Sidang G20 Parliamentary Speaker’s Summit (P20) ke-9 telah berlangsung di India. Dalam pertemuan ini, ada perbedaan pendapat dari beberapa negara, termasuk Indonesia, terkait ketidakinklusan isu perdamaian Palestina dan Israel dalam pembahasan.
Ketua DPR RI Puan Maharani adalah salah satu peserta dalam pertemuan multilateral ini. Ia menyoroti satu poin dalam Joint Statement yang membicarakan tentang perdamaian dalam konflik dan perang di beberapa negara. P20 menekankan pentingnya memperhatikan penderitaan masyarakat di negara-negara yang sedang berperang serta dampak negatif perang dan konflik terhadap dunia.
Isu Palestina Tidak Disinggung
Meskipun perbincangan mencakup dampak konflik di Ukraina yang melibatkan Rusia, isu kemerdekaan Palestina tidak disinggung. Ini sementara konflik Israel-Palestina terus memanas.
Akhirnya, Puan bersama dengan Turki, China, Afrika Selatan, dan Rusia membuat pernyataan keberatan bersama atau Joint Reservation, dan berharap isu Palestina dapat dimasukkan dalam pernyataan bersama.
“Reservasi ini dibuat bukan karena kami tidak setuju dengan isu Ukraina, tetapi karena isu lain di dunia, seperti kemerdekaan Palestina, tidak dimasukkan, sehingga kesimbangan terganggu,” ungkap Puan dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta.
Puan juga membahas isu kemerdekaan Palestina dalam pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Agung Nasional Turki, Numan Kurtulmus. Pertemuan ini digelar selama P20 Summit. Puan mendukung upaya Turki untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina.
“Saya menghargai inisiatif Turki yang terus melakukan diplomasi untuk mengatasi konflik. Kita harus mencegah warga sipil menjadi korban perang dan konflik yang sedang terjadi di Palestina,” ujarnya.
Warga Sipil Selalu Jadi Korban
Puan menekankan pentingnya menghentikan tindakan kekerasan demi mencapai perdamaian Israel-Palestina. Dia juga mengingatkan tentang korban-korban perang yang sudah terjadi. “Kekerasan hanya akan memicu kekerasan berikutnya (cycle of violence) yang pada akhirnya akan merugikan warga sipil,” kata Puan.
Di hadapan Ketua Parlemen Turki, Puan juga mendorong negara-negara dunia untuk memberikan bantuan kemanusiaan atau membuka koridor kemanusiaan. Dia juga mendorong komunitas internasional untuk membantu mengatasi blokade yang memengaruhi penduduk di Gaza.
“Penting juga untuk segera menyelesaikan akar permasalahan di Palestina. Ini dapat dicapai dengan mendukung pendirian negara Palestina yang merdeka, sesuai dengan parameter yang telah disepakati dalam PBB,” tambahnya.
Sejak Sabtu (14/10/2023), terdapat laporan tentang 2.215 jiwa yang menjadi korban syahid, termasuk 458 perempuan dan 724 anak-anak Palestina. Israel masih terus melakukan serangan terhadap Gaza dari tiga sisi, baik melalui udara, darat, maupun laut. Penduduk Gaza juga menghadapi krisis makanan, listrik, dan pasokan air bersih. Fiqri, seorang warga Gaza, mencatat bahwa rak-rak makanan di mini market sekitarnya telah kosong, dan stok obat juga mulai menipis.