Berempat.com – Saat ini bisa dikatakan banyak generasi milennial yang sudah memasuki usia produktif. Beberapa di antaranya bahkan sudah bisa mendapatkan pemasukan yang fantastis. Tak heran mengingat generasi milennial dihadapkan pada banyak pilihan profesi, mulai dari yang pekerjaan formal hingga industri kreatif.
Namun, milennial dikenal sebagai generasi yang konsumtif. Bahkan, menurut CEO Jouska Indonesia Aakar Abyasa Fudzuno generasi milennial merupakan generasi pemalas. Dalam artian semuanya ingin serba instan, tapi ingin mendapatkan pemasukan besar.
“Milenial ini orangnya malas-malas, dia enggak mau kerja capek-capek tapi maunya uangnya banyak. Enggak mau kerja sering, tapi liburnya banyak. Enggak mau keluar duit banyak, tapi foto di Instagram harus hits,” ujar nahkoda firma penasehat keuangan independen tersebut dalam acara BukaTalks beberapa waktu lalu di Jakarta.
Tapi, justru karena ‘kemasalan’ itulah generasi milennial ini menjadi kreatif. “Memang itu karakter milenial, yaitu kreatif dan inovatif,” sambungnya.
Menurut Aakar, apa yang membuat generasi milennial memiliki karakter seperti itu lantaran mereka sudah merasakan hampir semua era, mulai dari analog sampai digital. Karena itu karakter mereka pun menjadi labil. Apalagi dari kecil hanya dibiasakan menabung dengan pola pikir untuk dibelikan sesuatu, bukan untuk investasi. Itulah kenapa generasi milennial dianggap malas berinvestasi.
Padahal, Aakar mengangap bahwa investasi merupakan hal penting di tengah masifnya era digital yang penuh ketidakpastian.
“Kita hidup di era yang serba enggak pasti, hidup juga bisa naik turun, makanya investasi ini penting untuk Anda berani lakukan,” jelasnya.
Lantas, jenis investasi apa yang cocok bagi generasi milennial?
Aakar menyebut paper asset merupakan produk investasi yang baik dan cocok bagi generasi milenial. Pasalnya harga paper asset tidak terlalu mahal untuk dibeli.
“Paper asset yang paling bagus buat generasi millenial. Karena, dananya tidak terlalu besar, bisa dimulai dengan Rp100 ribu,” tukasnya.
Sementara itu, hal lain pernah diungkapkan oleh Head of Wealth Management & Retail Digital Bussiness Commonwealth Bank Indonesia Ivan Jaya. Mengutip dari MSN, Ivan pernah menuturkan bahwa jenis investasi yang perlu dicoba oleh generasi milennial adalah reksa dana.
”Generasi milenial perlu coba reksa dana. Risikonya lebih rendah dibandingkan emas, deposito atau bitcoin. Di reksa dana, bisa memulai dengan Rp 100 ribu,” kata Ivan di awal tahun 2018.
Namun, menurut Ivan, selain reksa dana generasi milennial juga perlu mencoba berinvestasi di tabungan emas dan mata uang digital. Namun, risiko investasi keduanya memang tergolong tinggi.
”Bitcoin memang investasi yang fenomenal dan murah. Namun, fluktuasinya luar biasa. Risikonya tinggi,” ujarnya.
Ivan pun sempat membeberkan rumus sederhana untuk rencana investasi, yaitu 50:20:30.
”Sebanyak 50 persen pendapatan untuk biaya kehidupan sehari-hari, 20 persen untuk tabungan, dan 30 persen untuk kebutuhan khusus,” terangnya.