kelvin pun mulai kedatangan pesanan dari pemilik toko daring (online shop) untuk endoresment. Namun, di waktu bersamaan dengan itu, Kelvin yang mulai meninggalkan dunia YouTube sedang asyik-asyiknya main Mobile Legend—sebuah gim yang sedang digandrungi orang banyak kala itu.
Bisa dibilang waktu itu Kelvin termasuk sebagai orang yang kadung kegilaan dengan gim berjenis multiplayer online battle arena (MOBA) sampai-sampai ia selalu terlambat masuk kantor karena harus begadang.
“Gue mainnya hampir setiap hari. Sampai gue kerja kantoran itu tidur pagi, bangun kerja telat,” kisah Kelvin yang mengaku masuk kantor selalu hampir pukul 12.00 WIB. Padahal, jam masuk sesuai aturan kantornya adalah pukul 09.00 WIB.
Namun, Kelvin tak merasa begitu risau dengan rutinitas keterlambatannya masuk kantor. Ia jutsru kepikiran untuk membuat saluran YouTube yang fokus membahas gim. Lebih-lebih yang membahas Mobile Legend.
24 September 2017 adalah kali pertama Kelvin mengunggah videonya saat bermain Mobile Legend di saluran barunya; Kelvin Gaming. Tak sampai satu bulan usia Kelvin Gaming lahir, subscriber-nya mampu melonjak di angka 10 ribu. Saat tahu pertumbuhan subscriber-nya yang pesat itulah Kelvin pun merasa bahwa apa yang dikerjakannya itu akan lumayan menghasilkan.
Tapi, tetap saja, namanya sudah berstatus sebagai karyawan tetap di sebuah perusahaan membuat Kelvin gamang untuk menentukan pilihan. Apalagi pendapatan dari YouTube di bulan pertamanya saat itu baru US$ 300 atau Rp 3,9 juta (kurs Rp 13 ribu).
“Kira-kira kalo gua keluar dari kerjaan, (penghasilan dari YouTube) ini bakal nutupin nggak?” pikirnya bimbang kala itu.
Namun, di tengah kebimbangan itu sebuah tawaran kontrak untuk live streaming datang dari sebuah perusahaan judi Fun88. Kelvin dikontrak 2 kali live streaming dalam satu bulan untuk membahas sepak bola. Waktu itu Kelvin dapat bayaran Rp 9 juta.
Kontrak tersebut rupanya sempat berlanjut beberapa kali. Karena merasa pendapatannya sudah mulai melebihi gaji bulanan sebagai karyawan, Kelvin berpikir bila ini waktu baginya untuk benar-benar mengajukan pengunduran diri.
“Akhirnya dari situ gue ajuin resign kan, one month notice. Padahal gue udah karyawan tetap,” kisahnya.
Namun, setelah mengajukan surat pengunduran diri, dalam rentang waktu satu bulan terakhirnya bekerja di kantor kontraknya dengan Fun88 justru terhenti dan tak ada lagi perpanjangan. Sebab sudah kadung mengajukan pengunduran diri, mau tak mau Kelvin harus memutar otak dan berusaha keras menggarap saluran Kelvin Gaming agar bisa menghidupinya.
Karena itu, selama satu bulan terakhirnya sebagai karyawan Kelvin masih sering kesiangan tiba di kantor karena harus fokus menggarap saluran YouTube-nya. Tapi, benar kata pepatah bila hasil tak pernah menipu kerja keras. Hari demi hari jumlah orang yang menonton videonya di YouTube terus bertambah hingga Kelvin pun benar-benar bisa merasakan hasilnya.
Saat awal mula menggarap saluran YouTube Kelvin Gaming, pria yang pernah punya panggilang Bacang semasa SMP ini mencatatkan pendapatan yang bila diakumulasikan dalam 30 hari di atas upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta.
Perlahan tapi pasti, pendapatan Kelvin terus melonjak dari bulan ke bulan. Pada 30 September, Kelvin mengungkapkan bila ia mulai dapat pemasukannya meningkat 60%. Hingga menjelang Oktober 2017, pendapatannya tak lagi di angka ratusan dollar.
“Menurut gue (waktu itu) ini kalo gue lanjutin terus, udah okelah ya. Ya udah gue lanjutin terus sampai sekarang,” tuturnya.
Pendapatan Kelvin dari YouTube memang berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah orang yang berlangganan (subscriber) Kelvin Gaming. Menurut Kelvin, hampir setiap hari pelanggan Kelvin Gaming bertambah 2.000.
Pertumbuhan orang yang berlangganan saluran YouTube Kelvin Gaming tak terlepas dari berbagai strategi yang diusung Kelvin dalam mengolah konten. Di awal, Kelvin menggunakan strategi kolaborasi bersama para pemain Mobile Legend dalam membuat konten video. Salah satu pemain Mobile Legend sekaligus YouTuber yang pernah berduet dengannya dulu adalah Jess No Limit.
“Si Jess No Limit waktu collab sama gue pertama kali masih 40 ribu subscriber-nya. Sekarang dia sudah 1 juta lebih (subscriber) dalam waktu 5 bulan,” ungkap Kelvin.
Selain itu, Kelvin juga ikut memanfaatkan popularitasnya di Instagram untuk menambah jumlah penonton atau pelanggan saluran YouTube Kelvin Gaming. Karena itu, ia masih aktif di Instagram karena menurutnya media sosial satu itu masih perlu untuk menjaga popularitasnya.
