Berempat.com – Indonesia, khususnya Bali sepertinya mesti bersiap untuk menyambut para ahli dalam bidang keuangan Islam (Islamic finance) dunia pada Oktober 2018 mendatang. Pasalnya, Reuters bersama The Qatar Financial Center bakal melangsungkan “The Islamic Finance Debate-Where are we in 2018” di Bali.
Dalam rilis yang diterima Berempat.com pada Rabu (26/9) malam, Acara yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 07.30 WIT-09.00 WIT tersebut merupakan ajang diskusi tinggi mengenai keuangan Islam yang akan diisi oleh para ahli. Diskusi ini dibuat sebab Reuters menilai jika keuangan Islam saat ini tengah berkembang pesat.
“Diperkirakan pada tahun 2022, total nilainya akan lebih dari US$ 3 triliun, naik dibanding tahun 2017 yang tercatat bernilai US$ 2,6 triliun,” tulis Reuters.
Tumbuhnya sistem keuangan Islam pada beberapa tahun ini didorong oleh fokus pada manfaat yang ditawarkan. Namun, tetap saja keuangan Islam ini harus menghadapi beberapa tantangan di depan.
Sebab itu, pada diskusi ini para panelis akan saling mengeksplorasi apa saja tantangan utama dan peluang dihadapi oleh keuangan Islam di dunia. Di dalamnya termasuk mengenai tata kelola dan kepatuhan, keuangan hijau & berkelanjutan, teknologi finansial (financial technology/fintech), inklusi keuangan, dan mobilisasi modal.
Reuters SVP for Sales and Content Solutions Munira Ibrahim mengatakan, saat ini penting untuk memahami peran apa yang dimainkan Keuangan Islam.
“Dengan panelis yang terhormat, acara ini akan membahas isu-isu kunci di Keuangan Islam; apakah itu telah mencapai puncaknya dan bagaimana memastikannya tetap kompetitif, relevan dan, yang terpenting menarik,” ujar Munira.
Adapun para ahli yang akan menjadi panelis di antaranya Direktur Pelaksana dan CFO World Bank Group Mr. Joaquim Levy; Sekretaris Jenderal Islamic Financial Service Board; Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan Indonesia Luky Alfirman; dan Direktur Senior & Kepala Keuangan Islam Global sekaligus S&P Peringkat Global Dr. Mohamed Damak.
Sementara yang akan berlaku sebagai moderator ialah Kepala Koresponden Keuangan Islam di Reuters Bernardo Vizcaino.