Jakarta – Greysia Polii secara resmi mengumumkan gantung raket di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (12/6). Dia pensiun sebagai atlet profesional pada usia 34 tahun. Greysia lalu melakukan victory lap dan menyapa seluruh penonton yang hadir.
Awalnya, Greysia memasuki arena dengan senyum di wajahnya. Namun, senyum itu mulai berubah ketika dia melihat tayangan video mengenai perjalanan kariernya yang diputar melalui layar lebar.
Air mata mulai mengalir di wajahnya. Orang-orang terdekat yang duduk dekat Greysia mencoba menenangkan. Haru.
Suasana ini kemudian berubah. Greysia memainkan laga eksebisi bersama pebulu tangkis lainnya. Dia mencoba menikmati setiap pertandingan itu. Pada beberapa momen, Greysia menunjukkan kemampuannya. Dia melompat dan melakukan smes keras. Penampilannya menghibur penonton.
Setelahnya, Greysia berpidato. Pebulu tangkis asal Jakarta itu mencurahkan seluruh perasaannya. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan selama ini.
“Perjalanan yang panjang untuk mencapai semua apa yang dicita-citakan dari kecil. Itu tak lepas dari dukungan masyarakat Indonesia, keluarga dan dukunngan dari teman-teman yang ada disini,” katanya.
Tak lupa, Greysia juga mengucap syukur atas pencapaian yang diraihnya selama ini. Greysia menyadari, namanya bisa dikenal sampai sejauh ini karena olahraga bulu tangkis.
“Saya merasa kadang tidak pantas berada disini. Tapi saya benar-benar berterima kasih dan mengucap syukur,” ujarnya.
Tangis Greysia akhirnya benar-benar pecah saat melakukan victory lap. Dia membawa bendera Indonesia dan melambaikan tangan kepada penggemarnya, serta bersalaman.
Greysia Polii atau sering dipanggil dengan nama Greys lahir pada 11 Agustus 1987. Dia mantan pemain bulu tangkis ganda Indonesia pada nomor ganda putri. Atlet berdarah Minahasa ini adalah putri dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi. Ia mulai bergabung di tim Piala Uber Indonesia sejak tahun 2004 dan juga tahun 2008.
Bersama Apriyani Rahayu memenangkan nomor ganda putri pada Olimpiade Musim Panas 2020. Ia dan Apriyani menjadi atlet putri asal Indonesia ketiga dan keempat yang memenangkan medali emas dalam ajang Olimpiade setelah Susi Susanti pada 1992 dan Lilyana Natsir pada 2016. Greysia juga menjadi peraih medali emas bulu tangkis putri tertua pada ajang Olimpiade, dengan usia 33 tahun dan 356 hari.