Berempat.com – Pemerintah Jepang dikabarkan membuka pintu selebar-lebarnya bagi pekerja asing untuk bekerja dan tinggal di Jepang. Kebijakan tersebut dilandasi karena menurunnya angka kelahiran dan tingginya jumlah pekerja lokal yang memasuki usia lanjut.
Selain menerima pekerja asing, Pemerintah Jepang juga menerima program pemagangan yang diselenggarakan berbagai perusahaan di Jepang. Pemagang yang semula hanya diberikan waktu maksimal 3 tahun sekarang menjadi 5 tahun.
“Pemagang yang telah menyelesaikan pemagangan 5 tahun dapat melamar kerja sebagai pekerja setelah mereka memiliki kualifikasi bahasa Jepang yang dipersyaratkan (bahasa Jepang level 2/ N2), sehingga mereka bisa tetap di Jepang ataupun dapat kembali ke Indonesia berwirausaha dan membuka lapangan kerja,” ujar Direktur Bina Pemagangan Asep Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/11) malam.
Menurut Asep, Pemerintah Jepang saat ini mengalami defisit jumlah tenaga kerja sehingga mereka sangat membutuhkan tenaga kerja asing dan peserta pemagangan dalam jumlah besar di sektor-sektor tertentu.
Sementara itu, Assistant Manager Labour Relation Departement PT Isuzu Motor ltd Pabrik Fujisawa, Sasaki Ryota mengatakan, pihaknya sangat menilai bagus para peserta magang Indonesia. Pasalnya, mereka dinilai memiliki absensi yang baik, jarang telat, dan tidak mendadak bolos kerja.
“Selain itu, pemagang asal Indonesia lebih prima, ceria, jujur dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Jepang (sederhana) dari pada pemagang asal negara lain,” ujar Sasaki.
Namun, ada yang harus diperbaiki dari pemagang asal Indonesia, yakni pengetahuan yang minim mengenai musim di Jepang seperti teriknya cuaca di musim panas.
“Peserta magang Indonesia yang berada disini (Isuzu) ada sebanyak 60 orang dari total jumlah 120. Kami berharap kerja sama ini dapat berlanjut,” terang Sasaki.
Saat ini jumlah pemagang Indonesia yang masih berada di Jepang ada sekitar 19.000 orang. Selain dari Indonesia, Jepang mendatangkan pemagang dari Bangladesh, India, Kamboja, Laos, Mongolia, Myanmar, Nepal, Sri Langka, Thailand, Tiongkok, Uzbekistan, dan Vietnam.