Berempat.com – Para pecinta alam biasanya akan lebih selektif dalam memilih fesyen yang hendak digunakan. Pasalnya, ada beberapa produk fesyen yang cenderung merusak lingkungan, entah karena limbah produksinya atau bahan yang digunakan harus mengorbankan ekosistem alam.
Melihat hal tersebut, industri fesyen pun mulai melakukan inovasi dengan meluncurkan produk yang ramah lingkungan, atau dikenal sebagai eco-friendly fashion. Produk ini memerhatikan aspek-aspek lingkungan, etika dan sosial untuk memastikan bahwa produksi dan penjualan produk-produk mode tak merusak lingkungan.
Karena itu, kini para pecinta alam pun tetap bisa tampil fashionable tanpa perlu khawatir produk yang digunakan tak ramah lingkungan. Kalau kamu adalah pecinta alam dan ingin tampil fashinable dengan produk ramah lingkungan, kamu bisa mengikuti 5 tips dari Timberland ini.
- Botol air minum daur ulang
Botol air minum plastik telah menjadi salah satu sampah konsumen yang sering mengotori sungai, laut, dan tempat pembuangan akhir. Namun tak perlu lagi khawatir karena kini sudah ada teknologi yang bisa mendaur ulang polyethylene terephthalate (PET), bahan yang terkandung dalam botol plastik, dan mengubahnya menjadi bahan untuk membuat sepatu, seperti bot.
Contohnya, bahan yang bernama ‘ReBOTL’ milik Timberland yang berbahan dasar botol minum air plastik. Bahan ini kemudian digunakan untuk memproduksi sepatu bot dan chukka. Setidaknya 233 juta botol air minum plastik telah didaur ulang untuk dijadikan sepatu Timberland ini lho.
- Katun organik
Tidak seperti katun konvensional yang tumbuh menggunakan bahan kimia yang mengotori udara, air dan tanah, katun organik ditanam menggunakan metode yang minim dampak negatifnya pada lingkungan. Proses menanam katun organik menjaga fertilitas tanah, mengurangi penggunaan pupuk beracun, dan memastikan biodiversitas biologis pertanian. Maka itu, baju dan aksesoris terbuat dari katun organik jauh lebih ramah lingkungan karena memakai bahan baku berkelanjutan.
- Bahan kulit bersertifikasi
Produk-produk yang menggunakan bahan kulit memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi estetika dan daya tahan. Akan tetapi, bahan kulit juga harus ramah lingkungan. Leather Working Group (LWG) adalah asosiasi yang terdiri dari merek, perusahaan manufaktur, dan penyamakan kulit yang membuat produk-produk kulit ramah lingkungan. LWG memberi rating emas, perak, dan perunggu pada penyamakan kulit yang memenuhi aturan-aturan terkait kelestarian lingkungan. Merek-merek yang sadar lingkungan akan selalu mengambil bahan baku dari penyamakan kulit bersertifikat dari LWG.
- Bebas PVC
PVC atau polyvinyl chloride adalah salah satu polimer plastik yang paling umum digunakan. Karena sifatnya yang tahan air, PVC umum digunakan oleh industri mode untuk membuat sepatu, jaket dan tas. Namun, proses produksi PVC melepaskan kimia berbahaya ke udara, air dan tanah. Mengingat hal ini, akan lebih baik untuk membeli sepatu, pakaian dan aksesoris yang mempunyai sifat seperti PVC namun terbebas dari polimer plastik ini.
- Bebas PFC
PFC atau perfluorocarbons adalah senyawa yang sering ditemukan di durable water repellent (DWR), yaitu lapisan atas pada perlengkapan outdoor dari jaket hingga tenda, yang tahan air dan bisa melindungi pemakai dari basah.
Seperti PVC, proses pembuatan PFC melepaskan kimia ke udara, air, dan tanah, dengan demikian mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Teknologi masa kini telah memungkinkan DWR diproduksi bebas dari PFC. Maka itu, menggunakan perlengkapan bebas PFC sangat disarankan.
Dan untuk mengetahui apakah pakaian dan sepatu tertentu sudah ramah lingkungan, kamu perlu melakukan riset terhadap praktik tanggung jawab lingkungan yang dianut merek-merek tertentu.
Lalu, periksa juga label-label di pakaian dan sepatu untuk mempelajari bahannya. Terakhir, bertanyalah pada penjaga toko untuk memahami lebih jauh mengenai bahan-bahan yang digunakan di pakaian dan sepatu yang diinginkan.