Presiden Joko Widodo menyampaikan nama Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR. “Bapak Presiden menyampaikan usulan pejabat Kapolri dengan nama tunggal yaitu Bapak Drs Listyo Sigit Prabowo MSi yang saat ini menjabat sebagai Kabareskrim di Polri menggantikan Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis pensiun pada 1 Februari 2021,” ujar Ketua DPR RI Puan Maharani di Gedung DPR RI, Jakarta 13 Januari 2020. Puan mengatakan, DPR terhitung 20 hari DPR akan memproses nama calon Kapolri dalam bentuk persetujuan atas calon tunggal Kapolri tersebut.
Nama Listyo Sigit masuk dalam daftar lima calon Kapolri yang diajukan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kepada Jokowi, beberapa waktu lalu. Selain Listyo Sigit, empat nama lainnya adalah Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono dan Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar. Berikutnya Kalemdiklat, Komjen Pol Arief Sulistyanto dan Kabaharkam, Komjen Pol Agus Andrianto.
Listyo Sigit dikenal sebagai mantan ajudan Jokowi. Namanya semakin bersinar saat ikut menangkap buronan pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra pada Juli 2020. Pria kelahiran Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 ini adalah lulusan S2 Universitas Indonesia (UI) dengan judul tesis tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo, Jakarta. Pada 2019, Listyo Sigit bersama Wakapolri Gatot Eddy Pramono naik pangkat satu tingkat menjadi jenderal bintang tiga atau komisaris jenderal (komjen).
Setela lulus, karier Listyo dimulai sebagai anggota Polres Tangerang yang kala itu masih berpangkat Letnan Dua (Letda). Pada 1998, ia telah menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) di Polres Tangerang. Kala itu, ia berpangkat sebagai Kapten atau setara dengan Ajun Komisaris Polisi (AKP). Listyo Sigit pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah. Pada 2009, suami Juliati Sapta Dewi Magdalena itu menjabat sebagai Kapolres Pati.
Tak lama, ia dipindah menjadi Kapolres Sukoharjo pada 2010 lalu menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang. Pada 2011, Listyo Sigit menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta dimana Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo. Saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, Listyo Sigit dirotasi ke Jakarta untuk menjabat sebagai Asubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri. Tahun berikutnya Ia bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.
Listyo Sigit merupakan satu di antara perwira yang dekat dengan Jokowi. Kedekatan keduanya terjalin saat Listyo Sigit menjabat sebagai Kapolresta Solo di mana Jokowi menjadi wali kotanya. Saat menjabat sebagai Kapolresta Solo, Listyo Sigit pernah menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton. Maka, saat Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, Listyo Sigit diangkat sebagai ajudan presiden.
Saat itu, Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman mengajukan empat nama sebagai calon ajudan dan Jokowi langsung menunjuk Listyo Sigit. Jokowi memilih orang yang pernah “dekat” dengannya untuk memastikan kerjanya berjalan optimal. Dua tahun menjadi ajudan Jokowi, Listyo Sigit dimutasi menjadi Kapolda Banten dan mendapat kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal. Setelah itu, ia mendapat promosi sebagai Kepala Divisi (Kadiv Propam) pada 2018 dan resmi menyandang pangkat bintang dua atau inspektur jenderal. Kemudian, Listyo ditunjuk sebagai Kabareskrim oleh Idham Azis pada 6 Desember 2019.
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi NasDem Wva Yuliana menyambut baik dipilihnya Listyo Sigit sebagai calon tunggal Kapolri. Eva menilai kemampuan komunikasi dan keterampilan membangun sinergi yang dimiliki Listyo Sigit bisa menjadi modal penting bagi korps Bhayangkara menghadapi beragam tantangan keamanan dan ketertiban masyarakat ke depan. “Profil Komjen Pol Listyo Sigit memang relatif menonjol sejak menjabat sebagai Kapolresta Surakarta di tahun 2011,” ujar Eva, dalam keterangannya, Rabu (13/1/2021).
Eva mengatakan tantangan Polri ke depan dalam menjaga dan menciptakan keamanan, ketertiban, dan kenyamanan di masyarakat tidaklah mudah. Sebagai mitra kerja Komisi III, ia menaruh harapan besar kepada jajaran kepolisian untuk terus sinergi membangun bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. “Saya optimistik dan percaya sepenuhnya bahwa jika diputuskan oleh DPR, Komjen Pol Listyo Sigit mampu memimpin Kepolisian RI ke depan terus lebih baik. Insyaallah, jabatan baru Komjen Pol Listyo Sigit sebagai Kapolri betul-betul amanah dan menjadi berkah untuk kita semua,” ujarnya.
Pakar Intelijen dan terorisme Ridlwan Habib mengatakan pilihan Presiden Jokowi tepat memilih calon Kapolri berdasarkan pada faktor loyalitas dan profesionalisme. “Presiden perlu figur Kapolri yang terbiasa berkoordinasi dan sudah paham karakternya,” tutur Ridlwan.
Bahkan menurut Ridlwan, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo memiliki hubungan harmonis dengan sejumlah tokoh Islam. Hal tersebut ditunjukan bahwa sosok Listyo Sigit pernah menjadi pembicaraan dalam Kursus Ketahanan Nasional DPP PKS yang dilaksanakan pada Februari 2020 lalu. “Hubungan Listyo Sigit dengan tokoh-tokoh umat Islam berjalan harmonis,” ujar Ridlwan yang merupakan Direktur The Indonesia Intelligence Institute.
Sementara itu, Indonesia Police Watch (IPW) berharap calon tunggal Kapolri Listyo Sigit dapat menjaga keseimbangan antara senior dan junior di Korps Bhayangkara. Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengemukakan, bahwa terpilihnya Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo jadi calon tunggal kapolri pilihan Presiden Joko Widodo membuka peluang anggota muda Polri untuk cepat naik jabatan. “Tentunya peluang kader muda lain makin terbuka lebar dan dalam pengisian posisi strategis. Nanti diperkirakan akan terjadi lompatan yang membuat para senior terlompati,” tuturnya, Rabu (13/1/2020).
Neta berharap Listyo Sigit Prabowo dapat melakukan konsolidasi penuh di internal Kepolisian setelah resmi ditunjuk jadi kapolri menggantikan posisi Jenderal Idham Azis, sehingga para senior tidak merasa dilompati oleh para junior di Korps Bhayangkara. “Untuk itu dalam menyusun personel Polri ke depan, Sigit diharapkan mampu membuat keseimbangan agar para senior tidak merasa ditinggalkan,” kata Neta.