Berempat.com – Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri berencana membuat sistem pemagangan yang terstruktur, sistematis, dan masif guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Selain itu, tujuan Hanif membentuk sistem pemagangan guna menghindari peserta magang tidak hanya disuruh membuat kopi selama magang di sebuah perusahaan.
“Salah-satu cara menciptakan SDM terampil adalah melalui pemagangan. Tapi pemagangannya ini bukan rekrutmen buruh murah. Jadi pemagangan yang benar-benar sistematis,” ujar Hanif saat sahur bersama pengusaha Apindo DPP Riau, Sabtu (19/5).
Hanif memberi contoh bagusnya sistem pemagangan di Toyota. Hanif menilai, sistem Toyota lebih efisien dari segi biaya dibanding merekrut fresh graduate karena dari sisi pengembangan kemampuan (skill) jauh lebih cepat.
“Anak-anak menjadi memiliki skill luar biasa karena mereka menjalani pemagangan yang benar bukan hanya sekedar disuruh bikin kopi dan foto copy,” ungkap Hanif.
Saat ini pemerintah sudah memiliki Komite Vokasi Nasional yang anggotanya terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha, dan perguruan tinggi. Hanif berharap konsep pemagangan yang ada di pusat bisa diadopsi di daerah.
“Jika ini bisa dikembangkan di daerah, kita juga bisa buat skema-skema pemagangan di sini. Sektor industrinya apa saja. Mungkin pariwisata, perhotelan, atau perkebunan tapi pola dan sistemnya harus jelas.
Kalau kita tidak melakukan ini akan sulit mendapatkan tenaga kerja skill di masa depan,” ucap Hanif.
“Presiden Jokowi sudah memberikan tambahan anggaran ke Kemanker sebanyak 3,1 triliun khusus untuk program pelatihan. Jadi ini untuk membantu penyediaan tenaga kerja skill. Investasi pemerintah ditambah magang tentu akan baik,” sambung Hanif.
Kemnaker bersama Kementerian Perindustrian juga sedang mengusulkan pemberian insentif kepada dunia usaha yang ikut investasi SDM.
“Ini dilakukan dalam rangka mendorong perusahaan untuk semakin berminat investasi SDM,” pungkas Hanif.