Berempat.com – Para pengusaha semen yang tergabung dalam Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menargetkan ekspor semen dan clinker dapat tembus 7 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan realisasi ekspor pada tahun lalu sebesar 5,7 juta ton. Sementara di tahun 2017 ekspor semen hanya di angka 2,9 juta ton.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor semen dari Indonesia pada 2018 berhasil tumbuh 84,51% secara year-on-year (yoy), menjadi US$237,74 juta.
Ekspor menjadi fokus bagi industri semen nasional mengingat masih terjadinya oversupply dalam negeri.
“Tahun ini kelebihan pasokan kami perkirakan masih akan terjadi, apalagi dengan adanya pabrik baru di Sulawesi Utara yang kapasitas produksinya diperkirakan mencapai 2 juta ton. Dengan demikian, ekspor menjadi solusi bagi kami untuk meningkatkan konsumsi semen,” ujar Ketua Umum ASI Widodo Santoso, Senin (4/3).
Untuk tahun ini, Widodo memperkirakan produksi semen nasional akan tumbuh mencapai 110 juta ton. Sementara proyeksi permintaan dari dalam negeri hanya 75 juta ton. Karena itulah ekspor menempati target lebih tinggi sebagai solusi. Apalagi para pelaku sektor tersebut dinilai agresif untuk mencari pasar di luar negeri.
Beberapa negara tujuan ekspor semen produksi Indonesia yang selama ini tercatat ialah Australia, Bangladesh, Sri Lanka, Papua Nugini, Filipina, Mauritius, Timor Leste, serta beberapa negara di Benua Afrika.
Selain itu, Indonesia juga menyasar pasar baru yang sedang dikembangkan untuk tujuan ekspor, yaitu China. Menurutnya, sudah ada beberapa perusahaan yang menyasar China karena di sana permintaan untuk proyek properti dan infrastruktur cukup tinggi.
Dia pun berharap dengan adanya sejumlah perjanjian dagang dan ekonomi komprehensif yang dilakukan oleh Indonesia, ekspor semen pun dapat digenjot. Apalagi pasar ekspor di negara Asia Selatan dan Afrika sangat menjanjikan.
Widodo sendiri menegaskan bahwa peningkatan ekspor semen sangat dibutuhkan di tengah masih rendahnya serapan dalam negeri. Sepanjang tahun lalu, serapan semen di pasar domestik hanya tumbuh 4,9% menjadi 69,51 juta ton.
Permintaan semen pun masih terkonsentrasi di kawasan Indonesia bagian barat seperti Sumatra dan Jawa, yaitu sebesar 74% dari total produksi semen nasional. Sisanya, permintaan tersebar di Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.