Bandung – PT Len Industri (Persero) dipercaya TNI AL untuk meng-upgrade hardware dan software Combat Management System (CMS) Mandhala, serta mengintegrasikannya dengan sistem senjata, radar dan juga sensor-sensor kapal perang.
KRI Ajak (653) baru saja rampung dari pemeliharaan depo (hardepo) atau pemeliharaan perbaikan kapal secara menyeluruh pada bulan Desember 2021 ini.
Uji penembakan KRI Ajak menggunakan meriam 57mm dan 40mm secara remote dengan CMS Mandhala berjalan dengan baik di Perairan Masalembo, Jawa Timur pada awal Desember 2021.
KRI Ajak kini sudah dilengkapi dengan combat system buatan Len yang terintegrasi dengan senjata meriam 57mm dan 40mm, radar navigasi, radar surveillance, sensor (electro-optical targeting system) EOTS, gyro vertical, speedlog, hingga sensor arah angin.
Direktur Bisnis & Kerjasama Len, Wahyu Sofiadi mengatakan, “Terimakasih atas kepercayaan dari TNI AL. Uji penambakan di Perairan Masalembo pada awal Desember kemarin berjalan dengan baik. Di bidang pertahanan ini memang membutuhkan kemandirian teknologi yang mumpuni agar tidak bergantung dengan asing, dan PT Len Industri selalu siap dalam mendukung hal ini.”
CMS merupakan brainware yang berfungsi melakukan pengolahan data dari berbagai sensor menjadi informasi navigasi, potensi ancaman, serta reaksi yang dapat dilakukan untuk melumpuhkan ancaman tersebut. CMS juga dapat memberikan visualisasi menyeluruh terhadap situasi taktis pertempuran, menyediakan sarana untuk melakukan reaksi secara efektif dan efisien melalui sistem persenjataan yang dimiliki.
“CMS Mandhala pertama kali digelar di KRI Ajak pada tahun 2014. Sekarang, selain upgrade CMS dan integrasinya dengan sensor dan sistem senjata, Len juga melakukan perbaikan senjata meriam 57mm, 40mm, 20mm, perbaikan radar surveillance, perbaikan dome sonar, dan integrasi pengadaan EOTS,” imbuh Wahyu.
KRI Ajak (653) merupakan jenis Kapal Cepat Torpedo (KCT) yang bertugas sebagai elemen pemukul musuh, baik di permukaan maupun di bawah permukaan (anti submarine warfare), termasuk sebagai kapal pendeteksi anti-kapal selam.
KRI Ajak adalah kapal perang jenis patroli Kelas Andau milik TNI AL selain KRI Singa (651). Pada tahun 1989, KRI yang sebagian lambung kapal dan peralatannya dibuat di Lurssen Jerman ini masuk sebagai bagian dari Satuan Kapal Cepat Armada Timur TNI-AL, Surabaya, dan dipasang di PT PAL.
KRI Ajak memiliki panjang 58,1 meter, lebar 7,6 meter, draught 2,95 meter, memiliki bobot 445 ton pada beban penuh serta memiliki kecepatan maksimal 27 knot dengan daya jelajah 2.200 mil.