Jayapura – Tujuh atlet yang mengikuti ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua terkonfirmasi positif Covid-19 dan berhasil keluar ke daerah asal sebelum selesai masa isolasinya.
Menteri Kesehatan, Budi Sadikin menjelaskan berdasarkan data terbaru, setidaknya ada 83 kasus positif di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua. Angka ini meningkat dari sehari sebelumnya yang berjumlah 65 kasus.
Mereka konsentrasi di beberapa cabang olahraga seperti judo, sepatu roda, panahan, dan kriket. Kasus tersebut juga terfokus pada beberapa kontingen seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jambi, dan Bali.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali meluruskan terkait adanya isu yang mengatakan sebanyak tujuh atlet yang teridentifikasi positif Covid-19 kabur dari tempat karantina atau isolasi.
Ketujuh atlet tersebut berasal dari Tarakan, Kalimantan Utara, sebanyak satu orang; Jambi dua orang; Sidoarjo, Jawa Timur, sebanyak tiga orang; dan satu atlet lainnya asal Yogyakarta.
“Terdapat informasi sebanyak tujuh orang seolah-olah kabur. Tetapi tidak seperti itu kenyataannya. Karena kalau untuk naik ke pesawat, itu pasti ada suratnya, minimal antigen. Jadi mereka yang pergi itu sudah di antigen,” ucap Menpora Amali pasca di Stadion Mandala, Jayapura, Selasa (12/10).
Menpora Amali mengatakan telah terjadinya keterlambatan dari hasil tes PCR yang dilakukan oleh ketujuh atlet tersebut, lantaran kurangnya faslitas untuk lab PCR di Papua ini, sedangkan orang yang melakukan PCR untuk kepentingan kepulangannya ke daerah asal banyak.
“Hasil dari PCR, memang terlambat setelah mereka di sana. Kenapa terlambat, karena memang kita di sini kekurangan faslitas untuk lab PCR,” ucapnya.
Menpora Amali pun memperkirakan, hal serupa akan terjadi lagi kedepannya. “Saya pun memperkirakan nanti akan terjadi lagi hal semacam itu, karena akan banyak yang numpuk pulang di akhir penyelenggaraan PON ini, tapi mudah-mudahan tidak,” tuturnya.
Oleh karena itu, kepada para awak media, Menpora Amali kembali menegaskan jika ke tujuh atlet tersebut bukannya kabur. “Jadi sekali lagi dan perlu di catat jika mereka bukannya kabur. Mereka sudah ada suratnya, kalau tidak ada, tidak mungkin mereka bisa naik pesawat, tetapi karena hasil tes PCR nya yang terlambat, maka baru bisa diketahui di sana,” tegasnya.
Menteri asal partai Golkar itu pun mengatakan jika perhelatan PON XX Papua ini benar-benar dijaga terhadap semua aspeknya.
“Semuanya dalam keadaan yang aman, tidak ada terkesan seolah-olah lari dari karantina dan seolah-olah tidak ada yang menjaga. Semua orang menjaga. Semua bekerja. panitia bekerja, pihak keamanan bekerja, jadi tidak ada kesan orang kabur tanpa sepengetahuan dari pada kita,” ungkapnya.
“Semua melakukan pengawasan. Jika terkonfirmasi ada yang positif, akan langsung dilakukan isolasi, seperti di Kapal Tidar, rumah sakit dan lain sebagainya. Jadi menurut saya, kan saya di sini terus, sehingga saya memantau perkembangan. Jadi sekali lagi, saya meluruskan, tidak ada atlet, pelatih atau official yang kabur dari ini tanpa sepengetahuan dari panitia,” pungkasnya.