Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya angkat bicara terkait gejolak yang terjadi di bursa saham Indonesia. Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam hingga 5%, yang menyebabkan sistem perdagangan dihentikan sementara (trading halt). Setelah perdagangan kembali dibuka, IHSG terus mengalami tekanan hingga anjlok 7% ke posisi 6.084.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa gejolak di bursa saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global maupun domestik. Khusus untuk sentimen dari dalam negeri, ia menegaskan bahwa kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap dalam pengawasan ketat dan dikelola dengan baik.
“Setiap pergerakan saham, terutama yang berkaitan dengan BUMN, tentu menjadi perhatian kami. Kami memastikan bahwa BUMN terus dikelola secara profesional dan transparan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers terkait lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (18/3/2025).
Kepastian Pengelolaan BUMN dan Danantara
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyoroti pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Menurutnya, transparansi dan profesionalisme dalam pengelolaan BUMN serta Danantara menjadi prioritas utama, sehingga publik dan investor mendapatkan kejelasan mengenai operasional serta strategi investasi yang akan dijalankan.
“Prinsip pengelolaan yang baik dan bertanggung jawab harus diterapkan. Oleh karena itu, manajemen BUMN wajib memberikan penjelasan kepada masyarakat agar kepercayaan tetap terjaga,” tambahnya.
Terkait isu yang menyebutkan dirinya akan mundur dari jabatan Menteri Keuangan, Sri Mulyani menepis kabar tersebut. Ia menegaskan bahwa dirinya masih menjalankan tugas untuk mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bersama tim Kementerian Keuangan.
“Saya tegaskan, saya tetap di sini menjalankan tugas saya. Saya bersama tim Kemenkeu akan terus bekerja menjaga stabilitas keuangan negara dan memastikan tujuan pembangunan nasional tetap tercapai,” tegasnya.
Pada penutupan perdagangan sesi sore, IHSG masih berada di zona merah. Indeks ditutup melemah 3,84% ke level 6.223,39. Meski masih dalam tren penurunan, angka ini sedikit lebih baik dibandingkan koreksi yang terjadi pada sesi pertama.