Sebagai seorang YouTuber, Kelvin juga pernah menorehkan prestasi yang baginya cukup membanggakan, yakni masuk ke dalam nominasi kretaor kategori gaming di XYZ DAY 2018. Saat tahu bila dirinya masuk sebagai salah satu yang dinominasikan, Kelvin mengaku senang walaupun ia tahu tak akan menang.
“Gue sebenernya tahu nggak bakal menang, tapi gua seneng aja bisa masuk nominasi itu. Saingan gue kayak Reza Arap, Miawaug, sama Jess No Limit, itu semua YouTuber di atas 1 juta subscriber. Cuma gua yang 400 ribuan. Gua juga bingung kenapa kok gua bisa masuk,” seloroh Kelvin sambil tergelak.
Profesi YouTuber Menjanjikan, tapi…
Bisa memiliki pendapatan hingga ribuan dollar dalam satu bulan tentu membuat Kelvin tak menyesal sudah melepas statusnya sebagai seorang karyawan. Karena itu ia setuju dengan anggapan bila profesi sepertinya saat ini sangat menjanjikan.
Bukan hanya menjanjikan dari segi pendapatan, sekarang ia pun sudah bisa mengatur waktunya sendiri untuk liburan tanpa harus mengajukan cuti lebih dulu.
“Gue lebih bebas. Kayak kemaren contohnya gue liburan 7 hari. Ibaratnya gue nggak kerja tuh, ya udah nggak masalah,” ungkap Kelvin.
Menurutnya, selama satu minggu itu pendapatannya masih bisa berjalan karena masih banyak yang rutin menonton videonya di saluran Kelvin Gaming.
Kebebasan waktu juga dirasakan Kelvin untuk urusan membuat video atau konten. Ia tak perlu mengikuti jam kantor yang sudah harus produktif setiap pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore. Tapi, ia bisa produktif mengikuti suasana hatinya atau mood. Karena Kelvin mengaku kadang kala mood untuk membuat konten dan mengedit bisa bagus saat pagi, siang, tengah malam, atau malah dini hari.
Karena itu, Kelvin tak menampik saat dikatakan bila profesi sebagai YouTuber ini cocok bagi orang yang suasana hatinya sering berubah-ubah.
“Gua termasuk moodian. Soalnya kalo kayak gini ada mood-nya juga. Kalo lo lagi nggak mood buat record atau ngedit, nanti hasilnya malah jelek. Tapi kalo pas mood-nya buat kerja, buruan lu kerjain, jangan ditunda,” ujar Kelvin.
Dan hal paling enak yang dirasakan oleh Kelvin semenjak menjadi YouTuber adalah selalu ada yang mengenalnya ke mana pun ia pergi.
“Sama enaknya itu kadang gue kalo ke mana ada yang ngenal, ada yang ngajak foto. Jadi kayak ada kebanggaan gitu kalo gue banyak yang kenal,” ujarnya tergelak.
Tapi, selain perbedaan dari segi ‘nyaman’ yang dirasakan, Kelvin juga merasaka perbedaan yang lebih ‘diforsir’ semenjak menjadi YouTuber. Salah satu yang paling menonjol adalah otak yang harus terus bekerja memikirkan konten untuk dibuat agar saluran YouTube-nya selalu ramai ditonton.
“Sekarang lebih muter otak. Sekarang (mikir) konten apa yang kira-kira lebih banyak orang liat,” ungkap Kelvin.
Selain itu, berbeda dengan karyawan yang sudah punya kegiatan rutin setiap harinya sehingga tahu apa yang harus dikerjakan dan diselesaikan dalam satu hari. Atau setidaknya ada atasan yang akan memberikan pekerjaan. Lain hal dengan seorang pembuat konten (content creator) seperti YouTuber yang harus memperluas wawasan setiap waktu agar tahu konten apa yang mesti dibuatnya.
Kemudian, seorang YouTuber menurutnya juga harus terus belajar dan berkembang. Karena profesi tersebut menuntut siapa saja untuk bisa menyunting video yang menarik untuk ditonton.
Harus selalu mengasah diri, itulah poin yang dimaksud oleh Kelvin mengingat profesi ini tak memiliki pendapatan pasti layaknya karyawan. Apalagi akan banyak bermunculan YouTuber baru yang bisa saja menggeser popularitas terdahulu sewaktu-waktu.
Hal minus lain yang dirasakan oleh Kelvin selama menjadi YouTuber adalah sulitnya mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal itu diakuinya karena ia mengaku sulit mengajukan KPR karena tak memiliki pendapatan pasti. Sementara untuk karyawan bisa mengandalkan slip gaji untuk mengajukan KPR. Dan itu lebih mudah diterima oleh Perbankan.
“Kalo jadi karyawan enaknya punya gaji tetap. Lo lebih gampang kalo mau cicilan KPR atau KPA. Kalo YouTube ibaratnya bukan kerja tetap, itu agak susah disetujuinnya karena gue pernah ngerasain waktu itu,” ungkap Kelvin.
Selain itu, YouTuber juga rentan menerima cemoohan dari para penonton videonya. Karena itu, Kelvin mengatakan kalau seorang YouTuber harus punya cara sendiri untuk menyikapi komentar negatif, terutama dari para haters yang berdatangan.