Pengusaha Crazy Rich Ong Beng Seng Terseret Kasus Korupsi Formula-1 Singapura

0
485
Ong Beng Seng
Pengusaha Crazy Rich Ong Beng Seng Terseret Kasus Korupsi Formula-1 Singapura
Pojok Bisnis

Kasus korupsi yang melibatkan penyelenggaraan Formula-1 (F1) di Singapura mengaitkan Ong Beng Seng, seorang konglomerat kaya raya. Keberadaan Ong Beng Seng, warga negara Singapura yang kaya mendadak, menarik perhatian pengguna internet setelah ia diduga terlibat dalam kasus korupsi yang juga melibatkan Menteri Transportasi Singapura, S Iswaran.

Pada Selasa (11/7/2023), Ong Beng Seng sendiri ditangkap oleh pihak kepolisian setempat. Ong, yang berusia 77 tahun, merupakan managing director, pemilik, dan operator Hotel Properties Limited (HPL), sebuah perusahaan terbuka di Singapura.

Dilansir dari The Guardian, Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura (CPIB) menyatakan bahwa Ong telah dibebaskan dengan jaminan pada Jumat (14/7/2023). Hotel Properties Limited (HPL), yang dimiliki oleh Ong, mengungkapkan bahwa Ong berjanji untuk bekerja sama dengan badan antikorupsi tersebut dan memberikan informasi terkait interaksinya dengan Iswaran.

Profil Ong Beng Seng

Ong Beng Seng, yang juga dikenal dengan inisial OBS, adalah seorang warga Malaysia yang kemudian pindah ke Singapura bersama orang tuanya pada tahun 1950. Ong telah menunjukkan kecerdasannya saat ia berhasil menghasilkan jutaan dolar melalui prediksi harga minyak yang akurat ketika bekerja di Kuo International, perusahaan perdagangan minyak yang dimiliki oleh ayah mertuanya, Peter Fu Yun Siak.

PT Mitra Mortar indonesia

Dikutip dari The Strait Times, Ong juga memiliki pengalaman bekerja di perusahaan pialang internasional sebelum akhirnya bergabung dengan Motor & General Underwriters Investment Holdings pada akhir 1960-an. Ketika ia bergabung dengan perusahaan ayahnya, Ong berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan dan berhasil mendapatkan modal untuk membiayai investasi dan pengembangan bisnis propertinya.

Berkat kesuksesannya ini, Ong akhirnya mendirikan HPL pada tahun 1980 dan mengakuisisi sejumlah hotel dan properti. Perusahaan HPL kemudian secara resmi terdaftar di Singapura pada tahun 1982. Istri Ong juga terlibat dalam bisnis dengan menjalankan Como Hotels and Resorts, Klub 21, sebuah kerajaan ritel, dan Mulberry, produsen tas tangan yang terdaftar di London, Inggris. Kekayaan Ong diperkirakan mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp15 triliun.

Kasus Korupsi dalam Formula-1

Ong merupakan salah satu individu yang berperan dalam membawa ajang balap Formula-1 ke Singapura. Singapura telah menandatangani kontrak sebagai tuan rumah Grand Prix Formula-1 selama tujuh tahun ke depan, mulai dari tahun 2022.

Ong memiliki hak atas Grand Prix Singapura dan menjabat sebagai pimpinan promotor balapan GP Singapura hingga tahun 2028. Ia juga bertanggung jawab atas 40% biaya penyelenggaraan acara F-1, sementara 60% sisanya didanai oleh Badan Pariwisata Singapura. Kasus korupsi yang melibatkan Ong bukanlah yang pertama kalinya. Konglomerat ini sebelumnya juga terlibat dalam kontroversi korupsi pada tahun 1996, yang sempat mengguncang mantan Perdana Menteri (PM) M Lee Kuan Yew.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan