Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, memberikan tanggapan terkait sindiran yang dilontarkan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, terhadap belum optimalnya pelaksanaan revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Hasto menegaskan bahwa jika ada pihak yang menyerang Presiden Jokowi terlebih dahulu, PDIP siap memberikan komentar.
Hasto juga menyinggung peran Jaksa Agung M Prasetyo pada periode pertama Jokowi, yang merupakan kader Partai Nasdem, yang disalahkan atas penggunaan instrumen hukum. Ia menyatakan bahwa PDIP tidak ikut campur dalam urusan partai lain, kecuali jika itu berkaitan dengan Presiden Jokowi. Hal ini diungkapkan Hasto kepada wartawan di Jakarta pada Selasa, 18 Juli 2023.
“Dari hasil evaluasi yang dilakukan, salah satu kendala dalam pelaksanaan revolusi mental adalah adanya penyalahgunaan hukum melalui peran Jaksa Agung sebagai alat kekuasaan. Oleh karena itu, seharusnya hal ini disampaikan secara internal sebelum diungkapkan kepada publik,” ujar Hasto.
Oleh karena itu, Hasto meminta agar Surya Paloh dan Partai Nasdem introspeksi terlebih dahulu sebelum menyampaikan sindiran kepada Presiden Jokowi. Ia menekankan pentingnya menyertai sindiran tersebut dengan suatu kajian yang objektif daripada membuang air ke sumur sendiri.
Surya Paloh mengingatkan bahwa salah satu alasan Partai Nasdem mendukung Jokowi pada Pilpres 2014 adalah karena adanya kesamaan visi dan misi. Paloh juga menyinggung bahwa Partai Nasdem turut mendukung revolusi mental yang digagas oleh Jokowi saat itu, karena sejalan dengan misi gerakan perubahan yang diusung oleh Nasdem.
“Dalam hal ini, perlu saya ingatkan bahwa pikiran dan gerakan perubahan yang sejalan dengan apa yang pernah dikonsepsikan oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita,” ujar Surya Paloh dalam pidato politik Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada Minggu, 16 Juli. Oleh karena itu, Nasdem menyatakan dukungannya kepada Jokowi dalam Pilpres 2014 karena sejalan dan sejajar dengan Partai Nasdem.
“Dan itulah mengapa pada tahun 2014, dengan segala kekuatan dan harapan energi yang kami miliki, kami mendukung Presiden Jokowi sebagai calon presiden untuk memimpin negara,” tambahnya.
