Manisnya Tebu tak Senikmat Kopi: Kisah Sukses Dalam Transformasi Bisnis Griya Kopi Katinden

0
1282
Griya Kopi Katinden
Manisnya Tebu tak Senikmat Kopi: Kisah Sukses Dalam Transformasi Bisnis Griya Kopi Katinden
Pojok Bisnis

POJOK BISNIS — Di lereng Gunung Arjuna, Malang, Jawa Timur, terdapat sebuah desa bernama Ketindan. Di desa ini, terdapat seorang petani kopi bernama Haryanto yang memiliki cita-cita besar, yaitu menancapkan bendera kopi lokal di kancah nasional maupun internasional. Pemiliknya, Haryanto, berbagi cerita unik tentang bagaimana bisnis ini berkembang dari perkebunan tebu ke perkebunan kopi. Berempat.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif ini, kali ini kita akan menjelajahi perjalanan luar biasa Griya Kopi Katinden, dari awal berdiri hingga menjadi brand kopi terkemuka yang diakui secara luas.

Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, menjadi tempat kelahiran Griya Kopi Katinden. Haryanto menceritakan bahwa ide mendirikan gerai kopi ini muncul dari keinginannya untuk meningkatkan potensi petani kopi lokal. Dengan mengutamakan bahan baku dari sekitar desa, Griya Kopi Katinden tidak hanya menciptakan kopi berkualitas tinggi tetapi juga memberdayakan komunitas setempat.

Proses pembuatan kopi, mulai dari pemilihan biji hingga proses pengolahan, semuanya dilakukan di griya kopi mereka sendiri. Langkah ini memberikan nilai tambah pada produk mereka dan mendorong keberlanjutan di tingkat lokal.

Transformasi dari Tanaman Tebu ke Tanaman Kopi

Haryanto, awalnya terlibat dalam industri tebu sejak tahun 1991, Haryanto menyadari tantangan serius yang dihadapi oleh industri ini, seperti berkurangnya lahan dan kesulitan dalam regenerasi tenaga kerja di kebun tebu.

PT Mitra Mortar indonesia

Dengan kebijaksanaan, Haryanto memutuskan untuk beralih ke dunia kopi pada tahun 2015. Keputusan ini tidak hanya untuk diversifikasi tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memiliki kendali lebih besar atas harga dan kualitas produk.

Proses pembelajaran menjadi kunci dalam perjalanan Griya Kopi Katinden. Haryanto menceritakan bahwa pada awalnya mereka belum sepenuhnya memahami jenis kopi yang mereka tanam. Mereka memilih kopi arabika jenis tipica, varietas yang diperkenalkan oleh Belanda di Indonesia pada masa kolonial. Meskipun produktivitas tipica lebih rendah, kualitas rasanya sangat baik.

Tahun 2016 menjadi tahun pertama panen, dan mereka mencoba berbagai metode pengolahan yang mereka pelajari dari pusat penelitian kopi. Respon positif dari pelanggan mendorong mereka untuk terus meningkatkan kualitas dan proses pengolahan.

Haryanto memberikan gambaran rinci tentang proses pengolahan kopi dari buah segar hingga menjadi biji kopi siap roasting. Dengan menggunakan metode semi-wash, di mana biji dikupas kulitnya dan kemudian difermentasi untuk menghilangkan lendir, mereka mencapai kualitas biji kopi yang memikat hati konsumen. Setelah proses kering, biji kopi beristirahat selama 3 bulan sebelum diolah lebih lanjut.

Roasting dan Penjualan Produk Berkualitas

Griya Kopi Katinden telah dilengkapi dengan mesin roasting modern berkapasitas 3 kilogram per sesi. Setelah roasting, biji kopi dijual dalam dua kategori utama: fine robusta untuk jenis robusta dan specialty arabica untuk varietas arabika. Pelanggan dapat memilih antara biji kopi utuh atau bubuk sesuai dengan preferensi mereka.

Dalam menjaga kualitas kopi, Haryanto menghadapi beberapa kendala yang tidak terhindarkan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pengetahuan lengkap dan infrastruktur yang sulit di daerah kebun. Akses jalan yang sulit merupakan masalah nyata, dan mereka harus mengandalkan jeep untuk mengangkut barang dari kebun ke outlet.

Dalam mengembangkan merek Griya Kopi Katinden, Haryanto menekankan pemasaran lokal dan kolaborasi dengan kafe serta restoran setempat. Media sosial juga menjadi alat penting dalam promosi produk mereka. Keberhasilan ini membuktikan bahwa pendekatan terpadu, yang mencakup pemasaran offline dan online, adalah kunci untuk meningkatkan visibilitas merek di pasar yang kompetitif.

Kontribusi Terhadap Ekonomi dan Komunitas Lokal

Griya Kopi Katinden bukan hanya bisnis, tetapi juga menjadi agen perubahan di tingkat lokal. Mereka berusaha meningkatkan kesejahteraan petani kopi setempat dengan memberikan pelatihan dan bimbingan dalam proses pengolahan kopi. Dengan demikian, mereka tidak hanya menciptakan dampak positif pada bisnis mereka sendiri tetapi juga pada komunitas sekitar.

Wawancara ditutup dengan merinci harapan dan rencana masa depan Griya Kopi Katinden. Haryanto menyatakan bahwa fokus utama mereka adalah terus meningkatkan kualitas produk. Selain itu, mereka berharap dapat memperluas pasar mereka ke tingkat nasional dan internasional. Dengan komitmen pada inovasi, keberlanjutan, dan kontribusi pada pengembangan petani kopi lokal, Griya Kopi Katinden melangkah menuju masa depan yang cerah.

Perjalanan sukses Griya Kopi Katinden mencerminkan keberanian untuk beradaptasi dengan perubahan dan mengambil peluang baru. Dari petani tebu hingga pemain kunci dalam industri kopi, Griya Kopi Katinden telah membuktikan bahwa kesuksesan bisnis dapat dicapai melalui dedikasi pada kualitas, inovasi, dan dampak positif pada komunitas. Dengan visi yang jelas dan komitmen pada keberlanjutan, Griya Kopi Katinden melangkah menuju masa depan yang cerah dan penuh prestasi.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan