Menjelajahi Jejak Sukses Bisnis Keripik Tempe di Kampung Sanan, Kota Malang

0
839
Bisnis Keripik Tempe
Menjelajahi Jejak Sukses Bisnis Keripik Tempe di Kampung Sanan, Kota Malang
Pojok Bisnis

POJOK BISNIS — Kota Malang tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang menawan, tetapi juga dengan kreativitas dan inovasi warganya dalam dunia usaha, Salah satunya adalah Sentot, seorang pengusaha sekaligus owner dari “Keripik Tempe Deny” yang menjalankan bisnis keripik tempe di Kampung Sanan sejak tahun 1998. Berempat.com berkesempatan untuk mewawancarai Sentot dan mengetahui perjalanan bisnisnya yang inspiratif.

Nama Keripik Tempe Deny diambil dari nama istri yang juga membantu nya sehari-hari dalam bisnis ini. Sebagai generasi pertama di keluarganya yang memulai bisnis ini, Sentot memulai karirnya dengan bekerja sebagai karyawan untuk mencari pengalaman di industri makanan khususnya di bidang keripik tempe. Selama periode tersebut, ia juga menguji dan mempelajari berbagai resep keripik tempe hingga menemukan resep yang cocok untuk usahanya. Dengan keyakinan dan tekad kuat, ia memutuskan untuk membuka usaha sendiri.

Ide Bisnis Produksi Keripik Tempe

Kami (Berempat.com) bertanya tentang sejarah yang melatarbelakangi maraknya usaha keripik tempe, khususnya di daerah Sanan, Kota Malang. Beliau menceritakan bahwa dahulu, saat tempe tidak laku di pasaran, masyarakat melihat peluang untuk mengolah tempe tersebut menjadi keripik tempe Namun, saat ini, keripik tempe yang diproduksi didaerah Sanan hanya menggunakan tempe dengan kualitas tinggi, dan bukan menggunakan tempe yang tidak laku seperti jaman dulu.

“Keripik Tempe Deny” menawarkan beberapa varian rasa yang menarik, termasuk jagung bakar, keju, barbeque, lada hitam, pedas manis, dan lain-lain. Sentot menjelaskan bahwa biasanya mereka memiliki langganan tetap yang datang untuk mengambil produk, tetapi mereka juga melayani pengiriman jika ada pesanan dari pelanggan. Bisnis ini telah memiliki sejumlah pelanggan tetap yang setia.

Top Mortar gak takut hujan reels

Dalam proses produksinya, Sentot dan timnya terdiri dari lima orang, termasuk dirinya dan istri serta tiga karyawan. Mereka bekerja dengan penuh dedikasi untuk memastikan kualitas keripik tempe yang dihasilkan tetap terjaga.

Tantangan Dalam Bisnis

Tidak ada bisnis yang bebas dari tantangan, begitu pula dengan bisnis keripik tempe milik Sentot. Meskipun tidak mengalami kegagalan yang signifikan, terdapat beberapa momen ketika bisnis ini sedikit mengalami kesulitan. Salah satunya adalah saat langganan yang biasanya membeli keripik tempe secara teratur tiba-tiba berhenti memesan. Namun, tantangan semacam itu dapat diatasi dengan adanya pelanggan baru yang tertarik dengan produk keripik tempe yang mereka tawarkan.

Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi banyak pelaku usaha, termasuk bisnis milik Sentot. Dampak pandemi COVID-19 membuat penjualan keripik tempe menurun drastis dikarenan banyak destinasi wisata di Malang tutup. Namun, dengan ketekunan dan ketangguhannya, Sentot berhasil melewati masa sulit tersebut.

Setelah melewati masa-masa sulit, tantangan lain yang dihadapi oleh Sentot adalah fluktuasi harga bahan baku. Beberapa waktu lalu, mereka mengalami kelangkaan minyak goreng yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng secara pesat. Hal ini berdampak pada margin keuntungan mereka dan mempengaruhi efisiensi biaya produksi.

Sentot juga menjelaskan bahwa pada masa pandemi, mereka menerima subsidi berupa bahan baku minyak goreng dan bantuan dalam bentuk alat potong untuk tempe. Namun, seiring dengan pemulihan situasi pasca pandemi, bantuan tersebut sudah tidak tersedia lagi.

Pesan Dalam Berbisnis

Sentot juga menyampaikan pesan untuk sebisa mungkin menghindari lembaga keuangan, terutama bank. Ia berpendapat bahwa dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, terlalu banyak bergantung pada pinjaman bank dapat menyebabkan masalah keuangan yang lebih besar di masa depan. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi masyarakat agar bisnis UKM seperti keripik tempe di daerah Sanan tetap berjalan dengan baik dan lancar.

Di akhir wawancara, Sentot berharap agar keadaan ekonomi tetap stabil, sehingga penjualan keripik tempe dan bisnisnya dapat terus berkembang. Ia menyadari bahwa ketika ekonomi masyarakat mengalami penurunan, bisnis seperti miliknya juga akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, kestabilan ekonomi menjadi kunci untuk menjaga kelangsungan bisnis ini di masa depan.

Dengan dedikasi, inovasi, dan ketahanan menghadapi berbagai tantangan, “Keripik Tempe Deny” terus berkembang dan menjadi salah satu ikon kuliner di Kampung Sanan, Kota Malang. Kisah sukses Sentot dalam menjalankan home industry ini memberikan inspirasi bagi para pelaku UKM lainnya untuk terus berjuang dan berkarya dalam menghadapi perubahan dan tantangan di dunia bisnis.

Klik disini dan saksikan liputan interview nara sumber.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan