Jakarta – Mantan Ketua Umum Angkatan Muda Kabah Periode 2005-2010, Syafrudin Anhar, menilai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat ini sudah terlalu banyak mengabaikan pada kader partai. Kasus tersebut terjadi di masa kepeminan Suharso Monoarfa.
“Banyak yang menuntut Suharso mundur dari jabatannya. Menurut saya, ini adalah aspirasi para kader yang telah diabaikan,” ujar Syafrudin Anhar saat dihubungi, Rabu (22/6/2022).
Menurut Syafrudin, telah banyak pengingkaran janji yang dibuat oleh Suharso. Salah satunya janji akan menaikkan elektabilitas partai melalui program yang sampai sekarang belum terbukti nyata.
“Saya melihat dia (Suharso) otoriter dan tidak demokratis. Jadi, Orang yang ngurus rumah tangganya saja tidak beres bagaimana mau memimpin organisasi,” ucapnya.
Syafrudin menambahkan, salah satu hal yang menunjukkan alasan para kader meminta Suharso untuk turun dari jabatannya adalah, pemilihan struktur partai yang hanya berdasarkan penunjukkan.
“Kemungkinan ini yang membuat dan akan terjadi penurunan suara yang luar biasa, diakibatkan sikapnya,” tutupnya.
Berdasarkan survei charta politika, PPP saat ini memiliki elektabilitas yang sangat rendah yaitu 2,8 persen. Padahal ambang batas atau parliamentary threshold (PT) adalah 4 persen.
Dalam beberapa pekan terakhir juga terdapat aksi demo yang digelar oleh kader PPP. Mereka meminta Suharso Monoarfa untuk mundur dari jabatannya.