Top Mortar Gak Takut Hujan
Home Bisnis Rupiah Kembali Menguat, Prospek Suku Bunga The Fed Menjadi Sorotan

Rupiah Kembali Menguat, Prospek Suku Bunga The Fed Menjadi Sorotan

0
Rupiah Kembali Menguat, Prospek Suku Bunga The Fed Menjadi Sorotan (Ilustrasi Foto, Dok: ANTARA)

Rupiah kembali menguat pada Kamis, 8 Agustus 2024. Mata uang ini tercatat naik signifikan sebesar 141,5 poin terhadap Dolar AS (USD), meskipun sebelumnya sempat turun sebanyak 145 poin. Rupiah berakhir di posisi 15.893 per dolar AS, naik dari penutupan sebelumnya di level 16.035 per dolar AS.

“Untuk perdagangan besok, rupiah diprediksi akan berfluktuasi namun tetap menguat dengan kisaran Rp 15.820 – Rp 15.920,” ujar Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Di Amerika Serikat, para investor saat ini menghadapi kekhawatiran terkait kemungkinan resesi ekonomi, ditambah dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi dan inflasi yang belum terkendali. Harapan investor juga tertuju pada langkah Federal Reserve (The Fed) untuk segera menurunkan suku bunga acuan.

Harapan Terhadap Penurunan Suku Bunga The Fed

Harapan ini semakin kuat setelah pertemuan mendadak yang dilakukan The Fed pekan lalu, di mana Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan sinyal bahwa penurunan suku bunga mungkin terjadi pada September 2024.

Pernyataan tersebut didukung oleh data pasar tenaga kerja yang dirilis pada Jumat pekan yang sama, yang menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang lemah. Pasar swap sekarang memperkirakan penurunan suku bunga The Fed hingga hampir 50 basis poin pada September 2024.

“Peran dolar AS sebagai aset safe-haven tradisional mungkin kembali mendominasi jika pasar terus bergejolak atau terjadi peningkatan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Selain itu, fenomena Trump trade, di mana dana dialihkan ke aset seperti dolar AS atau Bitcoin yang dianggap diuntungkan oleh kebijakan fiskal yang lebih longgar dan tarif yang lebih tinggi, bisa muncul kembali jika Donald Trump terpilih lagi sebagai Presiden AS,” tambah Ibrahim.

Di sisi lain, di Asia, hasil rapat Bank of Japan yang dirilis pada Kamis (8/8) menunjukkan bahwa para anggota bank sentral Jepang masih melihat peluang untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, dengan target suku bunga mendekati 1% sebagai tingkat yang dianggap netral bagi ekonomi Jepang.

Exit mobile version